Jurnal Haji
Penjemput Jamaah Haji Diimbau Disiplin Prokes
Jamaah haji diwajibkan menjalani pemeriksaan gejala terkait Covid-19.
JAKARTA -- Kementerian Agama (Kemenag) mengimbau keluarga yang menjemput jamaah haji sepulangnya dari Tanah Suci disiplin melaksanakan protokol kesehatan (prokes) pencegahan Covid-19. Penjemputan jamaah haji dinilai sebagai salah satu titik vital penyebaran virus korona.
Terkadang, satu jamaah bisa dijemput oleh belasan orang. “Andaikata satu jamaah dijemput tiga sampai empat mobil, satu mobil diisi empat atau lima orang, bisa dihitung berapa orang yang berkumpul di situ," kata Plh Direktur Pelayanan Haji Dalam negeri Ditjen PHU Kemenag Susari dalam diskusi daring yang digelar Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertema "Prokes Kepulangan Jemaah Haji" pada Senin (11/7).
Dia menyebut, titik rawan penularan virus lainnya adalah ketika jamaah sampai di rumah masing-masing. Sebab, ada tradisi bagi masyarakat Indonesia untuk menemui saudara atau tetangganya yang baru pulang dari Tanah Suci.
"Andaikata ada jamaah yang sakit, jangan memaksakan diri bertemu tatap muka secara langsung, baik di asrama embarkasi atau di kampung halaman masing-masing," ujarnya.
Terdapat 92.669 jamaah haji yang akan pulang ke Indonesia. Kepulangan mereka dibagi ke dalam dua gelombang.
Gelombang pertama akan bertolak dari Jeddah, Arab Saudi, pada 15 Juli hingga 30 Juli 2022. Sedangkan gelombang kedua akan diterbangkan dari Madinah pada 30 Juli hingga 13 Agustus 2022.
Setiap pesawat rata-rata akan diisi 300 hingga 400 jamaah. Susari mengatakan, ada dua maskapai yang membawa jamaah pulang ke Tanah Air. “Maskapai Garuda Indonesia 50 persen jamaah, dan Saudi Arabian Airline sekitar 49 persen jamaah," kata dia.
Jamaah terbagi ke dalam 242 kloter. Jamaah yang masuk kloter pertama akan pertama tiba di Tanah Air.
Kloter pertama terdiri atas 13 penerbangan. Kedatangan pertama adalah Debarkasi Padang, Pondok Gede Jakarta, Bekasi, dan Solo.
Kasubbid Dukungan Kesehatan Satgas Covid-19 Nasional Alexander Ginting berharap kepulangan jamaah haji tidak banyak menambah jumlah kasus Covid-19. Dia mengatakan, sebagian besar jamaah haji telah memperoleh sosialisasi dan edukasi tentang prokes. Selain itu, 70 persen jamaah haji juga sudah divaksinasi booster.
Alexander mengatakan, kondisi tersebut merupakan salah satu keuntungan dari rencana kepulangan jamaah haji di situasi kasus Covid-19 di Indonesia yang kembali melonjak. “Kendati persyaratan (haji) vaksinasi dosis satu dan dua, tetapi kebetulan di Indonesia sudah digencarkan untuk booster,” kata Alexander.
Alexander mengatakan, ada kekhawatiran kepulangan jamaah haji menambah jumlah kasus Covid-19 di Tanah Air yang sedang tinggi-tingginya saat ini. Kasus aktif diketahui mengalami penambahan sekitar 2.500 setiap hari.
Seluruh jamaah haji maupun tim pendamping kesehatan diingatkan untuk membangun kewaspadaan. Dia meminta tim kesehatan memastikan jamaah tidak bergejala saat kembali ke kampung halamannnya masing masing.
Bagi jamaah yang merasakan gejala, diminta memeriksakan diri ke tempat kesehatan dan asesmen. “Pemeriksaan diri ini tidak perlu sesuatu dicemaskan, karena kalau pun positif, kami sudah mengatur bisa dilakukan isolasi mandiri," jelasnya. Kecuali apabila yang terkonfirmasi positif mengalami perburukan dan komorbid berat, maka perlu dilakukan perawatan.
Plt Sekretaris Direktorat Jenderal P2P Kementerian Kesehatan dr Yudhi Pramono mengatakan, jamaah haji diwajibkan menjalani pemeriksaan gejala terkait Covid-19. Pemeriksaan yang dimaksud mulai dari pemeriksaan suhu serta pemeriksaan lanjutan.
"Pemeriksaan dilakukan sesuai ketentuan yang tertuang dalam SE/22/22," kata Yudhi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Menjawab Misteri Kehidupan dengan Teknologi
Paduan AI dan mesin belajar berpotensi membuka jalur komunikasi manusia dan hewan.
SELENGKAPNYAWabah PMK Tahan Lonjakan Harga Daging
Harga sapi kurban melonjak karena terdapat kebutuhan ternak yang sehat.
SELENGKAPNYAStagflasi Global?
Inflasi kelak akan hilang dengan sendirinya dan pertumbuhan global akan kembali normal.
SELENGKAPNYA