
Internasional
Turki: Indonesia dan Malaysia Lirik Drone Kami
Turki mengakui bahwa Indonesia dan Malaysia menyatakan minat untuk membeli drone bersenjata.
ANKARA -- Turki mengakui bahwa Indonesia dan Malaysia menyatakan minat untuk membeli drone bersenjata dari perusahaan pertahanan Turki, Baykar. Drone buatan Bayktar telah dipasok ke beberapa negara dan memiliki tingkat keberhasilan yang mumpuni di medan perang.
“Banyak negara Asia, terutama Malaysia dan Indonesia, sangat tertarik dengan produk industri pertahanan kita. Kesepakatan sedang ditandatangani,” kata Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu dalam konferensi pers di Tokyo.
Permintaan internasional untuk drone Turki telah melonjak setelah kecanggihan senjata itu terbukti di medan konflik seperti di Suriah, Ukraina, dan Libya. Pada 21 September, Reuters melaporkan bahwa Baykar mengirimkan 20 drone bersenjata ke Uni Emirate Arab (UEA) bulan ini.

Pesawat tak berawak atau drone buatan Turki telah memperkuat pertahanan Ukraina, di tengah operasi militer khusus Rusia. Jack Watling dari Royal United Services Institute yang berbasis di London, mengatakan, drone itu telah melakukan serangan sukses yang tak terduga pada tahap awal konflik Ukraina dengan Moskow. Tepatnya, sebelum Rusia dapat mengatur pertahanan udara mereka di medan perang.
Ukraina menggunakan kendaraan udara tak berawak Bayraktar TB2 buatan Turki. Drone tersebut dapat membawa bom ringan berpemandu laser, dan biasanya unggul dalam konflik berteknologi rendah.
Turki telah menjual TB2 ke puluhan negara seperti Azerbaijan, Libya, Maroko, dan Ethiopia. Watling mengatakan, TB2 seharusnya tidak membuat dampak yang besar karena mereka adalah pesawat dengan ketinggian sedang, serta terbang lambat dengan elektromagnetik besar dan penampang radar besar.

Turki mulai menjual pesawat tak berawak TB2 ke Ukraina pada 2019. Kiev menggunakan drone tersebut untuk memerangi separatis yang didukung Rusia di wilayah Donbas timur.
Turki menolak untuk mengungkapkan rincian penjualan drone ke Ukraina, termasuk berapa banyak yang terlibat dalam operasi militer menyerang Rusia. Namun, perkiraan independen menyebutkan, jumlah TB2 di Ukraina antara 20 dan 50 unit.
Menurut perkiraan, drone tersebut dijual dengan harga di bawah 2 juta dolar AS, dan diproduksi oleh perusahaan pertahanan Baykar. Perusahaan itu dimiliki oleh keluarga Selcuk Bayraktar, yang merupakan menantu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Tragedi 30 September 1965, Sejumlah Versi
Tak lama setelah peristiwa G-30-S/PKI, bermunculan berbagai analisis soal pemicunya.
SELENGKAPNYA'Andor', Memperkaya Kisah Semesta Star Wars
Andor memimpin pemberontakan dan perampokan terhadap kekaisaran Galaksi
SELENGKAPNYAMengenang Rasulullah di Tangerang
Festival al-Azhom 2022 digelar mulai 23 September hingga 5 Oktober 2022
SELENGKAPNYA