Ekonomi
Bank Indonesia Ungkap Sinyal Kembali Tahan Suku Bunga
Bank Indonesia juga optimistis karena koordinasi terjalin erat antara pemerintah
JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) memberi sinyal akan kembali menahan suku bunga acuan dalam rapat dewan gubernur (RDG) pada 22-23 Juni 2022. Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, gejolak inflasi yang terjadi saat ini tidak harus direspons oleh kenaikan suku bunga.
"Di sisi moneter ada dampak inflasi yang terjadi dalam negeri, BI tentu saja tidak harus terpaksa menaikkan suku bunga meski kita terus mewaspadai perkembangan inflasi. Semoga tidak ada surprise di global dan domestik sehingga pemulihan terus berlanjut," kata Perry dalam seminar yang digelar Indef bertajuk “Managing Inflation to Boost Economic Growth” pada Rabu (15/6).
Perry mengatakan, instrumen kebijakan moneter suku bunga acuan hanya akan digunakan untuk menjaga stabilitas. Empat kebijakan BI lainnya, yakni makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar, dan UMKM serta ekonomi syariah, digunakan untuk mendukung pertumbuhan.
Ia menekankan, proyeksi ekonomi Indonesia masih baik dan stabil. Sejumlah indikator menunjukkan nilainya terjaga, seperti neraca perdagangan yang surplus, cadangan devisa terjaga, nilai tukar terjaga, hingga sasaran inflasi yang dinilai masih terkendali.
View this post on Instagram
Perry mengakui, inflasi akan mengalami kenaikan hingga 4,2 persen pada akhir 2022. Meski begitu, inflasi inti disebutnya akan terjaga pada sasaran 2-4 persen. Sementara itu, pada tahun depan, baik IHK maupun inflasi inti diproyeksikan kembali ke sasaran 2-4 persen.
BI juga optimistis karena koordinasi terjalin erat antara pemerintah, BI, dan pemangku kepentingan lainnya. Menurut dia, respons fiskal dari pemerintah akan menahan laju inflasi dari pengaruh disrupsi kenaikan harga energi dan pangan dunia.
"Subsidi masih terus berlanjut, BI juga masih terus berpartisipasi membantu pendanaan APBN tahun ini senilai Rp 224 triliun yang bisa digunakan untuk kesehatan, bantuan sosial, atau untuk bantu subsidi. Kami serahkan sepenuhnya pengaturan pada Kemenkeu," kata Perry.
Skema burden sharing dengan BI membeli SBN di pasar perdana tersebut akan berakhir tahun ini. Perry menyampaikan, BI juga sudah melakukan normalisasi kebijakan dari sisi penyerapan likuiditas pasar di perbankan dengan menaikkan giro wajib minimum (GWM).
Mewaspadai kondisi global, Perry mengatakan terus memantau, mengantisipasi, dan merespons isu kenaikan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve (Fed). BI memperkirakan suku bunga Fed akan naik hingga 2,75 persen pada akhir 2022 dan naik lagi 50 basis poin menjadi 3,25 persen pada 2023.
Sementara itu, Indef mendorong agar Indonesia memanfaatkan kesempatan selama memegang presidensi G-20 untuk mengatasi sejumlah tantangan global. Pendiri dan ekonom senior Indef Didik J Rachbini menyampaikan, perang Rusia dan Ukraina saat ini menjadi inti dari berbagai permasalahan dunia.
"Inflasi yang terjadi saat ini intinya ada di perang Rusia-Ukraina dan Indonesia harus berperan dalam diplomasi sebagai pemimpin presidensi G-20," kata Didik.
Direktur Eksekutif Indef Tauhid Ahmad menyampaikan, kenaikan inflasi drastis yang terjadi di lingkup global masih menjadi ancaman ketidakstabilan. Indonesia tidak terlepas dari dampak tersebut sehingga memerlukan sinergi peran berbagai pelaku kepentingan, baik pemerintah, bank sentral, maupun industri. Ia mendorong Bank Indonesia untuk memperkuat peran.
"Kita perlu peran bank sentral yang lebih kuat. Sekarang tampaknya lebih hati-hati dan kita agak sedikit lebih lambat," katanya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Petugas Perempuan Disiagakan di Area Tawaf
Saat umrah wajib, jumlah jamaah dibatasi sehingga tidak begitu padat.
SELENGKAPNYADisiplinkan Lagi Prokes
Seluruh pemda diminta mempersiapkan layanan kesehatan menghadapi potensi lonjakan kasus.
SELENGKAPNYAMendag Kaget Harga Bahan Pokok Naik
Zulkifli mengkaji kemungkinan pengemasan minyak goreng curah dengan kemasan sederhana.
SELENGKAPNYA