Suasana Pertemuan Menteri Luar Negeri ke-55 ASEAN di Pnom Penh, Rabu (3/8/2022). | AP/Heng Sinith

Internasional

Retno: Perkuat Sentralitas ASEAN di Kawasan

Menurut Retno, ulang tahun ke-55 ASEAN ini terjadi di tengah pergolakan besar di dunia maupun kawasan sendiri.

JAKARTA -- Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi mengingatkan, ASEAN harus memperkuat sentralitasnya di kawasan. Hal ini diungkapkan saat mengungkapkan resolusi ASEAN pada hari jadi ASEAN ke-55, Senin (8/8).

Sentralitas, katanya, bukanlah tujuan akhir melainkan bagian dari perjalanan panjang. Dengan posisi sentral, ASEAN harus tetap berada di kursi pengemudi dalam membentuk dan membentuk tatanan regional.

"Kami merasa terhormat bahwa mitra kami dapat bergabung dengan kami dalam perjalanan ini di mana panduan perjalannya jelas, yakni prinsip-prinsip dan nilai-nilai termasuk yang diabadikan dalam Piagam PBB, Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia (TAC), dan Prinsip-Prinsip Bali," ujarnya, Senin.

"Kita harus terus memelihara kepercayaan strategis dan paradigma arus utama kolaborasi antarnegara-negara di kawasan," katanya menambahkan.

Menurut Retno, ulang tahun ke-55 ASEAN ini terjadi di tengah pergolakan besar di dunia maupun kawasan sendiri. Persaingan kekuatan besar terus mengganggu di kawasan Indo-Pasifik. Pada saat yang sama, banyak titik api regional menunjukkan tanda-tanda eskalasi dan berpotensi berubah menjadi konflik terbuka.

Retno mengutamakan tiga bidang yang harus difokuskan. Ketiganya adalah memperkuat persatuan, sentralitas, dan keandalan ASEAN dalam menghadapi kompleksitas tantangan.

ASEAN memiliki banyak mekanismenya yang dibuat dengan mitra. Sehingga menurut Retno hal ini harus dimanfaatkan dengan baik.

"Tugas kita sekarang adalah mengidentifikasi apa yang bisa diperkuat. Ke depan, kita harus terus berinovasi. Tantangan kami akan terus berkembang sehingga pendekatan kami tidak lagi bersifat reaktif melainkan preventif dan adaptif," ujarnya.

Di dalam kawasan, ASEAN juga ditantang untuk mencari solusi sebagai "sebuah keluarga" dalam mengatasi krisis di Myanmar. Retno mendorong semua negara ASEAN khususnya menyerukan kepada junta militer di Myanmar untuk sepenuhnya menerapkan lima poin konsensus.

"Kami sangat prihatin bahwa kami belum melihat kemajuan yang signifikan oleh junta militer di Myanmar dalam menerapkan lima poin konsensus," kata Retno.

"Kami tidak membutuhkan kata-kata tetapi perbuatan, perbuatan untuk mengimplementasikan lima poin konsensus," ujarnya.

ASEAN lahir 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand. Saat itu, dilakukan penandatanganan Deklarasi Bangkok oleh lima negara pendiri ASEAN, yaitu Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Kini ASEAN memiliki negara 10 anggota, termasuk Myanmar. 

 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

"Buku Memiliki Keliling 50 cm", Soal 8 Agustus 2022

SELENGKAPNYA

Bom Atom dan Kemerdekaan Indonesia

Bertekuk lututnya balatentara Jepang tak banyak diketahui bangsa Indonesia karena semua radio disegel.

SELENGKAPNYA

Polemik Ribuan Pertambangan Ilegal 

Kegiatan Peti di wilayah operasi Grup MIND ID menyasar komoditas seperti batu bara, emas, nikel, dan timah.

SELENGKAPNYA