Hikmah
Pola Distribusi Rezeki
Allah SWT telah telah menerapkan pola distribusi dan pembagian rezeki.
Oleh Ahmad Agus Fitriawan
OLEH AHMAD AGUS FITRIAWAN
Sebagai Muslim, kita percaya bahwa apa pun yang terjadi di dunia, kebaikan atau keburukan, semua itu menjadi qudrat dan iradat Allah SWT. Semua sudah diatur sedemikian rupa oleh-Nya.
Termasuk persoalan rezeki. Jangan pernah putus asa dan frustrasi saat mengalami kesulitan rezeki. Yakinlah bahwa rezeki kita berada dalam tanggungan Allah SWT.
Selama kita masih bernapas, selama itu pula rezeki kita masih ada dan pasti sampai ke tangan kita. Karena Allah SWT telah telah menerapkan pola distribusi dan pembagian rezeki. Kita tinggal yakin dan berusaha menjemputnya.
Jangan pernah putus asa dan frustrasi saat mengalami kesulitan rezeki. Yakinlah bahwa rezeki kita berada dalam tanggungan Allah SWT.
Pertama, pola jatah. Semua makhluk yang ada di jagat raya ini sudah mempunyai jatah rezeki masing-masing, tidak akan mungkin tertukar antara satu dengan yang lainnya. Allah SWT berfirman, “Tidak ada yang melata di atas bumi, melainkan Allahlah yang akan menaggung rezekinya” (QS Hud [11]: 6).
Kedua, pola tambahan. Allah SWT memberikan rezeki tambahan ini kepada hamba-Nya yang pandai bersyukur atas jatah rezeki yang telah Allah berikan kepadanya. Kepastian ini ditegaskan oleh Allah SWT dengan firman-Nya, “Jika kamu bersyukur atas nikmat-Ku, pasti akan kutambah, tetapi jika kamu kufur, azab-Ku pasti sangat pedih” (QS Ibrahim [14]: 7).
Ketiga, pola bekerja. Siapa pun yang mau berusaha dan bekerja pasti diberi oleh Allah SWT. Tidak ada usaha yang sia-sia. Ada usaha, ada hasil.
Allah SWT berfirman, “Dan tidaklah manusia itu memperoleh sesuatu kecuali atas apa yang dia usahakan.” (QS an-Najm [53]: 3). Siapa pun yang ingin mengubah nasib dirinya termasuk ingin menambah rezekinya, maka ia harus rajin bekerja dan berusaha.
Allah SWT tegaskan dalam surah ar-Ra’du ayat 11 bahwa, “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, sehingga kaum itu sendiri yang berusaha mengubah nasibnya”.
Keempat, pola pelipatgandaan. Adalah seseorang yang bersyukur atas rezeki yang diterimanya tidak sekadar dengan ucapan lisan saja. Akan tetapi ditindaklanjutinya dengan mengeluarkan sebagian dari rezeki itu, baik berupa infak, sedekah, hadiah, maupun zakat.
Orang seperti inilah yang akan mendapatkan tambahan rezeki dari Allah SWT dengan jumlah yang berlipatganda. (QS al-Baqarah [2]: 261).
Kelima, pola kejutan. Allah SWT bukan saja kuasa melipatgandaan rezeki seseorang, tapi juga sanggup memberikan kejutan bagi siapa yang dikehendaki-Nya. Ada dua cara yang dapat ditempuh untuk memperoleh kejutan ini dari Allah SWT, yaitu dengan meningkatkan kualitas takwa kepada Allah SWT (QS at-Talaq [65]: 2-3) dan memperbanyak istighfar.
Orang yang bertobat kepada Allah SWT dengan cara memperbanyak mengucapkan istighfar, akan diganjar oleh Allah SWT dengan tiga hal.
Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, “Barang siapa yang membiasakan beristighfar, maka Allah akan memberikan jalan keluar dari tiap-tiap kesempitan yang dialaminya, akan memberikan kegembiraan dari setiap kesedihannya, dan akan mengaruniai reseki dari arah yang tidak pernah disangkanya." (HR Abu Dawud).
Wallahu a'lam.
Kue Keranjang, Si Manis yang Legendaris
Suguhan kue keranjang saat Imlek memiliki makna kesatuan keluarga dan peningkatan rezeki.
SELENGKAPNYAPengertian Wasathiyah Secara Bahasa dan Maknawi
Pengertian wasathiyah berkaitan dengan firman Allah mengenai ummatan wasathan.
SELENGKAPNYAAdab Sebagai Siswa/Orang Tua dan Lembaga Pendidikan
Aktivitas mulia yang dikelola lembaga pendidikan bersama siswa/orang tua harus dibingkai dengan adab.
SELENGKAPNYA