Nasional
Ternak Kurban Dipastikan Bebas PMK
Panitia kurban diminta untuk memanfaatkan rumah pemotongan hewan (RPH).
JAKARTA -- Pemerintah memastikan bahwa hewan ternak yang beredar untuk kurban hanya yang berasal dari zona hijau wabah penyakit mulut dan kuku (PMK) untuk menekan penyebaran penyakit tersebut.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementerian Pertanian Kuntoro Boga Andri menegaskan, hewan ternak yang berada di daerah zona merah PMK tidak diperbolehkan berlalu lalang dan dalam pengawasan ketat petugas Kementerian Pertanian dan Satgas PMK.
"Penanganan PMK oleh pemerintah sudah masuk fase vaksinasi dan kita berharap PMK bisa kami atasi segera. Kami ingin sampaikan, Insya Allah Idul Adha tahun ini bisa kita lalui dengan baik," kata Kuntoro, Jumat (8/7).
Selain kecukupan, pemerintah juga memastikan hewan kurban yang beredar di masyarakat dalam kondisi sehat. Hewan ternak yang dikirim dari daerah sentra sudah mendapat tindakan karantina untuk memastikan sapi sehat, aman, dan bebas PMK.
Selain itu ternak juga telah memiliki Sertifikat Kesehatan Hewan (SKH) dari Badan Karantina Daerah. Kementerian Pertanian mencatat kebutuhan hewan kurban untuk Idul Adha mencapai 1,8 juta ekor atau meningkat 11 sampai 13 persen dibanding tahun sebelumnya.
"Insya Allah bisa dipenuhi dari sentra ternak yang ada di zona hijau," ujar Kuntoro.
Direktur Kesehatan Masyarakat Veteriner Direktorat Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian Syamsul Ma'rif mengatakan, setiap penyembelihan hewan kurban harus memperhatikan instruksi dan arahan dari petugas kesehatan hewan, termasuk pada saat daging kurban akan dibagikan. Petugas akan menentukan apakah hewan ternak layak atau tidak untuk dijadikan hewan kurban.
"Kalau kami temukan si hewan sakit berat, saya sarankan jangan dipotong dulu. Ini untuk ketentraman batin si hewan," kata Syamsul.
Syamsul berharap masyarakat yang mendapat daging kurban peka terhadap kebersihan. Ketika daging sampai di rumah, sebaiknya disimpan di lemari es sampai 24 jam. Setelah itu dipindahkan ke freezer.
"Atau direbus sekalian. Jangan dicuci dulu. Kemudian, begitu mendapatkan daging, plastiknya jangan dibuang sembarangan, kalau bisa rendam dulu dengan detergen atau disinfektan," kata dia.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Kementan Nasrullah juga mengingatkan kepada masyarakat peternak agar tidak menjadi pembawa atau carrier virus PMK dari hewan yang sakit ke ternak yang sehat.
"Betul-betul berikan pemahaman pada seluruh masyarakat di kecamatan, khususnya peternak, agar tidak menjadi pembawa virus. Kalau habis dari kandang yang sakit, jangan dulu ke mana-mana," kata Nasrullah.
Nasrullah mengingatkan, agar peternak membersihkan diri terlebih dahulu bila ingin bepergian keluar rumah setelah menangani hewan ternak yang mengalami sakit PMK. Dia menjelaskan, virus PMK dapat menyebar dengan sangat cepat melalui udara maupun menempel pada benda, termasuk manusia.
"Penularannya ini yang pertama adalah lalu lintas, yang kedua adalah lewat udara, ketiga lewat kendaraan. Jadi virus bisa lengket di sepatu kita, celana, begitu juga di kendaraan yang mengangkut hewan ternak," kata Nasrullah.
Saat ini pemerintah telah mendistribusikan 800 ribu dosis vaksin ke 21 provinsi yang tertular PMK di seluruh Indonesia. Dari sejumlah tersebut, sebanyak 491 ribu dosis sudah disuntikkan ke hewan ternak.
Pemerintah akan mendistribusikan 2,2 juta dosis vaksin PMK ke 21 daerah lainnya dalam waktu dekat setelah 800 ribu dosis vaksin tahap pertama selesai disuntikkan.
Manfaatkan Juleha
Wakil Gubernur Jawa Tengah Taj Yasin Maimoen mengimbau kepada segenap panitia kurban agar memanfaatkan rumah pemotongan hewan (RPH) sebagai tempat pemotongan hewan kurban. Selain alasan penyebaran PMK kebersihan daging kurban juga relatif terjamin, karena di RPH saat ini sudah banyak juru sembelih hewan (juleha) yang terlatih dan bersertifikat.
“Mengingat masih ada penyebaran PMK pada hewan ternak, kami mengimbau supaya mungkin penyembelihan hewan kurban dilakukan di RPH,” kata Yasin, Jumat.
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, lanjut dia, telah menyiapkan juru sembelih halal (juleha) yang mengantongi sertifikat dari pemerintah. Dalam penyiapan juleha ini, Pemprov Jawa Tengah bekerja sama dengan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, Baznas Provinsi Jawa Tengah serta Santri Gayeng Nusantara (SGN).
Kepala Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kota Yogyakarta, Suyana mengatakan agar hewan kurban yang sehat yang didahulukan untuk disembelih. Dengan begitu, hewan yang terindikasi PMK disembelih terakhir.
Meski begitu, ada kondisi pada hewan ternak yang terkena PMK tidak layak dijadikan untuk kurban. Jika ditemukan adanya hewan kurban yang akan disembelih memiliki gejala PMK, maka diharapkan untuk dipisah dengan hewan yang sehat.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Optimalisasi AI Berujung Akurasi
Pemanfaatan AI dapat memberikan layanan kesehatan yang holistik kepada pasien.
SELENGKAPNYAHaji dan Internalisasi Tauhid
Persaksian tauhid tersebut semakin jelas ketika para hamba berthawaf tujuh kali putaran.
SELENGKAPNYAArmuzna Jadi Periode Kritis Pelaksanaan Haji
Petugas tetap memberikan edukasi kesehatan saat di Armuzna.
SELENGKAPNYA