
Geni
Pesta Orkestra Empat Rasa Ala Amadeus
Musik yang dihadirkan sudah pasti iramanya familiar di telinga anak muda
OLEH RAHMA SULISTYA
Yayasan Musik Amadeus Indonesia merayakan 30 tahun perjalanannya di pendidikan musik klasik di Tanah Air. Musik klasik mungkin menjadi genre yang memiliki segmen pendengar khusus. Bisa dibilang, tidak semua orang akan langsung cinta pada alunan pertama musik klasik yang didengarnya.
Meski begitu, musik klasik tetap menjadi penyumbang ide para musisi hingga film-film box office. Dalam perayaan 30 tahunnya, Amadeus menampilkan Amadeus Symphony Orchestra bertajuk “Seaside to Countryside” di Usmar Ismail Hall, Jakarta, pada Kamis (29/9).

Konser digelar di bawah pimpinan konduktor Prof Henrik Hochschild. Dia juga merupakan associate concert master Leipzig Gewandhaus Orchestra dan profesor biola di Hochschule für Musik und Theater (HMT) ‘Felix Mendelssohn-Bartholdy’ dari Jerman.
Ada empat rasa berbeda yang diperdengarkan kepada penonton. Musik yang dihadirkan sudah pasti iramanya familiar di telinga anak muda karena serupa dengan musik-musik tertentu. Apalagi juga diramaikan dengan hadirnya 30 siswa SMM Cibinong.
Musik pertama yang diperdengarkan adalah “The Hebrides Overture, Op. 26” karya Felix Mendelssohn Bartholdy (1809-1847). Meski sudah beratus tahun lalu, musik ini tidak asing di telinga karena serupa seperti musik dalam film-film superhero.
Entakan nada di setiap bait, suara cello yang lebih mencolok dan bersemangat, hingga suara timpani yang sesekali diperdengarkan, memberi efek berbeda pada keseluruhan musik. Ini menunjukkan bahwa musik klasik tidak akan lekang oleh masa.
Kedua adalah “Concertino for Clarinet and Orchestra in E Flat Major, Op. 26” karya Carl Maria von Weber (1786-1826) dengan solis clarinet Nino Ario Wijaya. Kali ini, musik memberikan rasa seolah kita berada dalam film animasi yang lucu. Apalagi Nino sempat memainkan nada-nada solo yang unik.
Kemudian ada “Romance for Viola and Orchestra, Op. 85” karya Max Bruch (1838-1920) dengan solis viola Noah Joseph Wimandjaja. Musik seperti ini sering diperdengarkan dalam film-film drama percintaan kerajaan, atau kisah cinta di masa lampau. Noah juga tampak memukau dibarengi dukungan seluruh alat musik.

Terakhir merupakan puncaknya yaitu “Symphony No. 6, 'Pastorale'” karya Ludwig van Beethoven (1770-1827). Inilah tipe musik klasik yang banyak diketahui orang, menghanyutkan, sedikit membuat mata tertutup untuk menikmatinya. Sejak nada pertama, musik sudah membuat tubuh merinding mendengarnya.
Tampak hadir juga musisi Kevin Aprilio bersama sang istri . Dia terlihat sangat antusias ketika musik selesai diperdengarkan hingga mengepalkan tangannya ke atas. Seluruh penonton selalu riuh bertepuk tangan kala selesai menampilkan satu keseluruhan musik. Tepuk tangan hanya dibolehkan ketika musik benar-benar usai. “Kami senang banget Amadeus selalu sukses mengedukasi musik klasik dan musik syhmphonic ke Tanah Air,” kata dia.
Kami senang banget Amadeus selalu sukses mengedukasi musik klasik dan musik syhmphonic ke Tanah Air
KEVIN APRILIO Musisi
Sekolah Musik Amadeus (SMA) yang berada di bawah naungan Yayasan Musik Amadeus Indonesia didirikan oleh Grace Soedargo pada 1992. Sejak itu, SMA telah mendidik ribuan murid dari berbagai usia, dimulai dari usia dua tahun.
SMA menjadi satu-satunya sekolah musik di Asia Tenggara yang berafiliasi dengan sekolah musik di Wina, Austria, yakni Johann Sebastian Bach Musikschule (JSBM). Solis viola Noah Joseph Wimandjaja adalah orang Indonesia pertama yang diterima di universitas MDW, Wina, melalui jalur gifted class JSBM.
"Pendidikan musik sejak dini sangat penting untuk perkembangan anak karena sangat holistik, melatih intelektual, emosi, kemampuan motorik, juga mengembangkan disiplin, penguasaan diri dan kerja sama," kata Grace.
Lakukan Evaluasi Menyeluruh
Komas HAM menyatakan tragedi di Stadion Kanjuruhan sebagai tragedi kemanusian.
SELENGKAPNYADiksi Tuhan
Selain diksi lembut dan tegas, perlu juga dijelaskan adanya diksi Tuhan yang sangat menyengat.
SELENGKAPNYABergembira Bersama di Pestapora
Aksi-aksi Vincent dan Desta membuat suasana pertunjukan makin meriah dengan banyaknya celotehan di sela-sela lagu.
SELENGKAPNYA