Ekonomi
Erick Thohir Targetkan Dividen BUMN Rp 50 Triliun
Kementerian BUMN juga berhasil menekan utang dan modal BUMN hingga ke 35 persen .
JAKARTA — Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menargetkan dividen perusahaan pelat merah untuk negara dapat terus meningkat seperti saat sebelum pandemi Covid-19. Kondisi pandemi membuat BUMN tidak dapat berkontribusi maksimal dalam menyumbang setoran kepada negara.
Erick menyebutkan, dividen BUMN secara konsolidasi pada 2019 atau sebelum pandemi tercatat sebesar Rp 50 triliun dan mengalami penurunan menjadi Rp 44 triliun pada 2020. "Pada 2021 yang awalnya ditargetkan bisa Rp 40 triliun, saya waktu itu mohon maaf karena covid turun menjadi Rp 29,5 triliun," kata Erick seusai rapat kerja dengan Komisi VI DPR di Gedung DPR, Jakarta, Selasa (7/6).
Berkat kerja keras, transformasi, dan perbaikan model bisnis, Erick mengatakan, target dividen pada 2022 yang sebesar Rp 36,4 triliun justru melebihi target menjadi Rp 40 triliun atau sedikit lebih kecil dari dividen pada 2020.
"Kita meyakini tahun depan kita akan kejar mencapai Rp 43 triliun atau Rp 45 triliun atau sama dengan 2020. Tapi di 2024 kita ingin dorong lebih tinggi di atas Rp 50 triliun," kata Erick.
Tak hanya dividen, menurut Erick, Kementerian BUMN juga berhasil menekan utang dan modal BUMN hingga ke 35 persen dari sebelumnya yang bercokol di angka 39 persen. Erick mengatakan, perbaikan kinerja juga mendorong pertumbuhan valuasi BUMN.
"Kita lihat sekarang perusahaan-perusahaan BUMN, empat BUMN saja, Telkom, Mandiri, BNI, BRI, sekarang sudah mencapai valuasi Rp 1.600 triliun secara aset. Mereka juga dividennya terus naik," kata Erick.
Erick menambahkan, keberhasilan transformasi yang dicanangkan Kementerian BUMN terlihat dari kinerja perusahaan pelat merah pada tahun lalu. Ia menyebutkan, total pendapatan BUMN Rp 1.983 triliun atau setara 99 persen dari pendapatan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Erick mengatakan, perbaikan kinerja BUMN juga berdampak positif terhadap kontribusi untuk negara. Erick menyampaikan, total pajak, dividen, dan PNBP yang diberikan BUMN secara konsolidasi mencapai Rp 371 triliun.
"Terima kasih kepada pimpinan dan anggota Komisi VI DPR yang mendorong konsolidasi BUMN, dari 108 BUMN menjadi 41 BUMN. Alhamdulillah laba 2021 dibandingkan tahun sebelumnya, yang tadinya Rp 13 triliun, sekarang dengan segala efisiensi dan perbaikan model bisnis yang didukung Komisi VI, laba untuk 2021 sebesar Rp 126. Ini adalah prestasi yang saya rasa luar biasa," kata Erick.
Dengan segala pencapaian tersebut, Erick mengajukan penambahan anggaran Kementerian BUMN untuk 2023 sebesar Rp 79,7 miliar atau menjadi Rp 311 miliar dari sebelumnya yang hanya sebesar Rp 232 miliar. Erick menyebut pagu indikatif yang diberikan kepada Kementerian BUMN menjadi yang terkecil dibandingkan seluruh kementerian. Meski begitu, Erick menegaskan Kementerian BUMN tetap bekerja secara efisien dan kalkulatif.
"Jika tidak keberatan, kami menginginkan bisa tetap dijaga di angka 300-an (miliar), tidak terus menerus menurun seperti hari ini yang Rp 194 miliar. Apalagi kalau melihat amanah yang diberikan Komisi VI DPR, yang mana kami terus bisa memastikan pembukaan lapangan kerja, melakukan pendampingan kepada UMKM, dan terus juga menjaga proyek strategis nasional," ucap Erick.
Catatan lain, lanjut Erick, dengan total aset yang dikelola BUMN mencapai Rp 8.998 triliun, pagu ini tentu sangat kecil dibandingkan beban yang dikerjakan. Erick juga optimistis setoran dividen akan kembali normal setelah pandemi nanti.
Capaian Kementerian BUMN dalam meningkatkan kinerja BUMN menuai apresiasi dari Komisi VI DPR RI. Salah satu anggota Komisi VI DPR RI, Mufti Anam, menyebut apa yang dilakukan Erick tidak mudah, terlebih di tengah tantangan akibat pandemi.
Namun, ucap Anam, mantan presiden Inter Milan itu berhasil melampaui sejumlah target yang dicanangkan. "Kami sampaikan apresiasi atas kinerja 2021, catatan yang kami terima dividen sudah melampaui target, dari Rp 35 triliun sudah tercapai Rp 41 triliun. Ini kerja yang tidak mudah, tapi berhasil dilakukan," kata Anam.
Pujian juga datang dari anggota Komisi VI DPR dari Fraksi Gerindra, Andre Rosiade. Menurut Andre, Erick berhasil mencatatkan sejarah dengan laporan keuangan BUMN yang terkonsolidasi.
"Apresiasi laporan keuangan konsolidasi yang Pak Erick paparkan. Ini pertama dalam sejarah, Kementerian BUMN mampu melakukan konsolidasi. Ini perlu kita apresiasi," kata Andre.
View this post on Instagram
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Sejumlah BUMN akan Merger Tahun Ini
Merger Damri dan PPD merupakan langkah terbaik agar kedua perum tersebut tidak tumpang tindih.
SELENGKAPNYAIndonesia Normal Kembali
Dalam sepekan terakhir, indikator penularan Covid-19 menunjukkan tren kenaikan.
SELENGKAPNYAIndonesia Kecam Politisi India Penghina Nabi
Negara-negara Muslim protes terhadap penghinaan oleh juru bicara Partai BJP.
SELENGKAPNYA