Warga Magelang, Jawa Tengah Muhammad Fauzan berpose bersama Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi Abdul Aziz Ahmad di Riyadh, Arab Saudi pada Juni 2022. | istimewa

Jurnal Haji

Perjalanan Ekstrem Fauzan, Bersepeda Menuju Makkah

Fauzan berangkat dari Indonesia pada 4 November 2021.

OLEH ZAHROTUL OKTAVIANI

Perjalanan menuju Baitullah menjadi kian sulit bagi Muhammad Fauzan. Bagaimana tidak, saat jamaah lain menuju Tanah Suci dengan terbang menggunakan pesawat, pemuda asal Magelang, Jawa Tengah, ini memilih jalan ekstrem dengan mengayuh sepedanya sendiri.

Fauzan berangkat dari Indonesia pada 4 November 2021. Setibanya di Makkah pada pekan lalu, Fauzan menunaikan umrah.

Kayuhan sepedanya telah menerjang jarak sekira 5.000 kilometer. Dia berniat menunaikan haji dan mengunjungi tiga masjid suci dalam Islam, yakni Masjid al-Haram di Makkah, Masjid Nabawi di Madinah, dan Masjid al-Aqsha di Yerusalem. 

“Setelah menunaikan haji, saya berencana melanjutkan perjalanan dengan sepeda ke Palestina untuk mengunjungi Masjid Aqsha dan juga mengunjungi negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) lainnya,” kata dia dikutip di Saudi Gazette, Senin (13/6).

Menurut Fauzan, hampir semua orang yang ditemui mengatakan tidak mungkin dia menyelesaikan misi sulit tersebut. Namun, pemegang gelar master dan fasih berbahasa Arab tersebut berpikir bahwa ini adalah cara terbaik untuk menunaikan haji tanpa menunggu bertahun-tahun. 

Pria yang memperoleh gelar sarjana bahasa Arab dan studi Islam dari salah satu universitas di Makassar, Sulawesi Selatan, ini hendak mendoakan orang tua yang masih hidup serta keluarga dan kerabat. Fauzan memiliki istri dan dua anak, yang lahir setelah dia memulai perjalanannya.

Perjalanan Fauzan dimulai dengan menabung sebesar Rp 10 juta. Dia juga mendapat tambahan uang untuk menutupi biaya perjalanannya dengan menjual jamu tradisional yang dibawanya dari Indonesia, selain melakukan usaha bekam di masjid-masjid sepanjang perjalanannya dari Magelang.

Tujuan pertamanya adalah Jakarta yang jaraknya hampir 500 kilometer dari tempat asal. “Dari sana saya naik feri ke Pulau Sumatra. Setelah melewati provinsi Jambi, saya sampai di Pulau Batam, lalu naik feri untuk sampai ke Singapura," jelasnya.

Meski merasa lelah selama perjalanan, Fauzan tetap menjalankan ibadah puasa saat Ramadhan lalu. Dia berbuka puasa di masjid-masjid di sepanjang rute di Singapura dan Malaysia. Dia bahkan sempat mengikuti perayaan Idul Fitri di Malaysia.

Fauzan mengenang sambutan hangat yang diberikan kepadanya di Kedutaan Besar Indonesia di Singapura dan Malaysia. Saat mengikuti kegiatan di Kuala Lumpur, Dubes RI untuk Malaysia Hermono disebutnya ikut bersepeda untuk menyampaikan solidaritasnya dengan misi tersebut.

Perjalanannya sebagian besar melalui hutan. Selama perjalanan, cuaca dan iklim yang agak ekstrem dia alami. Ketika hujan, dia memilih beristirahat dan tidur lebih banyak pada siang hari setelah mendirikan tenda di pinggir jalan.

Perjalanan yang dia lakukan sebagian besar dilakukan pada malam hari. Dia menyiapkan teh dan makanan ringan di tenda dan biasa membeli makan siang dari restoran.

Fauzan berharap mendapatkan izin untuk menunaikan haji dalam waktu dekat. Misi Haji Indonesia di Jeddah telah memulai prosedur yang diperlukan terkait hal tersebut. Pria berusia 28 tahun itu akan bersepeda ke Madinah untuk mengunjungi Masjid Nabawi.

Sayangnya, dia kesulitan mendapatkan izin perjalanan ke Myanmar setelah bersepeda melalui jalur panjang melalui Thailand. Upayanya mendapatkan visa ke Myanmar sia-sia. “Karenanya, saya terpaksa menghentikan perjalanan bersepeda di Thailand setelah melintasi hampir 4.000 kilometer dengan sepeda dan karenanya terbang dari Bangkok ke Riyadh pada 26 Mei," kata dia.

Setibanya di Riyadh, dia diterima oleh Dubes RI Abdul Aziz Ahmad dan Wakil Kepala Misi dan Kuasa Usaha Arief Hidayat. Butuh waktu satu pekan baginya untuk mencapai Makkah dari Riyadh, bersepeda hampir 900 kilometer. Dari sana, Fauzan bersepeda ke Jeddah dan mengunjungi KJRI di mana ia disambut oleh KJRI Eko Hartono dan pejabat KJRI lainnya. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Rumah di Bawah Rp 2 Miliar Gratis Pajak

Pemprov DKI membebaskan PBB-P2 bagi rumah dengan NJOP kurang dari Rp 2 miliar.

SELENGKAPNYA

Mental Kalah Arab

Yang kurang dari bangsa Arab adalah persatuan, perasaan senasib dan sepenanggungan.

SELENGKAPNYA

Stagflasi dan Anomali Ekonomi Syariah 

Dalam keadaan stagflasi, pelaku bisnis memiliki dua tantangan besar.

SELENGKAPNYA