Nusantara
Korban Banjir Lampung Selatan Kembali ke Rumah
Empat orang meninggal akibat terseret banjir di Lampung Selatan.
LAMPUNG SELATAN -- Banjir besar melanda Kabupaten Lampung Selatan, Lampung, dan Kebupaten Majene, Sulawesi Selatan hingga akhir pekan. Sedikitnya empat orang meninggal dunia, puluhan luka-luka, dan ribuan lainnya mengungsi ke tempat yang lebih aman.
Banjir merendam 697 rumah yang ditinggali 697 kepala keluarga di Kecamatan Katibung, Candipuro, dan Sidomulyo, Lampung Selatan sejak Kamis (27/10) akibat hujan lebat di wilayah itu. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lampung Selatan menyatakan, hingga Sabtu (29/10), sebagian warga mulai kembali ke rumahnya masing-masing setelah genangan air mulai surut.
"Alhamdulillah semua titik yang tergenang air karena banjir sekarang mulai surut dan sebagian warga sudah pulang ke rumahnya dari pengungsian," kata Kepala BPBD Lampung Selatan, Dulkahar di Lampung Selatan, Sabtu.
Ia mengatakan, sejauh ini warga yang terdampak banjir dalam keadaan sehat dan tidak ditemukan adanya penyakit yang dapat membahayakan jiwa mereka. Para pengungsi hanya merasa gatal-gatal dan sudah ditangani dengan baik oleh tim kesehatan yang sejak kejadian telah diterjunkan. Hanya saja, banjir memakan korban jiwa empat orang.
Dua di antara korban adalah remaja asal Desa Sukamaju, Sidamulya. Pada, Kamis (27/10/2022), kedua korban bermain di gubug persawahan. Banjir menyapu keduanya saat turun menuju sungai. "Laporan korban meninggal dunia ada empat orang dan semua jenazahnya sudah ditemukan," kata dia.
Plt Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari mengatakan, selain memakan korban jiwa, banjir di Lampug Selatan itu menyebabkan dua rumah rusak berat dan dua rumah rusak sedang. Kemudian, satu rumah ibadah dan dua jembatan rusak serta dua titik tanggul jebol.
Menurut dia, sejak kejadian, tim gabungan terus berpatroli untuk monitoring, melakukan pendataan lebih lanjut, dan bergotong-royong membersihkan puing. "Adapun kondisi saat ini air masih menggenangi di beberapa titik dan cuaca terpantau mendung berawan," ujarnya, Sabtu (29/10).
Banjir besar juga melanda Kecamatan Banggae, Kecamatan Banggae Timur, dan Kecamatan Pemboangan, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat pada Kamis (27/10). BNPB melaporkan lebih dari 1.000 warga terpaksa mengungsi ke tempat kerabat yang lebih aman.
"Sebanyak 1.000 kepala keluarga dan 1.000 unit rumah warga terdampak banjir dengan ketinggian muka air antara 20 hingga 80 sentimeter," kata Muhari. BPBD Kabupaten Majene dan tim gabungan hingga akhir pekan masih melakukan penanganan bencana.
Banjir mendominasi
BNPB mengatakan, banjir mendominasi bencana di Indonesia pada periode 1 Januari hingga 29 Oktober 2022. Data BNPB per Sabtu (30/10), tercatat sebanyak 3.027 kejadian bencana, 1.238 peristiwa di antaranya adalah banjir. Kemudian, cuaca ekstrem sebanyak 931 kejadian, tanah longsor 562 peristiwa, kebakaran hutan dan lahan 248 kejadian, gelombang pasang dan abrasi 22 peristiwa, gempa bumi erupsi gunung api sebanyak 22 kejadian, dan kekeringan empat peristiwa.
Akibat bencana tersebut, 198 orang meninggal dunia, 31 orang hilang, 832 luka-luka, dan 3.903.947 orang menderita dan mengungsi. Bencana tersebut menyebabkan 5.342 rumah rusak berat, 5.688 rumah rusak sedang, dan 21.677 rumah rusak ringan.
Sebanyak 917 fasilitas umum rusak. Rinciannya, 520 fasilitas pendidikan, 321 fasilitas peribadatan, dan 76 fasilitas kesehatan, 140 kantor, dan 270 jembatan.
Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto mengimbau pemerintah daerah dan masyarakat terus meningkatkan kesiapsiagaan, khususnya yang berada di wilayah rawan bencana, seperti masyarakat yang tinggal di sekitar daerah aliran sungai.
"Masyarakat di sekitar lereng dan dataran rendah, jika terjadi hujan lebih dari satu jam, kemudian jarak pandang 50 meter tidak terlihat, segera keluar rumah, tinggalkan tempat dan cari lokasi aman dan lebih tinggi," kata dia, Jumat (28/10). n antara ed: ilham tirta
FAKTA ANGKA
- 3.027
Jumlah bencana hingga 29 Oktober 2022.
- 229
Korban meninggal dunia dan hilang
sumber: BNPB
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Sederhana Bukan Berarti Miskin
Pejabat yang kerap menampilkan gaya hidup //hedon// disebabkan kurangnya pemahaman agama
SELENGKAPNYATeladan Kesederhanaan dari Pemimpin Islam
Tak sedikit pemimpin Islam yang sukses justru berlaku hidup sederhana.
SELENGKAPNYA