Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan usai menjalani pemeriksaan di Gedung KPK Jakarta, Rabu (7/9/2022). | Republika/Prayogi

Nasional

SMRC: Peluang Anies Tergantung Ganjar

Jika Ganjar tidak nyapres, peluang Anies menang pilpres dinilai besar.

JAKARTA -- Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) merilis hasil survei terbaru bertajuk 'Prospek Anies Baswedan di Pilpres 2024'. Hasilnya Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, berpeluang menang Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 jika Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo tidak maju menjadi calon presiden (capres).

"Jika Anies menghadapi Prabowo dan Ganjar tidak ikut bersaing, maka peluang Anies menang atas Prabowo cukup terbuka. Namun jika Ganjar ikut bersaing, peluang Anies menang menjadi kecil," kata Direktur Riset SMRC, Deni Irvani, secara daring, Kamis (8/9).

Survei juga menunjukan jika pemilihan presiden diadakan sekarang dan yang maju ada tiga calon, Anies vs Ganjar vs Prabowo, dan semua pemilih tahu ketiga calon tersebut, Ganjar mendapat dukungan 44,6 persen, unggul signifikan atas Prabowo (25,7 persen) dan Anies (21,7 persen). Yang tidak menjawab 8 persen.

Jika Pilpres 2024 mempertemukan Anies dan Prabowo, Anies didukung 38 persen suara, bersaing ketat dengan Prabowo yang mendapatkan dukungan 41,5 persen. Sedangkan 20,4 persen responden belum tahu.

"Selisih suara Prabowo dan Anies tidak signifikan secara statistik sehingga tidak bisa disimpulkan siapa yang lebih unggul dari keduanya," ujarnya.

Lebih jauh, Deni menjelaskan faktor mengapa Anies terlihat kompetitif menghadapi Prabowo, tapi berat dalam menghadapi Ganjar. Ini terkait dengan tingkat kedisukaan Anies (74 persen) yang sedikit di atas atau hampir sama dengan Prabowo (71 persen), tapi cukup jauh di bawah Ganjar (83 persen).

Survei ini dilakukan secara tatap muka pada 5-13 Agustus 2022. Populasi dipilih secara acak (stratified multistage random sampling) 1.220 responden. Margin of error survei dengan ukuran sampel tersebut diperkirakan sebesar ± 3,1 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen.

Pada Rabu (7/9), Anies Baswedan diperiksa oleh KPK terkait penyelidikan dugaan korupsi dalam penyelenggaraan Formula E. Diperiksa selama sekitar 12 jam, Anies keluar ruang pemeriksaan pada Rabu malam disambut wartawan dan sejumlah simpatisan yang di antaranya berteriak, “Anies Presiden!”

photo
Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan memberikan keterangan usai menjalani pemeriksaan di Jakarta, Rabu (7/9/2022). Anies Baswedan menjalani pemeriksaan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) hampir 11 jam terkait penyelidikan dugaan korupsi dalam penyelenggaraan Formula E. - (Republika/Prayogi)

Anggota DPRD DKI Jakarta Mohamad Taufik menilai, pemanggilan Anies oleh KPK tidak mempengaruhi elektabilitas sebagai salah satu capres pada Pilpres 2024. "Menurut saya sih, tidak ada pengaruhnya ya," kata Taufik.

Mantan Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta ini juga menanggapi santai pendapat berbagai pihak bahwa pemeriksaan Anies di KPK ini sebagai langkah penjegalan menjadi salah satu capres nanti.

"Ya tidak apa-apa kalau orang berpandangan seperti itu," katanya.

Pengamat hukum dari Universitas Muhammadiyah Jakarta Chaerul Huda mengingatkan agar pemberantasan korupsi di KPK berjalan imparsial dan nonpartisan. Sikap tidak memihak dengan kepentingan politik ini, menurutnya penting, apalagi menjelang tahun politik 2024.

Kritik yang ia sampaikan sikap KPK yang terkesan sigap menangani laporan indikasi kasus korupsi bila menyasar lawan politik penguasa. Namun, sangat lamban bila terkait dugaan kasus korupsi yang terkait dengan tokoh atau pihak yang sedang berkuasa.

"Seperti laporan dugaan korupsi Formula E, sikap KPK cepat meminta keterangan (klarifikasi) terhadap Anies. Ini boleh jadi suatu hal yang harus dikritisi," kata Chaerul Huda, Kamis.

Ketua KPK Firli Bahuri pada Rabu menuturkan, pihaknya memanggil Anies karena dinilai memiliki informasi yang dibutuhkan penyelidik untuk mengusut kasus dugaan rasuah pada penyelenggaraan ajang balap mobil listrik internasional itu. Keterangan Anies, lanjutnya, diyakini bakal membuat penyelidikan kasus tersebut semakin terang atau jelas.

"Dengan terangnya suatu peristiwa tentulah kita semua rakyat berharap apakah betul ada atau tidaknya suatu peristiwa pidana (korupsi) itu. Kalau ya, siapa pelakunya? Itu saja kepentingannya. Enggak ada kepentingan yang lain-lain. Kita bekerja secara profesional," ujar Firli. 

Anies yang Datang Sendirian ke KPK

Anies mengaku sudah menyampaikan keterangan yang dibutuhkan penyelidik KPK.

SELENGKAPNYA

Puan: PDIP Miliki Capres

PDIP tak akan memilih capres yang hanya mengandalkan popularitas.

SELENGKAPNYA

Megawati Minta Kader PDIP Bersabar

Megawati menginstruksikan agar para kader PDIP bersabar dalam menghadapi Pemilu 2024.

SELENGKAPNYA

Ikuti Berita Republika Lainnya