
Khazanah
Gandeng Muhammadiyah, Erick Dorong Kemandirian Umat
BUMN dan Muhammadiyah sepakat untuk mengakselerasi industri obat herbal.
SURAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir menggandeng Muhammadiyah guna mendorong kemandirian umat di sektor ekonomi. Salah satu kerja sama yang digagas mencakup kolaborasi BUMN dan Muhammadiyah untuk mendorong industri obat herbal yang halal dan aman.
Erick mengatakan, BUMN dan Muhammadiyah sepakat untuk mengakselerasi industri obat herbal agar jadi bagian penting dari industri obat nasional. BUMN akan memastikan, obat herbal yang banyak diproduksi oleh unit usaha atau kader Muhammadiyah yang telah lolos kualifikasi agar masuk sebagai salah satu materi yang digunakan oleh rumah sakit.
View this post on Instagram
"Dengan Muhammadiyah tadi kita berbicara bagaimana mengintervensi industri obat herbal yang selama ini banyak potensinya tapi tidak bisa masuk ke rumah sakit atau bisa menjadi bagian dari industri obat nasional," ujar Erick saat menghadiri salah satu rangkaian acara Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah di Surakarta, Kamis (17/11).
Selain industri obat, kerja sama BUMN dan Muhammadiyah juga bergerak di sejumlah sektor. Misalnya, kerja sama di bidang finansial, UMKM, dan lain sebagainya. Menurut Erick, layaknya Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah merupakan pilar penting dalam mendorong bangkitnya ekonomi umat.
Dengan Muhammadiyah tadi kita berbicara bagaimana mengintervensi industri obat herbal yang selama ini banyak potensinya tapi tidak bisa masuk ke rumah sakit.ERICK THOHIR Menteri BUMN
Dia berharap, kerja sama dengan Muhammadiyah ini dapat mendorong tumbuhnya pelaku usaha dari kalangan umat. Hal ini terutama yang terkait dengan pemberdayaan usaha mikro, kecil, dan menengah.
“Sama halnya dengan NU, dengan Muhammadiyah juga kita mendorong kerja sama dengan UMKM. Ini seperti lewat program Pertashop. Saya rasa banyak kader Muhammadiyah yang masuk (program Pertashop). Sedangkan dari finansial kerja samanya dengan BSI," ucap Erick.
Erick menegaskan, ia sangat mendorong agar BUMN terus bersinergi dengan komunitas dan organisasi masyarakat, seperti NU dan Muhammadiyah. Ia berharap, kerja sama ini dapat berjalan efektif serta bermanfaat luas bagi masyarakat yang membutuhkan.

Sementara itu, saat menjadi pembicara dalam acara Muhammadiyah Business and Investment Forum di Hotel Sunan, Surakarta, Kamis, Erick menekankan bahwa ke depan persaingan bisnis tidak hanya bergantung pada sektor sumber daya alam.
Karena itu, bidang digital ekonomi juga perlu dikembangkan. Sebab, hal itu bisa menjadi sumber pendapatan yang signifikan. "Digital ekonomi ini menjadi sumber yang luar biasa. Mulai dari fintech, healthtech, hingga edutech semua menjadi turunannya di situ," terang dia.
Erick juga menyoroti industri halal. Menurutnya, meski warga Indonesia mayoritas umat Islam, namun dalam pangsa pasar halal masih ketinggalan dibanding negara lainnya. "Kita selalu bicara Muslim di Indonesia terbanyak di dunia, benar memang, tapi kalau kita bicara industri halal kita tidak masuk 10 besar. Yang masuk apa? Amerika, Cina, Taiwan, Brasil. Negara yang mayoritas non-Muslim. Jadi ayo coba buka mata kita, buka hati kita, ada yang salah di sana," ujar Erick.
Ia menjelaskan, sejatinya jika dilihat dari potensi ekonomi syariah maka angkanya luar biasa. Namun, hanya jaringannya yang belum dimaksimalkan. "Kalau kita lihat footprint dari ekonomi syariah, angkanya luar biasa, yang belum maksimal jaringan konsumtifnya, titik-titiknya sudah ada, tapi belum dikonsolidasi, belum dimaksimalkan. Kalau kita bicara yang namanya industri halal, sisir dulu mau memulai dari mana, jangan palugada," ujar Erick.
Masjid Rancangan Ridwan Kamil di Gaza Dibuka
Biaya kebutuhan pembangunan masjid ini mencapai Rp 20 miliar.
SELENGKAPNYAKetua MPR: Perdamaian Butuh Komitmen
Visi World Peace Forum sejalan dengan visi Muktamar Muhammadiyah.
SELENGKAPNYAMenyusuri Akar Peradaban Budaya Flexing
Teknologi adalah pendorong perubahan yang paling cepat.
SELENGKAPNYA