Kabar Utama
Fokus Istirahat Sebelum Wukuf
Enam kloter terakhir pemberangkatan jamaah haji Indonesia telah tiba di Saudi.
OLEH A SYALABY ICHSAN, ALI YUSUF dari Makkah
MAKKAH — Layanan Bus Shalawat yang biasa mengantar jamaah haji untuk beribadah ke Masjidil Haram akan dihentikan mulai hari ini, Senin (4/7) atau 5 Dzulhijjah 1443 Hijriyah. Pengehentian operasional ini untuk memastikan jamaah lebih banyak beristirahat di hotel masing-masing sebelum wukuf di Arafah pada Jumat (8/7).
“Bukan kami berhentikan tidak ada alasan. Maksudnya, agar bapak ibu konsentrasi siapkan wukuf di Arafah,” ujar Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa’adi saat mengunjungi jamaah di Sektor 5, Misfalah, Makkah, Arab Saudi, Ahad (3/7).
Menurut Zainut, persiapan jelang Armuzna penting untuk dilakukan agar jamaah tidak sampai sakit. Jangan sampai, ujar dia, jamaah memfosir diri dalam melakukan ibadah sunnah kemudian berhalangan karena sakit sebelum menunaikan ibadah wajib saat puncak haji di Arafah, Muzdalifah dan Mina (Armuzna).
Zainut pun mengapresiasi pelayanan untuk jamaah haji yang tinggal di Makkah dari aspek akomodasi, transportasi, hingga konsumsi. Katering tiga kali sehari yang didapatkan jamaah pada musim haji kali ini bahkan dinilai berlebih. Demikian dengan bus shalawat yang setia mengantar jamaah 24 jam ke Masjidil Haram.
Wamenag juga meminta agar para petugas menyiapkan mitigasi bencana yang lebih baik sehingga tidak menimbulkan panik jamaah. Hal tersebut merujuk pada peristiwa kepulan asap yang terjadi akibat jamaah yang membuang rokok di tempat penampungan sampah di Hotel Makarem Diyafah Al Bait, area Misfalah pada Sabtu (2/7) pagi.
“Penanganan bencana apa itu kebakaran atau hal lain harus betul-betul ada antisipasi yang baik,” jelas dia.
Dirjen Penyelenggaran Haji dan Umrah (PHU) Hilman Latief meminta kepada setiap kepala sektor untuk membuat kegiatan ringan selama menunggu puncak haji di Armuzna bagi jamaah. Menurut Hilman, aktivitas tersebut bisa meningkatkan imunitas jamaah selama menunggu puncak musim haji. Terlebih, layanan operasional Bus Shalawat juga dihentikan sementara. “Supaya imunitas jamaah juga bisa terjaga jelang Armuzna,” ujar dia.
Kepala Pusat Kesehatan Haji, Budi Sylvana, meminta semua petugas kesehatan mengampanyekan jamaah haji istirahat tiga hari menjelang Armuzna. Budi menjelaskan, jamaah butuh kondisi fisik yang prima untuk dapat mengikuti rangkaian ibadah wajib haji. “Paling tidak tiga hari sebelum Armuzna, jamaah perbanyak istirahat di hotel, pastikan stamina dan kesehatan terjaga sebelum puncak haji,” kata dia.
Budi berharap, jamaah haji Indonesia dapat beribadah dalam kondisi kesehatan terbaik mengingat ada 63 persen jamaah berstatus risiko tinggi (risti). Mereka pun diminta agar menghemat energinya untuk dapat aktifitas ibadah dengan prima di Armuzna. “Agar jamaah tidak lelah dan stres. Hal ini bisa memicu kekambuhan penyakit. Cara terbaik untuk menghindarinya adalah dengan istirahat,” tambah Budi.
Koordinator Promosi Kesehatan, Edi Supriyatna, mengatakan, strategi promosi kesehatan pada jamaah mulai difokuskan pada kampanye istirahat dari beraktifitas di luar hotel untuk persiapan menghadapi Armuzna. Pesan-pesan agar aktifitas fisik jamaah haji disesuaikan dengan kondisi kesehatannya juga terus digaungkan.
“Materi promosi fokus pada ‘minum jangan tunggu haus’, minum air dicampur elektrolit (oralit), pemeriksaan kesehatan jamaah haji yang memiliki penyakit komorbid, penggunaan masker dan payung agar terhindar dari sengatan matahari, berhenti merokok dan penyesuaian aktivitas untuk menghindari kelelahan terus kita gaungkan,” ujar dia.
Edi menambahkan, pendekatan dan edukasi diberikan langsung kepada jamaah haji di tiap kloter. Setiap harinya, tim promosi kesehatan bergerilya memanfaatkan semua sarana dan prasarana yang ada untuk terus menyampaikan pesan-pesan promosi kesehatan. “Berbagai inovasi dilakukan agar pesannya dapat sampai kepada jamaah haji, contohnya menggunakan sunnah Rasulullah saat minum, ketika kita lakukan edukasi jangan tunggu haus,” kata dia.
Kloter terakhir
Enam kloter terakhir pemberangkatan jamaah haji Indonesia gelombang dua telah tiba di Bandara International King Abdul Aziz Airport (IKAA), Jeddah, pada Ahad (3/6). Enam kloter tersebut berasal dari embarkasi Solo (SOC-42), Surabaya (SUB-38), Palembang (PLM-9), Jakarta-Bekasi (JKS-43), Jakarta-Bekasi (JKS-44) dan Solo (SOC-43) dengan jumlah sebanyak 1.732 jamaah.
Jamaah yang menggunakan penerbangan maskapai Garuda Indonesia dan Saudi Airlines ini tiba secara bergelombang sejak pukul 02.25 waktu Arab Saudi (WAS) hingga 11.50 WAS. Mereka kemudian ditempatkan di lima hotel berbeda yang terletak di empat sektor.
Ketua Sektor 2 Daerah Kerja Bandara PPIH Arab Saudi Artanto bersyukur tibanya kloter terakhir di Tanah Suci. “Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah bisa sampai akhir,” kata dia.
Artanto mengimbau semua jamaah untuk menjaga kesehatan menjelang puncak haji saat wukuf di Arafah pada Jumat (8/7). Dia berharap semua jamaah dalam keadaan sehat di Arab Saudi sampai pulang ke Indonesia nanti.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Menkes: Ganja Boleh untuk Penelitian Medis
Aceh bisa dijadikan tempat untuk membudidayakan ganja yang diawasi dengan ketat.
SELENGKAPNYAMenuju Puncak Haji
Berbagai persiapan sudah mulai dilakukan untuk menyambut para jamaah haji.
SELENGKAPNYALayanan di Arafah dan Haji Akbar
Selain perbaikan AC, Arafah kali ini akan dilengkapi dengan fasilitas toilet yang jauh lebih banyak.
SELENGKAPNYA