
Sehat
Merawat Bekas Luka di Rumah
Mengaplikasikan povidone-iodine akan membantu mengurangi kemungkinan aktivasi spora bakteri,
Bekas luka yang menetap di kulit mungkin membuat sebagian orang merasa terganggu. Penyebabnya bisa beragam, mulai dari tergores, cedera, atau akibat jahitan. Apa pun pemicunya, seseorang pasti ingin membuat bekas luka tidak bertahan lama.
Untuk meminimalisasi pembentukan bekas luka, kita perlu mengatasi penyembuhan luka, yang merupakan proses yang kompleks. Ada tiga fase utama dalam pembentukan itu, yakni peradangan, proliferasi, dan renovasi. Ketiganya diatur oleh bahan kimia yang memberi sinyal pada tubuh khusus yang bekerja pada lapisan kulit.
Profesor dermatologi di Bond University, Australia, Michael Freeman, menjelaskan, sebagian besar pembentukan bekas luka terjadi dalam enam bulan pertama setelah cedera. Fase pertama, yakni peradangan, terjadi untuk menghilangkan bakteri dan membawa suplai darah.
Idealnya, bakteri akan dikeluarkan dari kulit jika sudah diantisipasi adanya luka, seperti sebelum operasi. Membersihkan luka untuk menghilangkan bakteri dan spora bakteri penting untuk penyembuhan dan harus dilakukan dalam waktu dua jam setelah cedera.

"Bekas luka bisa menjadi sangat gelap dibandingkan dengan bagian kulit lainnya dan sinar ultraviolet adalah faktor utama yang dapat dicegah," ujar Freeman, dikutip dari laman ABC News, Senin (23/1/2023).
Mengaplikasikan povidone-iodine akan membantu dalam mengurangi kemungkinan aktivasi spora bakteri. Reaksi alami tubuh di fase ini meliputi pembentukan hidrogen peroksida. Sayangnya, aplikasi eksternal dari antiseptik alami dapat memperlambat penyembuhan luka.
Larutan antiseptik lemah yang mengandung perak, dengan saran yang tepat dari dokter atau apoteker, juga dapat memperbaiki pembentukan bekas luka. Selanjutnya, ada fase proliferasi, yakni saat sel-sel pembuluh darah, sel-sel epidermis, dan fibroblas berkembang biak.
Fibroblas merupakan sejenis sel yang membantu membuat kolagen untuk menopang jaringan ikat dan menyebabkan kontraksi bekas luka, sehingga dapat "mengerutkan" kulit. Itu sebabnya bekas luka cenderung berwarna putih dan sedikit berkilau setelah kemerahan mereda.
Kolagen, protein tubuh paling melimpah yang membantu membuat kulit kuat, terus diproduksi dan "dipecah" oleh tubuh. Hal ini dapat memiliki efek berkelanjutan pada munculnya luka matang setidaknya selama enam bulan setelah pembentukan bekas luka.
Berikutnya adalah fase renovasi. Pembentukan bekas luka hipertrofik (yang terangkat di atas permukaan kulit, tetapi berkurang perlahan) atau bekas luka keloid (yang menyebar di luar lokasi cedera dan tidak berkurang kemudian) lazimnya ditentukan secara genetik dan terkait dengan jenis cedera dan perawatan lukanya.
Untuk luka yang bersih dan tidak terinfeksi, Freeman menganjurkan pengaplikasian hidrogel, polimer yang mempertahankan kelembapan dan tidak larut, guna mempercepat penyembuhan. Syaratnya, tidak boleh ada infeksi pada luka.
Gel luka yang mengandung antiseptik dan pengawet sebaiknya dihindari jika terjadi alergi, karena antiseptik dapat memperlambat penyembuhan. Bekas luka bisa ditutup dengan pembalut silikon, gel, atau lembaran selama mungkin.
Bagi yang rentan terhadap jaringan parut, ada alternatif formulasi Zatamil Hydrogel yang dijual bebas dan dapat digunakan sekali sehari selama satu pekan, lalu jeda satu pekan kemudian. Gunakan di bawah silikon untuk membantu mengurangi bekas luka lebih lanjut. Bisa juga dengan tambahan krim pemudar.
Menjaga bekas luka tetap lembap dengan minyak lebih sulit dibandingkan dengan silikon, tetapi dapat mengurangi bekas luka berlebih. Terakhir, hindari paparan sinar matahari yang berlebihan pada bekas luka.
Sebagian besar pembentukan bekas luka terjadi dalam enam bulan pertama setelah cedera.MICHAEL FREEMAN, Profesor dermatologi di Bond University, Australia.
Saudi Sepakat Impor Makanan dari RI untuk Jamaah Haji
RI ingin memperkuat kerja sama perdagangan dengan negara-negara Arab.
SELENGKAPNYAMeluruskan Mitos Kopi dan Kejang Bayi
Sampai saat ini tidak ada bukti ilmiah yang menyatakan kalau kopi itu bisa mencegah kejang.
SELENGKAPNYAMitos Bayi dan Asupan Kopi
Survei di Amerika Serikat menunjukkan, sebagian orang tua berbagi kopi dengan bayi dan balita.
SELENGKAPNYA