
Jawa Barat
Polairud Antisipasi Kecelakaan di Objek Wisata Perairan
Tujuh daerah dengan objek wisata perairan itu adalah Pangandaran, Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, Karawang, Subang, dan Indramayu.
CIREBON — Objek wisata perairan, seperti pantai, diprediksi akan menjadi salah satu tujuan masyarakat saat momen libur Natal dan tahun baru (Nataru). Pengamanan objek wisata perairan ini pun menjadi perhatian jajaran Polda Jawa Barat (Jabar), termasuk dalam upaya mengantisipasi terjadinya kecelakaan laut.
Personel Direktorat Kepolisian Perairan dan Udara (Polairud) Polda Jabar dikerahkan untuk memantau objek wisata perairan saat momen Nataru. Direktur Polairud Polda Jabar Kombes Pol Arnapi mengatakan, ada 135 personelnya yang akan disebar untuk melakukan pengamanan dan pengawasan di objek wisata perairan yang ada di sejumlah daerah wilayah Jabar. “Mereka disebar di tujuh kabupaten,” kata Arnapi di Markas Direktorat Polairud Polda Jabar, Kota Cirebon, Jumat (23/12).
Tujuh daerah dengan objek wisata perairan itu adalah Pangandaran, Garut, Tasikmalaya, Sukabumi, Karawang, Subang, dan Indramayu. Pada Jumat ini dilakukan gelar pasukan Polairud untuk persiapan pengamanan. Arnapi mengatakan, personel Polairud yang disebar ke berbagai daerah ini sifatnya membantu jajaran polres setempat. Terlebih, pada momen Nataru, yang berbarengan dengan masa libur sekolah, diperkirakan banyak masyarakat yang memilih berlibur ke objek wisata perairan, seperti pantai. “Sedangkan cuaca saat ini cukup ekstrem,” ujar dia.
Karena itu, Arnapi mengatakan, personel tambahan disiagakan untuk membantu petugas keamanan di wilayah. Arnapi pun mengimbau masyarakat yang berlibur di objek wisata perairan agar mematuhi imbauan atau larangan di lokasi. Hal ini ditujukan untuk meminimalkan potensi terjadinya kecelakaan laut. “Misalnya, kalau ada imbauan tidak boleh berenang, tolong dipatuhi,” kata Arnapi.
Kalau ada imbauan tidak boleh berenang, tolong dipatuhi.KOMBES POL ARNAPI Direktur Polairud Polda Jabar
Di Kabupaten Tasikmalaya, Badan Penyelamat Wisata Tirta (Balawista) dan relawan penanggulangan bencana disiagakan untuk mengawasi kawasan wisata pantai saat momen Nataru. Ketua Balawista Kabupaten Tasikmalaya Rahmat Saputra mengatakan, pihaknya mengantisipasi peningkatan kunjungan wisatawan ke kawasan pantai saat momen Nataru.
Upaya pengawasan dilakukan untuk meminimalkan terjadinya kecelakaan. Apalagi, kata dia, ada kabar soal potensi rob di kawasan laut selatan Kabupaten Tasikmalaya. “Kami juga mengimbau wisatawan untuk berhati-hati. Jangan berenang terlalu jauh dan perhatikan rambu,” kata dia.
View this post on Instagram
Dampak angin kencang
Pada Kamis (22/12), dilaporkan terjadi angin kencang yang berdampak terhadap sejumlah bangunan di kawasan pantai wilayah Kecamatan Cipatujah, Kabupaten Tasikmalaya.
Rahmat, yang menjadi relawan penanggulangan bencana Kecamatan Cipatujah, mengatakan, berdasarkan informasi yang diterimanya, kejadian angin kencang itu berdampak terhadap bangunan di kawasan Pantai Sindangkerta, Pantai Pamayangsari, dan di kawasan Pantai Cipatujah juga dilaporkan rusak. “Iya, kemarin (Kamis) ada angin kencang di Kecamatan Cipatujah. Dampaknya ada rumah yang tertimpa pohon di Cipatujah. Di Sindangkerta ada sejumlah warung rusak. Selain itu juga di Pantai Pamayang,” ujar dia.
Ada angin kencang di Kecamatan Cipatujah. Dampaknya ada rumah yang tertimpa pohon di Cipatujah.RAHMAT Relawan Penanggulangan Bencana Kecamatan Cipatujah
Berdasarkan informasi yang diterimanya, Rahmat mengatakan, di kawasan Pantai Sindangkerta dilaporkan ada sekitar tujuh bangunan warga yang mengalami kerusakan akibat angin kencang. Sementara di kawasan Pantai Pamayang dilaporkan ada tiga bangunan yang rusak dan di kawasan Pantai Cipatujah dilaporkan ada sekitar lima unit bangunan yang mengalami kerusakan.
Di kawasan Pantai Sindangkerta, Desa Sindangkerta, Kecamatan Cipatujah, kejadian angin kencang dilaporkan mengakibatkan sejumlah warung warga mengalami kerusakan. Salah satu petugas di Pantai Sindangkerta, Adik Hendiana, menjelaskan, angin kencang itu terjadi pada Kamis petang. Akibat kejadian angin kencang itu, kata dia, sejumlah warung warga yang berada di belakang mes pemerintah daerah mengalami kerusakan pada bagian atapnya. “Total keseluruhan ada sekitar sepuluh unit warung, asbesnya terbang terkena angin,” kata dia, saat dikonfirmasi Republika, Jumat.
Menurut Adik, warung-warung tersebut, selain tempat usaha, juga menjadi tempat tinggal pemiliknya. Lantaran kondisi warung mengalami kerusakan, sejumlah pemiliknya mesti mengungsi sementara. “Sekarang masih mengungsi, kan warungnya tidak bisa ditinggali. Kalau ada hujan, pasti kena. Namun, yang mengungsi hanya empat,” kata Adik.
