
Fatwa
Maulid Nabi dalam Kacamata Ibnu Taimiyah
Ibnu Taimiyah tak menolak ekstrem maulid
Dalam konteks peringatan Maulid Nabi SAW, Ibnu Taimiyyah sebenarnya tak menolak secara ekstrem. Menurut Ibnu Taimiyyah, sebagian orang yang melaksanakan maulid memperoleh ganjalan atas ijtihad dan kecintaan mereka terhadap Rasulullah.
Menurut dia, terdapat aktivitas yang mencakup kebaikan dari apa yang telah disyariatkan. Sebagian kegiatan itu, ada yang memiliki unsur kejelekan, baik berupa bidah maupun lain-lainnya. Dalam konteks kegiatan yang mengandung unsur kejelakan ini, kegiatan tersebut dinilai buruk karena menjauhkan umat dari agama secara umum seperti tingkah laku kaum munafik atau fasik.
Sebagian besar umat pada masa sekarang banyak yang terserang gejala ini, papar Ibnu Taimiyyah. Karena itu, ia menawarkan dua solusi dan nasihat dasar yang mesti diperhatikan dan dipatuhi umat saat ini.

Pertama, kata Ibnu Taimiyyah, hendaknya berpegang teguhlah pada Sunah, baik lahir maupun batin untuk diri sendiri dan masyarakat. Tegakkanlah hal yang makruf dan jauhilah hal yang mungkar.
Kedua, menurut dia, perlunya mengajak umat kembali ke Sunah sebisa mungkin. Apabila melihat sesama yang melakukan kemungkaran, jangan biarkan dia meninggalkan kemungkaran dan beralih kepada hal mungkar lainnya yang lebih berbahaya. Akan tetapi, apabila dalam bidah terdapat hal kebajikan, gantilah dengan kebajikan yang disyariatkan sebisa mungkin.
Kecondongan jiwa tidak akan meninggalkan sesuatu kecuali ada pengganti dan tidak patut bagi siapa pun berpaling dari kebaikan, kecuali minimal dengan kebaikan serupa atau jauh lebih baik, ungkap Ibnu Taimiyyah.
Akan tetapi, terkhusus perayaan Maulid, papar Ibnu Taimiyyah, kegiatan yang dilakukan secara rutin oleh sebagian kalangan memiliki nilai kebajikan yang besar karena tujuannya. Ritual maulid tak lain bertujuan untuk mengagungkan Rasulullah meskipun nilai kebajikan itu jarang terbaca oleh mereka yang melihatnya.
Kegiatan yang dilakukan secara rutin oleh sebagian kalangan memiliki nilai kebajikan yang besar karena tujuannya
Ibnu Taimiyah
Karenanya, berkaca pada ijtihad Imam Ahmad bin Hanbal ketika itu terkait dengan pembiayaan pembuatan mushaf yang jumlahnya mencapai seribu dinar oleh sejumlah sejumlah pejabat, dia memberikan keleluasaan.
Padahal berdasarkan mazhabnya, hukum menghambur-hamburkan dana untuk mushaf adalah makruh. Tetapi, karena dia melihat ada sisi kebaikan yang terdapat di dalamnya, ada sedikit toleransi.
Disadur dari Harian Republika Edisi Ahad 13 Februari 2011
Pesta Orkestra Empat Rasa Ala Amadeus
Musik yang dihadirkan sudah pasti iramanya familiar di telinga anak muda
SELENGKAPNYAAnak-Anak Turut Jadi Korban
Menurut H, ada sejumlah anak-anak yang ikut menyelamatkan diri di warungnya.
SELENGKAPNYALakukan Evaluasi Menyeluruh
Komas HAM menyatakan tragedi di Stadion Kanjuruhan sebagai tragedi kemanusian.
SELENGKAPNYA