Hikmah hari Ini | Republika

Hikmah

Kehidupan Surgawi

Setiap manusia mendambakan kehidupan surgawi.

Oleh ABDUL SYUKKUR

 

OLEH ABDUL SYUKKUR

Setiap manusia mendambakan kehidupan surgawi, kehidupan yang penuh dengan kenikmatan, penuh dengan kebahagiaan, dan penuh dengan berbagai kesenangan hidup lainnya. Memang benar, kenikmatan surga yang hakiki tidak terlihat oleh mata, tidak terdengar oleh telinga, dan tidak terbersit oleh hati.

Begitupun kenyataan bahwa tidak seorang pun yang bisa menikmati semua kesenangan surga hakiki itu kecuali setelah mengalami kematian, melewati alam kubur, melintasi padang Mahsyar, melewati hisab (penghitungan amal), dan meniti shirat (titian), baru sampai ke surga jika selamat.

Namun demikian, dalam Alquran, Allah SWT telah memberikan beberapa gambaran gaya hidup ahli surga. Di antaranya dalam surah al-Hijr.

 
Di dalam Alquran, Allah SWT telah memberikan beberapa gambaran gaya hidup ahli surga.
 
 

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam surga, di dekat pancaran mata air yang mengalir. Dikatakan pada mereka, 'Masuklah ke dalamnya dengan sejahtera dan aman.' Kami lenyapkan segala rasa dendam yang berada dalam hati mereka; mereka merasa bersaudara, duduk berhadap-hadapan di atas dipan-dipan, tidak merasa lelah di dalamnya, dan mereka sekali-sekali tidak akan dikeluarkan darinya." (QS al-Hijr [15]: 45-48).

Pada ayat di atas, Allah SWT menggambarkan beberapa kondisi ahli surga, seperti masuk ke dalam surga dalam keadaan sejahtera dan aman. Artinya, para ahli surga itu hidup dalam kebahagiaan dan merasakan kehidupan yang aman.

Tidak ada kegelisahan yang membuat mereka tidak tenteram, juga tidak ada kekhawatiran dan rasa takut yang membuat mereka merasa tidak aman.

Penduduk surga juga tidak memiliki rasa dendam, karena sumber malapetaka ini sudah dilenyapkan dari hati mereka. Karena itu, tidak akan ada kebencian atau dendam terselubung yang menjadi cikal bakal kehancuran kehidupan seseorang di dalamnya. Semua akan hidup layaknya saudara yang saling mencintai dan saling menyayangi, tidak ada rasa iri, tidak ada rasa dengki, dan berbagai sifat buruk lainnya.

Tidak hanya itu, penduduk surga juga tidak melakukan perbuatan yang sia-sia, apalagi yang menimbulkan dosa. Allah SWT berfirman dalam surah al-Waqi’ah yang artinya, “Mereka tidak mendengar di dalamnya perkataan-perkataan yang sia-sia, tidak pula perkataan yang menimbulkan dosa, akan tetapi mereka mendengar ucapan salam.” (QS al-Waqiah [56]: 25-26).

 
Para penduduk surga saling bertegur sapa dengan sopan dan lembut, perkataan yang benar dan jujur.
 
 

Para penduduk surga saling bertegur sapa dengan sopan dan lembut, perkataan yang benar dan jujur, serta saling menyapa dengan ucapan salam (kedamaian dan keselamatan).

Dengan kondisi lingkungan seperti ini, mereka hidup dengan penuh riang gembira, wajah-wajah indah mereka berseri-seri hasil perpaduan antara kesucian batin dan keindahan ragawi.

Allah SWT berfirman, “Wajah-wajah pada hari itu berseri-seri. Merasa senang (ridha) karena usahanya, di dalam surga yang tinggi, tidak kamu dengar di dalamnya perkataan yang tidak berguna." (QS al-Ghasyiah [88]: 8-11).

Kehidupan surgawi yang hakiki seperti ini akan kita dapatkan kelak di akhirat nanti, tapi, kita bisa membiasakannya dari kehidupan duniawi saat ini dan dari sini.

Wallahu a’lam bishshawab.

Bayangan Hadir Saat Tunaikan Shalat

Bayangan itu datang dari luar atau dari dalam diri sendiri.

SELENGKAPNYA

Tukar Kado dengan Mensyaratkan Harga

Tukar kado dengan mensyaratkan harga ataupun tidak itu dibolehkan.

SELENGKAPNYA

Waktu Terbaik untuk Ibadah

Waktu malam adalah saat yang paling pas untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya