Pedagang menyiapkan ayam potong untuk pembeli di salah satu peternakan ayam di Jakarta, Rabu (23/9/2020). | Rivan Awal Lingga/ANTARA FOTO

Ekonomi

Harga Ayam Hidup Masih di Bawah Biaya Produksi

Kejatuhan harga ayam potong akibat pasokan yang masih menumpuk di kandang peternakan.

JAKARTA -- Harga ayam hidup di tingkat peternak masih mengalami kejatuhan di bawah biaya produksi. Sekretaris Jenderal Perhimpunan Insan Perunggasan Rakyat Indonesia (Pinsar) Mukhlis mengatakan, harga ayam hidup di tingkat peternak hingga saat ini masih berada di kisaran Rp 16 ribu per kg hingga Rp 18 ribu per kg.

Sedangkan, harga acuan pembelian/penjualan (HAP) ayam hidup di peternak sebesar Rp 21 ribu per kg-Rp 23 ribu per kg. Sementara itu, biaya produksi pada kisaran Rp 20 ribu per kg. "Kita mengejar ke harga Rp 21 ribu per kg. Saya yang bergelut di lapangan pun sudah tidak tahu harus bagaimana," kata Mukhlis kepada Republika, Selasa (27/9).

Menurut Mukhlis, pada awal September, harga ayam sempat menyentuh level Rp 20 ribu per kg. Namun, itu tak berlangsung lama karena harga kembali jatuh.

photo
Pekerja memberi pakan ayam di Desa Bojong Cae, Lebak, Banten, Sabtu (12/9/2020). - (MUHAMMAD BAGUS KHOIRUNAS/ANTARA FOTO)

Ia menuturkan, harga ayam hidup terendah terdapat di wilayah Jawa Tengah, yakni Rp 16 ribu per kg. Sedangkan, harga ayam hidup di Jawa Barat dan Jawa Timur berada di kisaran Rp 17 ribu per kg-Rp 18 ribu per kg.

Mukhlis menjelaskan, kejatuhan harga ayam potong akibat pasokan yang masih menumpuk di kandang-kandang peternakan. Dia memproyeksikan, surplus produksi ayam September mencapai 71 ribu ton. Sebanyak 60 persen dari surplus itu berada di Jawa.

Mukhlis menyebut Kementerian Pertanian telah mengimbau industri peternakan ayam terintegrasi yang dikelola perusahaan untuk melakukan pemangkasan produksi sesuai kemampuan masing-masing. "Kita sudah berikan masukan kepada Kementan karena kalau tidak ada cutting, panen pada November nanti akan kacau," ujar dia.

Badan Pangan Nasional (NFA) menyampaikan, upaya stabilisasi harga ayam hidup di tingkat peternak terus digenjot melalui aksi penyerapan dengan melibatkan lebih banyak perusahaan perunggasan nasional. Hingga kini, sebanyak lima perusahaan unggas nasional telah melakukan penyerapan sebanyak 15.490 ekor ayam hidup atau sekitar 26 ribu kg dari peternak mandiri skala mikro dan kecil di sejumlah lokasi.

 
Penyerapan itu bertujuan untuk mengembalikan harga ayam hidup ke harga wajar sesuai HAP.
 
 

Kepala Badan Pangan Nasional Arief Prasetyo Adi mengatakan, penyerapan itu bertujuan untuk mengembalikan harga ayam hidup ke harga wajar sesuai HAP. “Aksi ini juga sebagai bentuk komitmen perusahaan integrator dalam melakukan penyerapan ayam hidup milik peternak mandiri mikro dan kecil," ujarnya. 

Berdasarkan catatan Badan Pangan, lima perusahaan yang telah melakukan aksi penyerapan adalah PT Charoen Pokphand Indonesia sebanyak 7.840 ekor atau 12 ribu kg, PT Malindo Feedmill sebanyak 2.560 ekor atau 5.000 kg, PT Super Unggas Jaya sebanyak 1.428 ekor atau 3.000 kg, PT New Hope Indonesia sebanyak 1.742 ekor atau 3.000 kg, dan PT Japfa Comfeed sebanyak 1.920 ekor atau 3.000 kg. Arief menjelaskan, proses itu dilakukan secara business to business (B2B).

“Dalam hal ini, penyerapan kami fokuskan kepada peternak mandiri mikro dan kecil yang mengalami kesulitan jual akibat harga jatuh,” ujarnya.

LPS Waspadai Perlambatan Pertumbuhan DPK

Kenaikan suku bunga deposito akan terbatas karena kondisi likuiditas relatif baik.

SELENGKAPNYA

Cokelat Kembali Melekat

Setelah 12 tahun berpisah, momen bersama kembali bukan hal mudah bagi Cokelat

SELENGKAPNYA

Transformasi Cuap-cuap Jadi Cuan

Hadirnya fitur live shopping adalah game changer dalam dunia belanja daring. 

SELENGKAPNYA