MAMUJU -- Polda Sulawesi Barat (Sulbar) mendirikan empat pos penyekatan di setiap pintu masuk ke daerah itu. Pendirian pos itu untuk mencegah masuknya penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menyerang hewan ternak.

"Kami mendirikan pos di pintu masuk Sulbar untuk mencegah masuknya PMK," kata Kapolda Sulbar Inspektur Jenderal Verdianto Iskandar Bitticaca, pada rapat koordinasi kewaspadaan terhadap kejadian PMK di Sulbar, Sabtu (16/7).

Dia menjelaskan, empat pos penyekatan di jalur masuk Provinsi Sulbar, yakni di wilayah perbatasan Kabupaten Polewali Mandar dan Kabupaten Pinrang Sulawesi Selatan dan perbatasan Mamasa dan Kabupaten Toraja. Kemudian, perbatasan Kabupaten Pasangkayu dan Kota Palu Provinsi Sulawesi Tengah serta di Pelabuhan Mamuju.

Ia menegaskan, Polda Sulbar siap mempertahankan daerah itu sebagai zona hijau PMK. "Kami siap pertahankan zona hijau PMK," kata Verdianto.

Petugas Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian memeriksa kondisi kesehatan kambing di Pasar Hewan Muning, Kota Kediri, Jawa Timur, Kamis (7/7/2022). Pemerintah daerah setempat memperketat pengawasan penjualan hewan di pasar dengan pemeriksaan kesehatan, menolak hewan dari luar daerah. - (ANTARA FOTO/Prasetia Fauzani)

SHARE    

Ia mengatakan, PMK yang menyerang ternak di Indonesia muncul di tengah wabah pandemi Covid-19 dan pertama kali ditemukan di dua kabupaten, yakni Gresik dan Aceh Tamiang. Hingga saat ini, ia mengatakan, PMK telah mewabah di 22 provinsi. "Setelah adanya instruksi Kapolri dan arahan dari Menko Marves, Polda Sulbar bergerak cepat dengan membangun pos penyekatan di perbatasan provinsi untuk mempertahankan Sulbar tetap berada di zona hijau," ujar Verdianto.

Kapolda juga memastikan bahwa pihaknya siap mendukung penuh jajaran pemerintah untuk mempertahankan Sulbar tetap dalam zona hijau PMK. Langkah yang dilakukan, yakni menggerakkan Bhabinkamtibmas sebagai garda terdepan di desa-desa.

Pemerintah Provinsi Sulawesi Barat (Sulbar) juga menyatakan tetap mewaspadai penyebaran PMK pada hewan ternak meskipun wilayahnya berada pada zona hijau. 

Penjabat Gubernur Sulbar Akmal Malik mengatakan, antisipasi PMK harus dilakukan dengan bergerak cepat, secara terkoordinasi dan komitmen seluruh pihak. Sebab, PMK sangat cepat menyebar dan berdampak pada ekonomi.

"TNI dan Polri telah bergerak dengan baik mengantisipasi pandemi PMK ini, berbeda dengan pemerintah di tingkat kabupaten yang masih bergerak sendiri sendiri tanpa terkoordinasi," katanya.

Sejumlah daerah sudah melaporkan kasus sembuh. Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur, mengungkapkan, hingga kini sudah lebih dari 50 persen ternak di daerah ini yang sebelumnya terkena PMK kini sembuh.

Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Kota Kediri Moh Ridwan mengemukakan, total terdapat 260 kasus ternak yang dinyatakan terkena PMK. Dari jumlah itu, 185 kasus dinyatakan sembuh dan 75 kasus masih aktif.

Dinas Pertanian dan Perikanan (Distankan) Kabupaten Rejang Lebong, Bengkulu, menyebutkan, jumlah ternak di wilayah itu yang dinyatakan sakit atau terkonfirmasi positif PMK tersisa 288 ekor dari sebelumnya sebanyak 1.001 ekor. Kepala Distankan Rejang Lebong Zulkarnain mengatakan, ternak yang dinyatakan terkonfirmasi positif PMK ini jenis sapi, kambing dan kerbau dan tersebar di sembilan dari 15 kecamatan di Rejang Lebong. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat