Ekonomi
Angkasa Pura Aviasi Resmi Kelola Kualanamu
Tujuh rute internasional akan difokuskan antara Indonesia dengan India dan Asia Selatan.
JAKARTA -- PT Angkasa Pura II (Persero) secara resmi menyerahkan pengelolaan Bandara Kualanamu di Deli Serdang, Sumatra Utara, kepada PT Angkasa Pura Aviasi. Bandara Kualanamu selanjutnya akan dikembangkan oleh perusahaan joint venture antara AP II dan GMR Airport Consortium tersebut.
Direktur Utama AP II Muhammad Awaluddin mengatakan, telah menyusun target pengembangan, salah satunya memaksimalkan penerbangan internasional di Bandara Kualanamu. "Paling tidak hingga akhir tahun ada penambahan tuju rute internasional di mana kami memosisikan Bandara Kualanamu sebagai bandara internasional hub," kata Awaluddin dalam konferensi pers di Jakarta, Kamis (7/7).
Setelah diserahterimakan kepada GMR Airport Consortium, Awaluddin mengatakan, tujuh rute internasional akan difokuskan antara Indonesia dengan India dan Asia Selatan. Beberapa di antaranya seperti dengan Bangladesh, Srilanka, Pakistan, dan negera sekitarnya.
Halo #AP2Friends,kini penerbangan di Bandara Kualanamu semakin berwarna karena hadirnya rute baru BatikAirINA dari ap2_kualanamu menuju ChangiAirport yang melayani pergi pulang (PP) setiap harinya
Yuk rencanakan penerbanganmu dari Bandara Kualanamu sekarang juga pic.twitter.com/JPQMO33YzX — Kualanamu Internasional Airport (ap2_kualanamu) July 2, 2022
Awaluddin menambahkan, AP II rencananya mengubah komposisi penerbangan internasional di Bandara Kualanamu. AP II sebelumnya hanya menetapkan 10 persen untuk penerbangan internasional dan 90 persen untuk penerbangan domestik di Bandara Kualanamu.
Dalam lima tahun ke depan, penerbangan internasional di Bandara Kualanamu porsinya akan ditambah menjadi 40 persen dan 60 persen untuk domestik. "Yang sekarang ini 10 persen hanya internasional, kemudian pandemi datang, lalu di Bandara Kualanamu boleh dibilang hanya dua sampai tiga persen saja trafik internasional," kata Awaluddin.
Meskipun sudah diserahterimakan kepada pengelola baru, AP II masih memiliki saham dominan. AP II memiliki 51 persen saham dari PT Angkasa Pura Aviasi dan sisanya 49 persen dimiliki oleh GMR Airport Consortium yang berasal dari India.
Langkah selanjutnya, Awaluddin mengatakan, AP II akan mengoptimalkan kapasitas penumpang di Bandara Kualanamu. Ia memastikan akan menambah kapasitas terminal yang saat ini delapan juta penumpang per tahun menjadi 15 juta penumpang per tahun.
"Kami akan melakukan percepatan ini (perluasan terminal) dalam waktu 24 bulan ke depan dengan menambah kapasitas penumpang hingga 15 juta dan akan selesai pada akhir 2024," kata Awaluddin.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir juga menginginkan Bandara Kualanamu sebagai pusat perdagangan dan pariwisata. Ia menilai, dengan penyerahan pengelolaan Bandara Kualanamu dapat memberikan solusi bagi permasalahan rantai pasok.
View this post on Instagram
Erick menyebutkan, Indonesia kaya dengan sumber daya alam, namun lemah terkait rantai pasok. "Saya serius memperbaiki rantai pasok, darat, laut, dan udara. Di Sumatra, kaya akan sumber daya alam penting terus untuk pusat pertumbuhan baru ekonomi Indonesia," kata Erick.
Terlebih, Erick mengatakan, hubungan dagang Indonesia dengan India sangat bagus. Menurut Erick, GMR India yang bekerja sama dengan AP II akan mendorong trafik lebih tinggi ke Indonesia tanpa harus singgah di negara lain.
"Ini juga menjadi kesempatan Indonesia membangun market baru. Perdagangan selatan ke selatan sangat berpotensi. Kerja sama ini membuat kita punya akses langsung antara Indonesia dan India," kata Erick.
Relief peninggalan Bung Karno hari ini menjadi saksi kolaborasi saya dan Pak Menhub BudiKaryaS dalam pembangunan ekonomi dan pembukaan lapangan kerja di Sumatra Utara, melalui peningkatan konektivitas Bandara Kualanamu pic.twitter.com/SDoMyTBRpp — Erick Thohir (erickthohir) July 7, 2022
Dengan kerja sama tersebut, Bandara Kualanamu akan menjadi hub internasional untuk mendorong Sumatra Utara sebagai pusat pariwisata dan kargo. Erick menegaskan, tidak ingin Indonesia hanya menjadi market bagi negara lain.
"Kita perlu daging, India juga perlu batu bara dari Indonesia. Ini konteks yang saling menguntungkan. Yang tadinya berhenti ke negara tetangga, Singapura dan Malaysia, sekarang Sumatra jadi hub sebelum pergi lagi ke negara tujuan lain, seperti Korea atau Australia," kata Erick.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi juga meminta kepada AP II untuk menjadikan Bandara Kulanamu sebagai hub internasional. Budi juga mengapresiasi pengelolaan Bandara Kualanamu sebagai bentuk konsisten creative financing.
"Kalau dulu Bandara Kualanamu itu destinasi sekarang menjadi hub internasional tertentu yang menjadikan titik medan ini menjadi lebih besar jadi pusat tourism cargo,” kata Budi.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Mitratel Kantongi Kontrak Sewa Menara Rp 34,8 Triliun
Dari total menara yang dimiliki, hampir 50 persen merupakan hasil akuisisi.
SELENGKAPNYAKAI: Jumlah Penumpang Naik
KAI sempat mengalami tekanan karena turunnya jumlah penumpang yang signifikan saat pandemi.
SELENGKAPNYAPertamina: Harga Pertalite tak Naik
Pertamina akan terus memantau kondisi harga pasar terkait BBM.
SELENGKAPNYA