
Internasional
Xi Bertemu Pemimpin Negara-Negara Teluk
Xi menyebut hubungan Cina dengan dunia Arab sebagai
DUBAI -- Para pemimpin Arab di Teluk dan Timur Tengah berkumpul di Arab Saudi, Jumat (9/12). Mereka berkumpul untuk menerima kunjungan Presiden Cina Xi Jinping.
Xi dan pemimpin Saudi Raja Salman sepakat untuk menggelar pertemuan pemimpin kedua negara setiap dua tahun sekali. Hal ini diungkap kantor berita Cina, Xinhua. Menurut kantor berita itu, Xi juga bertemu dengan pemimpin militer Sudan Jenderal Abdel-Fattah Burhan.
Pertemuan itu dilakukan setelah kesepakatan diteken pada Senin (5/12) bahwa Sudan akan melakukan peralihan ke pemerintahan transisi yang dipimpin sipil. Namun, tidak ada tenggat waktu ditetapkan. Kesepakatan ini memercikkan kemarahan baru di Sudan, Kamis.
Selama di Saudi, Xi juga bertemu secara bilateral dengan Presiden Mesir Abdel-Fattah el-Sissi dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas di Riyadh. Sedangkan pada Jumat, Xi bertemu Presiden Tunisia Kais Saied dan Perdana Menteri Irak Mohammed Shia al-Sudani dan penguasa Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.
Para utusan Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) menggelar Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) yang dipimpin Putra Mahkota Saudi Pangeran Muhammad Bin Salam (MBS). Di antara para pemimpin GCC terdapat penguasa Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani dan Raja Bahrain Hamad bin Isa Al Khalifa.
Saat pembukaan, MBS menyampaikan sambutan yang memuji Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia. Ia juga terlihat menyambut hangat Sheikh Tamim sebelum pertemuan GCC. Hal ini mungkin tidak terbayangkan dua tahun sebelumnya, saat Qatar didera boikot oleh Bahrain, Uni Emirat Arab (UEA), Mesir, dan Saudi.
GCC terdiri dari Bahrain, Kuwait, Oman, Qatar, Arab Saudi, dan UEA. Pemimpin UEA Sheikh Mohammed bin Zayed Al Nahyan, absen kali ini lalu diwakilkan oleh penguasa Keemiran Fujairah Sheikh Hamad bin Mohammed Al Sharqi.
Xi juga menghadiri KTT Liga Arab pada Jumat. Ia dilaporkan menyebut hubungan Cina dengan dunia Arab sebagai "era baru".
"Cina menantikan kesempatan bekerja sama dengan Arab Saudi dan negara Arab lainnya dengan menjadikan dua KTT menjadi tonggak dalam sejarah hubungan Cina-Arab dan Cina-GCC, dan membawa hubungan tersebut ke tahap yang lebih tinggi," kata Kementerian Luar Negeri Cina mengutip Xi.
Tak ikut campur
Cina tergantung pada negara-negara Arab di Teluk, khususnya Saudi. Cina mengimpor miliaran dolar AS minyak mentah Saudi untuk menggerakkan perekonomian negaranya.
Dalam pernyataan bersama yang sedemikian panjang Cina dan Saudi pada Jumat, disebutkan ketegasan akan pentingnya stabilitas pasar global dan kolaborasi bidang energi, sambil meningkatkan penggunaan energi selain minyak. Hal lain yang disasar adalah meningkatkan kerja sama nuklir untuk kepentingan damai.
"Kedua pihak menegaskan bahwa kami akan terus mendukung kepentingan satu sama lain." kata pernyataan pers, Kamsis.
Cina dan Saudi juga bertekad meningkatkan kerja sama dan menekankan prinsip kedaulatan dan sikap tidak mencampuri urusan dalam negeri satu sama lain. Keduanya juga menyetujui penyelesaian damai dalam konflik Ukraina. Saudi juga menyatakan mendukung kebijakan "Satu Cina".
AS masih mempertahankan keberadaan pangkalan militernya dan puluhan ribu tentara AS di Timur Tengah. Namun, negara Teluk Arab merasa bahwa titik perhatian AS sudah beralih ke tempat lain, setelah perang di Afghanistan dan Irak usah.

Sebelumnya dilaporkan, pada Rabu (7/12) malam telah dilakukan penandatanganan 34 kesepakatan investasi Cina dan Saudi. Salah satu kesepakatan adalah kerja sama yang melibatkan perusahaan teknologi Huawei dalam komputasi awan, pusat data, dan fasilitas teknologi tinggi lainnya.
Sebelumnya Amerika Serikat (AS) telah mengingatkan sekutunya di Teluk Arab mengenai risiko kerja sama dengan Huawei atas kekhawatiran terjadi penyadapan. AS keberatan jika sekutu-sekutunya di Teluk Arab menggunakan teknologi Cina. Huawei berpartisipasi pembangunan jaringan 5G di sebagian besar negara Teluk meski AS sudah memberi peringatan risiko keamanan.
Sementara MBS kembali ke panggung dunia setelah pembunuhan wartawan Jamal Khashoggi. Saudi juga menentang desakan AS untuk membantu mengisolasi Rusia karena Saudi mencoba mengarahkan kemudi negaranya di tengah dunia yang terpolarisasi, dengan menyesuaikan kepentingan ekonomi dan keamanan negaranya.
Sebagai upaya menguatkan citra internasionalnya, MBS dan Uni Emirat Arab mengatakan ia dan presiden UEA turut memediasi upaya pembebasan atlet basket AS Brittney Griner. Untuk ditukar dengan tahanan asal Rusia.
Luis Enrique Bakal Tinggalkan Tim Matador
Spanyol tidak tampil menjanjikan saat Piala Dunia 2022 Qatar berlangsung.
SELENGKAPNYAOmbudsman: Impor Beras Harus Sesuai Aturan
Pemerintah perlu memperhatikan penetapan waktu impor agar tak merugikan petani.
SELENGKAPNYA