Foto Lansiran Coast Guard Filipina menunjukkan upaya evakuasi terkait dampak Badai Tropis Nalgae di wilayah Zamboanga, di selatan Filipina, Sabtu (29/10/2022) | Philippine Coast Guard via AP

Internasional

Badai Nalgae Tewaskan Puluhan Warga

Diperkirakan, sekitar 80 hingga 100 orang lagi yang telah hanyut terbawa banjir.

MANILA - Terjangan Badai tropis Nalgae, di Filipina, membuat ratusan orang berbondong-bondong lari menuju tempat yang lebih tinggi. Bahkan ada pula warga yang mengubur diri mereka dengan batu.

Hingga Ahad (30/10) Nalgae telah menewaskan sekurangnya 61 orang di delapan provinsi dan satu kota di kepulauan Filipina termasuk Kusiong. Bencana di Kusiong, yang merupakan tempat bagi kelompok etnis minoritas Teduray pun dinilai sangat tragis.

Sebab, lebih dari 2.000 penduduk desanya telah melakukan latihan kesiapsiagaan bencana setiap tahun selama beberapa dekade. Hal ini, dilakukan sebagai persiapan menghadapi tsunami karena sejarah yang mematikan.

Namun, hal ini ternyata tak mampu menghalangi ribuan nyawa yang akhirnya tetap melayang. Sekurangnya 18 jasad, termasuk anak-anak, juga ditemukan oleh tim penyelamat di gundukan berlumpur yang menutupi sebagian besar desa Kusiong, yang berada di provinsi Maguindanao selatan.

photo
Foto Lansiran Coast Guard Filipina menunjukkan upaya evakuasi terkait dampak Badai Tropis Nalgae di wilayah Zamboanga, di selatan Filipina, Sabtu (29/10/2022). - (AP)

Juru bicara dan kepala pertahanan sipil pemerintah daerah Naguib Sinarimbo mengatakan, para pejabat khawatir masih ada banyak lagi korban yang akan ditemukan. Diperkirakan, sekitar 80 hingga 100 orang lagi, termasuk seluruh keluarga, yang mungkin telah terkubur oleh banjir atau hanyut di Kusiong antara Kamis malam dan Jumat pagi.

"Mereka tidak siap menghadapi bahaya yang bisa datang dari Gunung Minandar, di mana desa mereka terletak di kaki bukit," kata Sinarimbo. Menurutnya, ketika orang-orang mendengar bel peringatan, mereka berlari dan berkumpul di sebuah gereja di tempat yang tinggi.

“Namun, masalahnya, bukan tsunami yang menggenangi mereka, tetapi air dan lumpur yang turun dari gunung dalam volume besar,” Sinarimbo melanjutkan.

Pada Agustus 1976, gempa bumi berkekuatan 8,1 SR dan tsunami di Teluk Moro melanda pada tengah malam. Akibatnya, ribuan orang tewas dan menghancurkan provinsi di pesisir Filipina, sekaligus tercatat dalam sejarah sebagai bencana alam paling mematikan dalam sejarah di negara tersebut.

photo
Petugas mengevakuasi jenazah yang tersapu banjir bandang akibat Badai Tropis Nalgae di wilayah Datu Odin Sinsuat, Maguindanao, Filipina, Sabtu (29/10/2022). - (AP)

Terletak di antara Teluk Moro dan Gunung Minandar, Kusiong adalah salah satu yang paling terpukul oleh bencana 1976. Desa itu pun tidak pernah melupakan tragedi yang saat itu terjadi.

Penduduk desa tua, yang selamat dari tsunami dan gempa bumi yang kuat, menyampaikan kisah mimpi buruk kepada anak-anak mereka, sambil memperingatkan mereka untuk bersiap-siap. “Setiap tahun, mereka mengadakan latihan untuk mengantisipasi tsunami. Seseorang ditugaskan untuk membunyikan bel alarm dan mereka menunjuk tempat tinggi di mana orang harus lari,” kata Sinarimbo.

Warga desa, kata dia, bahkan diajari suara ombak besar yang mendekat berdasarkan ingatan para penyintas tsunami. "Tapi tidak ada banyak fokus pada bahaya geografis di lereng gunung," katanya.

Sejumlah alat berat, seperti buldoser, backhoe dan payloader, dibawa ke Kusiong pada Sabtu (29/10), dengan lebih dari 100 penyelamat dari tentara, polisi dan sukarelawan dari provinsi lain. Namun mereka tidak dapat menggali di tempat di mana para penyintas mengatakan ada gereja yang tertimbun gundukan lumpur.

photo
Petugas mengevakuasi jenazah yang tertimbun longsor akibat Badai Tropis Nalgae di wilayah Barangay Kushong, Datu Odin Sinsuat, Maguindanao, Filipina, Sabtu (29/10/2022). - (AP)

Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr, menyatakan belasungkawa mendalam atas tingginya korban jiwa dalam pertemuan yang disiarkan televisi dengan para pejabat mitigasi bencana Sabtu. "Kami seharusnya melakukan yang lebih baik. Kami tidak bisa mengantisipasi volume air sebanyak itu, sehingga tidak bisa memperingatkan warga dan kemudian mengevakuasi mereka agar terhindar dari banjir bandang yang akan datang," kata presiden.

Sekitar 20 topan dan badai melanda kepulauan Filipina setiap tahunnya. Negara Asia ini terletak di “Cincin Api” Pasifik, wilayah di sepanjang sebagian besar tepi Samudra Pasifik di mana banyak letusan gunung berapi dan gempa bumi terjadi yang menjadikan negara ini salah satu yang paling rawan bencana di dunia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Sederhana Bukan Berarti Miskin

Pejabat yang kerap menampilkan gaya hidup //hedon// disebabkan kurangnya pemahaman agama

SELENGKAPNYA

Teladan Kesederhanaan dari Pemimpin Islam

Tak sedikit pemimpin Islam yang sukses justru berlaku hidup sederhana.

SELENGKAPNYA

Bersyukur Meski ‘Dihantam’ Sakit

Hakikat syukur adalah menghayati hanya Allah yang memberikan nikmat di alam ini

SELENGKAPNYA