Warga menunjukkan aplikasi PeduliLindungi saat membeli minyak goreng curah rakyat (MGCR) di salah satu kios di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Senin (27/6/2022). Pemerintah berencana akan mewajibkan masyarakat menggunakan aplikasi PeduliLindungi atau menunju | REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA

Nasional

Menkes: PeduliLindungi Jadi Aplikasi Kesehatan Individu

Budi mengatakan, vaksinasi di luar Covid-19 akan masuk ke PeduliLindungi.

JAKARTA – Menteri Kesehatan (Menkes) RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan, aplikasi PeduliLindungi sudah mulai dikembangkan menjadi aplikasi kesehatan individu (citizen health app) bagi masyarakat. Dengan demikian, aplikasi ini tak hanya digunakan untuk menyimpan hasil tes dan vaksinasi Covid-19.

"Sekarang kan data yang ada di PeduliLindungi baru hasil tes PCR sama vaksinasi Covid-19, nanti yang akan masuk adalah vaksinasi yang di luar Covid-19. Sekarang ini sudah mulai bertahap (pengembangannya) untuk yang vaksinasi," ujar Budi di Jakarta, Rabu (10/8).

Budi mengatakan, vaksinasi di luar Covid-19 yang akan masuk ke PeduliLindungi, mencakup vaksinasi wajib untuk anak. Aplikasi PeduliLindungi juga akan menghimpun data hasil pemeriksaan kesehatan di laboratorium seperti cek darah hingga hasil cek kesehatan di rumah sakit termasuk USG.

Menurut Budi, langkah tersebut akan berdampak baik terutama bagi dokter karena bisa lebih mudah melihat rekam medis pasien. "Misalnya dia dirujuk ke rumah sakit lain, rumah sakit yang menerima udah langsung tahu (kondisinya)," ujar Budi.

photo
Pedagang mengambil gambar kartu tanda penduduk (KTP) pembeli yang akan membeli minyak goreng curah rakyat (MGCR) di salah satu kios di Pasar Kosambi, Kota Bandung, Senin (27/6/2022). - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Budi juga mengatakan, dia ingin aplikasi PeduliLindingi dapat terhubung dengan perangkat wearable seperti Apple Watch, Samsung Watch yang digunakan masyarakat untuk mendukung gaya hidup sehat. Budi menambahkan, Kemenkes juga tidak akan mengganti nama aplikasi karena sudah sangat populer.

Kasus Covid-19

Sementara itu, Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 melaporkan kasus meninggal dunia akibat Covid-19 sebanyak 18 jiwa, kemarin. Juru Bicara Kementerian Kesehatan RI Mohammad Syahril mengatakan, kenaikan kasus belakangan ini dipicu oleh dua subvarian omikron, yakni BA.4 dan BA.5, sedangkan BA.4.6 belum terdeteksi di Indonesia. 

Direktur Pascasarjana Universitas YARSI Tjandra Yoga Aditama mengatakan, subvarian baru Covid-19 BA.4.6 saat ini telah terdeteksi di 43 negara. "BA.4.6 tampaknya dapat sampai 28 persen lebih mudah menular daripada BA.5 di Asia," katanya.

Epidemiolog dari Griffith University Australia Dicky Budiman mengatakan, sebagian besar yang terinfeksi BA.4.6 adalah mereka yang pernah terinfeksi atau yang memiliki kekebalan dari vaksinasi. Karena itu, tidak bisa hanya dengan mengandalkan vaksin ataupun pernah terinfeksi.

Ketua Satgas Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban mengatakan, dengan angka kematian yang cukup tinggi, masyarakat diminta tetap waspada, tidak boleh jemawa. Menurutnya, penggunaan masker masih menjadi hal yang mutlak saat berpergian ke luar. 

KPK sebut ada 300 anggota parlemen yang pernah jadi pasien K

Yang ditanya tetap Harun Masiku

SELENGKAPNYA

Berburu Sejarah Baru

Real Madrid dan Eintracht Frankfurt akan bertemu di Stadion Olimpiade pada Kamis (11/8) dini hari.

SELENGKAPNYA

Kapolri: Sambo Perintahkan Pembunuhan

Para tersangka dijerat pasal pembunuhan berencana dan terancam hukuman mati.

SELENGKAPNYA