Nasional
Luhut: Indonesia Belum Endemi
Satgas Penanganan Covid-19 mencatat, kasus aktif pun terus mengalami peningkatan.
JAKARTA – Kasus penularan Covid-19 menunjukkan tanda-tanda tren kenaikan dalam beberapa hari terakhir. Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan memastikan, Indonesia saat ini belum bisa menyatakan diri masuk status endemi Covid-19.
“Tadinya 200, lalu 300, dan tiba-tiba naik lagi ke 500 (kasus Covid-19 per hari). Jadi kita semua harus kompak menghadapi ini. Kita tidak bisa buru-buru masuk ke endemi,” ujar Luhut dalam rapat bersama Banggar DPR, Kamis (9/6).
Dalam tiga hari terakhir, kasus harian di Indonesia selalu di atas 500 kasus. Pada Selasa (7/6), terkonfirmasi sebanyak 518 kasus. Sedangkan pada Rabu (8/6) meningkat menjadi 520 kasus, serta 556 kasus pada Kamis (9/6). Tak hanya itu, positivity rate sudah kembali ke angka 1 persen, yang tadinya Indonesia mempertahankan angka positivity rate di kisaran 0,5-0,8 persen.
“Jadi saya mohon semua untuk memahami dinamika ini. Apapun yang saya cerita ke depan nanti atau sebelum ini itu sangat terpengaruh oleh kondisi ini. Ini virus tidak bisa diprediksi. Amerika saja tadi pagi angkanya juga naik dan ada 3 varian baru,” ujar Luhut.
Koordinator PPKM Jawa-Bali ini meminta semua pihak tetap disiplin dan terus melakukan protokol kesehatan. Terutama, mendorong masyarakat untuk melakukan booster atau dosis ketiga vaksin Covid-19.
Satgas Penanganan Covid-19 mencatat, kasus aktif pun terus mengalami peningkatan, yaitu di atas 4.000 kasus. Penyumbang tertinggi kenaikan kasus aktif pada pekan terakhir adalah DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, DIY, dan Jawa Timur.
Juru Bicara Pemerintah Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengingatkan agar tak lengah meskipun saat ini tengah dalam suasana euforia kembali beraktivitas normal. Ia mengatakan, Covid-19 masih ada di sekitar sehingga diperlukan kedisiplinan memakai masker dan mencuci tangan. “Dan segera beristirahat di rumah dan periksakan diri ke dokter apabila merasa tidak enak badan maupun mengalami gejala Covid-19,” kata Wiku.
Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Letjen TNI Suharyanto mengatakan, kasus Covid-19 di Indonesia masih terkendali. Hal ini terbukti dalam tiga pekan terakhir kasus infeksi harian secara nasional masih dibawah rata-rata dunia.
"Kasus infeksi harian secara nasional masih di bawah rata-rata dunia yakni 1 banding 60 kasus per 1000 penduduk yang juga menurun diikuti tingkat kesembuhan tinggi mencapai 97.36 persen yang masih berada di atas kesembuhan dunia," kata Suharyanto kepada Republika, Kamis (9/6).
Pemerintah Indonesia , lanjutnya, selalu memonitor kondisi Covid-19 di tingkat nasional dan internasional dalam menentukan langkah kedepannya. Salah satunya dengan pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di seluruh wilayah Indonesia, tercatat seluruh daerah di Jawa dan Bali masuk kriteria Level 1 situasi penanganan pandemi Covid-19.
"Pada prinsipnya, Kebijakan PPKM levelling bisa berubah sewaktu-waktu tergantung dari indikator dan data transmisi komunitas yang disusun oleh Kementerian Kesehatan," tuturnya.
"Masyarakat dalam meningkatkan perekonomian nasional dihimbau tetap konsisten membudayakan protokol kesehatan, termasuk perilaku hidup bersih dan sehat seperti cukup tidur, tetap terhidrasi cukup minum, makan-makanan yang sehat dan bernutrisi, dan tetap aktif dengan olahraga, supaya kondisi ini dapat terus terkendali dan bebas dari Covid-19," sambungnya.
Ketua Satgas PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Zubairi Djoerban meyakini Indonesia saat ini sudah memasuki fase endemi Covid-19. Ia meyakini hal tersebut berdasarkan sejumlah indikator epidemiologi yang telah membaik.
"Apakah Indonesia sudah masuk tahap endemi? Saya akan jawab iya. Kenapa?, karena positivity rate-nya stabil di bawah 3 persen. Keterisian tempat tidur rumah sakit dan angka kematian juga rendah sekali," kata Zubairi dalam keterangannya, dikutip Kamis (9/6).
Bahkan selama Juni ini, Indonesia melaporkan angka kasus harian Covid-19 selalu di bawah 400. Menurutnya kondisi tersebut sangat bagus sekali dan jauh bila dibandingkan dengan Amerika Serikat yang telah menyatakan endemi—namun kasusnya masih 70 ribu kasus per hari.
Ihwal vaksinasi, lanjut Zubairi, sasaran untuk kelompok usia dewasa sudah lebih dari 70 persen. Untuk usia lanjut pun tinggal kurang sedikit. "Booster juga sudah mulai lumayan banyak. Kalau dibandingkan dengan negara lain, cakupan vaksinasi kita juga sudah lumayan bagus," katanya.
"Betul (sedikit tes Covid-19). Namun hal itu bisa terkoreksi dengan BOR. Kalau sakitnya sang pasien parah karena Covid-19, pasti ke rumah sakit. Faktanya rumah sakit sepi. Positivity rate mingguan kita juga bagus," katanya.
Perihal kenaikan kasus Covid-19 lantaran dampak mudik Lebaran 2022 pun tak terbukti. "Awalnya kita khawatir soal itu (dampak mudik lebaran). Apalagi yang mudik tercatat ada puluhan juta orang. Tapi, sudah dua bulan dari awal puasa, lonjakan kasus tidak terjadi. Maka, bisa dikatakan, sekarang ini kita sudah masuk tahap endemi," ucapnya.
Ia juga mengingatkan seluruh pihak, Covid-19 bahwa Covid-19 adalah penyakit yang dinamis dan amat dinamis. Jadi, sangat masih ada kemungkinan terjadi kenaikan. "Harus tetap waspada dan taat prokes," ia menegaskan.
Menurut Zubairi Covid-19 akan tetap ada di tengah masyarakat dalam jangka waktu yang panjang sehingga lonjakan kasus masih memungkinkan terjadi. "Covid-19 tetap ada di sekitar kita. Tapi, karena sebagian besar kita sudah divaksin lengkap, maka kalau terinfeksi, kemungkinan hanya batuk pilek bersin saja," katanya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Awal Persentuhan Islam dan Amerika
Kalangan peneliti AS memperkirakan sekitar 4.000 budak yang Muslim menyeberang ke AS.
SELENGKAPNYASpirit NFT di Bayang-Bayang Bear Market
Pameran NFT Jukiverse hadir di Sarinah dan juga Decentraland.
SELENGKAPNYAJamaah Ramaikan Situs Ziarah
Jamaah diminta patuhi aturan yang ditetapkan Pemerintah Arab Saudi.
SELENGKAPNYA