Nasional
Nasdem: Capres Dulu, Baru Berkoalisi
Salah satu agenda Rakernas Nasdem adalah menyaring tiga bakal capres.
JAKARTA -- Partai Nasdem akan menggelar rapat kerja nasional (Rakernas) pada 15-17 Juni mendatang. Salah satu agenda forum tersebut adalah menyaring tiga nama bakal calon presiden (capres) yang akan diserahkan kepada Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.
Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya mengatakan, bakal capres merupakan magnet utama dalam membentuk koalisi. "Kami tentukan dulu pengantinnya, siapa capresnya, baru disusun koalisi. Kemudian berdialog bermusyawarah dan mufakat, siapa kemudian siapa yang akan mendampingi capres," ujar Ketua DPP Partai Nasdem Willy Aditya di Jakarta, Selasa (7/6).
Namun, ia memahami, pengusungan capres membutuhkan pertimbangan dan persetujuan dari partai koalisi. Karena itu, Nasdem berusaha menampilkan tiga nama bakal capres yang memiliki komitmen dan dedikasi untuk masa depan Indonesia.
“Kalau lebih spesifik siapa capresnya, itu kemudian atas dasar rasional dan Nasdem selalu meletakkan dirinya sebagai partai yang rasional," ujar dia.
Willy menambahkan, tiga nama bakal calon juga menentukan arah koalisi yang akan dipilih oleh Nasdem. “Kami serahkan sepenuhnya kepada ketua umum untuk mengkomunikasikan tiga nama tersebut, sembari menyusun koalisinya," ujar Willy.
Saat ini, ia mengatakan, Nasdem masih melakukan penjajakan dalam membentuk koalisi, termasuk dengan Partai Demokrat. Menurut Willy, pertemuan Surya Paloh dan Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono juga membicarakan transformasi kepemimpinan pada 2024.
"Tentu obrolannya silaturahim antara dua pimpinan parpol. Memang ada pembicaraan tentang 2024 soal transformasi kepemimpinan nasional," ujar Willy.
Direktur Eksekutif Trias Politika Strategis Agung Baskoro mengatakan, pertemuan SBY dan Surya Paloh yang berdurasi lama dan penuh privasi membuka spekulasi poros capres baru. Publik tentu susah untuk tidak mengaitkan kedua peristiwa politik ini dalam dinamika koalisi jelang 2024.
Saat ini, tiga partai, yakni Partai Golkar, PPP, dan PAN, sudah membentuk Koalisi Indonesia Baru (KIB). KIB juga sudah menyelenggarakan silaturahim nasional pada akhir pekan lalu dengan mengundang Kelompok Relawan Projo dan Luhut Binsar Panjaitan (LBP) yang merupakan pendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Direktur Eksekutif FIXPOLL Indonesia Mohammad Anas RA menyarankan KIB menggelar konvensi penjaringan bakal calon presiden dan wakil presiden pada Pemilu 2024. "Konvensi dapat memberi ruang kepada figur internal partai koalisi maupun figur eksternal," katanya dalam keterangan tertulis.
Dia menjelaskan jika nantinya konvensi menghendaki kekuatan partai, Ketua Umum Partai Golkar dapat menjadi capresnya. Namun, Anas menyarankan, calon pasangan yang akan diusung sebaiknya berdasarkan pertimbangan kekuatan figur bukan kekuatan partai.
Pengamat politik yang juga founder Cyrus Network Hasan Nasbi berpendapat, KIB bakal mengusung capres dari kalangan internal. Hasan mengatakan, pernyataan KIB soal tidak alergi dengan calon dari luar koalisi merupakan bagian dari komunikasi politik.
Namun, ia memprediksi KIB akan mengusung cawapres dari luar koalisi. Nama-nama yang berpeluang seperti Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Pengamat politik Universitas Airlangga (Unair) Ali Sahab mengatakan, Anies juga memiliki peluang mendampingi Puan Maharani pada 2024. Spekulasi ini muncul lantaran keduanya memamerkan kedekatan pada penyelenggaraan Formula E, akhir pekan lalu. “Politik adalah the arts of possibility. Bisa juga nanti Puan berpasangan dengan Anies,” ujarnya.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Tokoh Buddha: Perhatikan Rasa Keadilan
Rencana kenaikan tiket naik Candi Borobudur yang muncul saat ini belum final.
SELENGKAPNYAJaksa Kasasi Pengurangan Hukuman Terdakwa ASABRI
Kejaksaan tidak menjelaskan alasan pengajuan kasasi terhadap hukuman Jimmy Sutopo
SELENGKAPNYA