Meredam Dampak Guncangan Global | Republika, Ilustrasi Daan Yahya

Liputan Khusus

Meredam Dampak Guncangan Global

Cukupkah hanya dengan berhati-hati? Tentu saja tidak.

OLEH IRFAN JUNAIDI

Semua kepala negara sedang pusing. Begitu kalimat pembuka yang disampaikan oleh Presiden Joko Widodo ketika memberikan sambutan pada Pertemuan Tahunan Bank Indonesia, Rabu (30/11). Ungkapan itu disampaikan untuk menggambarkan benak para kepala negara yang ikut dalam pertemuan puncak G-20 di Bali 15-16 November 2022.

Ini terjadi karena situasi global penuh dengan ketidakpastian. Prediksi atau proyeksi ekonomi pun menjadi sulit dilakukan. Karena itulah Presiden Jokowi dalam kesempatan tersebut berulang kali menyampaikan pesan agar semua pihak berhati-hati. Peringatan untuk berhati-hati ini pun menjadi sangat penting untuk memastikan roda perekonomian nasional bisa terkelola lebih baik.

 

 

Kondisi perekonomian Indonesia per Kuartal III 2022 menunjukkan angka yang menggembirakan, yakni 5,72 persen. 

 

 
 

Secara statistik terlihat kondisi perekonomian Indonesia per kuartal III 2022 menunjukkan angka yang menggembirakan, yakni 5,72 persen. Peringatan untuk berhati-hati tersebut jelas diarahkan agar pertumbuhan tersebut bisa terjaga. Apalagi siklus yang terjadi selama ini menunjukkan bahwa di akhir tahun, pertumbuhan biasanya melambat dibanding kuartal sebelumnya.

Kali ini kondisinya tidak normal. Ekonomi global sedang tidak baik-baik saja. Tentu kecenderungan perlambatan ekonomi di akhir tahun menjadi jauh lebih berpeluang terjadi. Sehingga prinsip kehati-hatian dalam konteks ini menjadi sangat diperlukan agar dampak dari guncangan ekonomi global bisa termitigasi lebih baik.

Cukupkah hanya dengan berhati-hati? Tentu saja tidak. Kerja sama dengan bangsa-bangsa lain menjadi faktor yang sangat penting dalam menghadapi kemungkinan terburuk dari situasi perekonomian global. Semangat kebersamaan ini pula yang sebenarnya muncul dalam pertemuan puncak G-20. Dengan semangat kebersamaan, beban yang mengancam pun bisa diantisipasi dengan melibatkan banyak pihak.

Posisi Indonesia kali ini sangat strategis untuk menjadi pihak kunci dalam merajut kebersamaan menghadapi situasi global. Pendekatan yang intensif menjadikan posisi Indonesia tidak dibaca sebagai pendukung satu blok tertentu. Sebagai tuan rumah KTT G-20, Indonesia telah menunjukkan peran pentingnya dalam percaturan global. Potensi ini tentu harus dimanfaatkan dengan maksimal.

Indonesia memiliki banyak peluang untuk ikut menjadi pemain utama dalam perekonomian dunia. Kekayaan resource yang dimiliki membuat Indonesia dipandang sebagai negara yang akan lebih kuat menghadapi ketidakjelasan ekonomi global. Kalimat yang sangat kuat sempat diucapkan Direktur IMF, Kristalina Georgieva. Saat berkunjung ke Indonesia, dia menyebut bangsa ini sebagai titik terang di tengah suramnya situasi global.

Edisi khusus outlook ekonomi ini disajikan Republika untuk memotret situasi tahun depan dari berbagai perspektif. Memang tidak mudah untuk membaca situasi yang penuh ketidakjelasan ini.

Namun demikian, kami sangat berharap sajian ini bisa membuka ruang optimisme bangsa ini. Kami yakin, situasi batin yang penuh optimisme adalah kekuatan penting dalam menghadapi prediksi-prediksi kesuraman di masa mendatang.

Menjaga Pemulihan di Tengah Ketidakpastian Global

APBN akan tetap berperan sebagai shock absorber di tengah potensi pelemahan ekonomi pada 2023.

SELENGKAPNYA

Bisnis Umrah, Akankah Berkilau Lagi?

Didorong motivasi ibadah yang kuat, minat berumrah diyakini akan terus meningkat.

SELENGKAPNYA

Berdamai dengan Pandemi Melalui Dana Bersama

Pandemic Fund diharapkan bisa menjangkau negara berkembang yang membutuhkan.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya