Pedagang beras (Ilustrasi) | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Jawa Timur

Harga Beras Melonjak, Distribusi Diminta Diawasi

Perkembangan harga beras di tingkat produsen menunjukkan tren peningkatan.

SURABAYA -- Harga rata-rata beras di pasaran mengalami kenaikan khususnya di Provinsi Jawa Timur. Melansir data Siskaperbago Pemerintah Provinsi Jawa Timur, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Jatim, Hadi Sulistyo, mengungkapkan, perkembangan harga beras di tingkat produsen pada September hingga November 2022 terus menunjukkan tren peningkatan.

Harga beras kualitas biasa yang biasanya di harga Rp 8.000-Rp 9.000 per kilogram saat ini berada di harga Rp 10.100 per kg. Sedangkan harga beras kualitas premium yang biasanya di harga Rp 9.000- Ro 10 ribu per kg, saat ini berada di harga Rp 11.800 per kg. Di sejumlah pasar di Surabaya, harga beras juga terpantau naik.

Di Pasar Tambahrejo, misalnya, harga beras kualitas biasa bertahan di harga Rp 11 ribu per kg. Sedangkan beras kualitas premium berada di harga Rp 12.500 per kg.

Di Pasar Wonokromo, harga beras kualitas biasa berada di harga Rp 11 ribu per kg. Sedangkan beras kualitas premium Rp 14 ribu per kg. Selanjutnya di Pasar Genteng, harga beras kualitas biasa berada di harga Rp 10.500 per kg. Sedangkan beras kualitas premium di harga Rp 12.500 per kg.

photo
Pedagang beras (ilustrasi). Republika/Abdan Syakura - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Di Pasar Pucang Anom dan Pasar Keputran, harga beras kualitas biasa berada di harga Rp 10.500 per kg. Sedangkan beras kualitas premium di harga Rp 12.500 per kg.

Hadi menjelaskan, kenaikan harga beras ini dipicu oleh kenaikan biaya produksi seperti harga komponen pupuk, pestisida, biaya mekanisasi, kenaikan harga, serta kenaikan variabel cost lainnya. Selain itu, kondisi panen saat ini terbatas, sehingga jumlah pasokan juga terbatas. "Variabel tersebut tentunya sangat memberikan pengaruh terhadap kenaikan harga beras di pasaran," ujarnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, sepanjang 2022, luas panen padi di Jatim mencapai 1,7 juta hektare dengan produksi padi 9,68 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara beras 5,59 juta ton. "Dengan kebutuhan konsumsi per tahun sekitar 3 juta ton, secara kumulatif surplus beras sebesar 2,29 juta ton," kata Hadi.

Perkiraan luas panen padi di Jatim pada November hingga Desember 2022 mencapai 171,46 ribu hektare dengan prakiraan produksi 980,8 ribu ton GKG atau setara 637 ribu ton beras. Adapun kebutuhan konsumsi masyarakat Jatim pada November hingga Desember 2022 diperkirakan 514 ribu ton. "Sehingga masih ada stok yang digunakan untuk mencukupi pasokan di pasar," ujarnya.

Hadi melanjutkan, dari hasil pemantauan petugas Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Jatim maupun Petugas Pelayanan Informasi Pasar di seluruh kabupaten/ kota, produksi beras di masing-masing penggilingan di Jatim, baik untuk skala kecil hingga besar tetap melakukan produksi.

Sebagian besar digunakan untuk memenuhi pasar atau konsumsi masyarakat. "Jadi sampai Desember pun diperkirakan untuk produksi beras dan pasar Jawa Timur terkendali," kata Hadi.

Ekonom Universitas Brawijaya Nugroho Suryo Bintoro meminta pemerintah mewaspadai adanya kenaikan harga sejumlah bahan pokok penting, seiring kenaikan permintaan oleh masyarakat menjelang akhir 2022.

Ia menilai salah satu faktor yang perlu diperhatikan oleh pemerintah adalah terganggunya distribusi bahan pokok penting tersebut akibat faktor cuaca. "Paling utama adalah mengenai rantai distribusi. Faktor cuaca bisa menghambat distribusi karena banjir dan juga adanya potensi gagal panen saat permintaan tinggi," ujarnya.

PT Perindo Libatkan UMKM dalam Rantai Pasok

Perusahaan siap menyerap ikan koperasi atau UMKM yang berniat memasok ikan.

SELENGKAPNYA

Bahana TWC Sarankan Diversifikasi Investasi 

Bahana TCW menggunakan kombinasi analisis top down dengan bottom up.

SELENGKAPNYA

ASDP Optimistis Capai Target Laba

ASDP fokus pada komersialisasi pelabuhan dan optimalisasi kapal.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya