Kabar Utama
Saudi Siap Terima Jamaah Haji
Suhu panas di Saudi menjadi tantangan besar pada pelaksanaan ibadah haji tahun ini.
ACHMAD SYALABI ICHSAN, ALI YUSUF
dari Makkah, Arab Saudi
MAKKAH – Sebanyak 325 Petugas Penyelenggaraan Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi gelombang pertama telah tiba di Bandara International King Abdul Aziz, Jeddah, Arab Saudi, pada Rabu (1/6) sekitar pukul 17.20 Waktu Arab Saudi (WAS). Pemerintah Saudi pun tampak sudah siap menyambut calon jamaah haji dari berbagai negara.
Setelah tiba di Bandara Jeddah, para petugas langsung mengambil miqat di bandara untuk berniat ihram dalam rangka menunaikan umrah di Masjidil Haram. Penjagaan oleh petugas tampak lebih leluasa jika dibandingkan sebelumnya, saat penularan Covid-19 masih tinggi. Rombongan petugas tampak leluasa untuk memasuki Masjidil Haram.
Meski ada Askar (Pengamanan Masjidil Haram) yang berjaga, rombongan dapat memasuki tanah haram tanpa harus menunjukkan platform aplikasi yang diwajibkan selama pandemi. Para Askar pun tidak menghalangi jamaah yang tak mengenakan masker. Meski demikian, banyak di antara petugas PPIH memilih untuk mengenakannya.
Para petugas mengawali prosesi ibadah dengan tawaf qudum (berputar mengelilingi Ka’bah tujuh kali) yang wajib dilakukan bagi jamaah calon haji Tamattu. Kondisi Ka’bah masih dihalangi dengan border. Meski demikian, jamaah bisa berada pada jarak sekitar tiga meter dari area Multazam (daerah di antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah). Tawaf pun masih bisa dilakukan dengan lengang dan nyaman mengingat belum dimulainya musim haji.
Rombongan petugas kemudian melaksanakan sa’i atau lari-lari kecil dari Bukit Shafa menuju Marwah bolak balik sebanyak tujuh kali. Lintasan sa’i tampak lebih padat dibanding area tawaf. Tampak pula rombongan jamaah dari Indonesia yang sedang melaksanakan umrah. Rombongan petugas pun mengakhiri prosesi umrah dengan melaksanakan tahalul atau potong rambut minimal tiga helai.
Pemandu petugas dari Kementerian Agama (Kemenag) M Khoeron berharap para petugas bisa merasakan pengalaman berharga saat memasuki Masjidil Haram pascapandemi. Kondisi terbaru Tanah Suci pun bisa diceritakan kepada jamaah menjelang musim haji. “Bahwa sekarang kondisi Masjidil Haram tidak seketat saat pandemi,” kata Khoeron, Kamis (2/6).
Khoeron yang sepanjang prosesi umrah memandu ibadah dan doa para petugas pun mengungkapkan beratnya prosesi haji bagi para jamaah. Untuk itu, mereka diminta untuk menyiapkan fisik dan mental sebelum melalui rangkaian ibadah rukun Islam kelima di tengah teriknya suhu di Tanah Suci. Terlebih, ujar Khoeron, bagi para jamaah lanjut usia (lansia) dan berkategori risiko tinggi (risti).
Cuaca terik sangat terasa saat rombongan petugas haji PPIH Arab Saudi sedang berangkat menuju Madinah. Berdasarkan aplikasi pemandu cuaca setempat, suhu di Al-Qadhimah (tiga jam perjalanan dari Makkah menuju Madinah), mencapai sekitar 45 derajat Celcius pada pukul 13.00 waktu setempat.
Hangatnya cuaca bahkan sudah dirasakan para petugas seusai melaksanakan ibadah umrah pada Kamis (2/5) dini hari WAS. Pada sekitar pukul tiga dini hari, udara sudah terasa hangat. Suhu pun terasa lebih panas usai adzan Subuh berkumandang.
Suhu panas di Saudi menjadi tantangan besar pada pelaksanaan ibadah haji tahun ini. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengatakan, tantangan terbesar memang ada di Makkah karena jamaah relatif sering berada di tempat terbuka, khususnya saat prosesi Arafah, Muzdalifah, dan Mina (Armuzna). Untuk di Madinah, tidak terlalu menjadi masalah mengingat jamaah hanya beribadah dari ruangan ke ruangan, seperti dari kamar hotel ke masjid.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Budi Sylvana meminta tim kesehatan haji mulai aktif mempromosikan pesan-pesan kesehatannya secara masif. Hal tersebut penting agar pesan-pesan kesehatan dapat diterima jamaah haji sebelum keberangkatannya ke Tanah Suci.
Budi menuturkan, salah satu contoh pesan-pesan kesehatan yang perlu dipromosikan kepada jamaah haji demi mencegah terjadi heat stroke atau sengatan panas sinar matahari adalah selalu mengingatkan jamaah agar menghindari paparan sinar matahari secara langsung dan minum air sesering mungkin. “Sampaikan kepada jamaah, minum jangan menunggu haus,” ujar dia.
Jamaah juga diimbau selalu membasahi tubuh yang terpapar matahari seperti muka dan tangan. Yang juga penting adalah jamaah diimabu untuk selalu menggunakan pakaian longgar yang dapat menyerap keringat dan selalu memakai alas kaki ketika bepergian keluar.
Sementara itu Koordinator Emergency Medical Team (EMT) PPIH Arab Saudi Bidang Kesehatan, Erwinsyah, mengatakan, tim kesehatan sudah siap mematangkan semua layanan kesehatan menyambut kedatangan jamaah haji gelombang pertama di Madinah. Tim Kesehatan Bandara (TKB) akan bersiaga 24 jam di gate kedatangan untuk menyambut jamaah.
“Tim EMT akan bersiaga di sektor pemondokan jamaah berjaga 24 jam melakukan deteksi dini kegawatdaruratan dan melakukan penanganan jika terjadi emergensi di sektor,” ujar dia.
Menteri Kesehatan Arab Saudi, Fahad Al-Jalajel, memeriksa beberapa fasilitas kesehatan di Klaster Kesehatan Makkah. Kunjungan tersebut dilakukan untuk menilai kesiapan dan persiapan pelayanan kesehatan terpadu. Aljalazel juga meninjau dengan cermat kemajuan pekerjaan di beberapa lokasi yang memberikan perawatan kepada jamaah jelang musim haji mendatang.
Dilansir Arab News, Kamis (2/6), Menteri Al-Jalajel diberikan penjelasan rinci tentang departemen di pusat dan layanan yang mereka berikan. Dalam kesempatan itu, dia meminta para staf meningkatkan kapasitas di dalam rumah sakit. Ia juga menegaskan kembali komitmen mereka untuk melakukan segala upaya untuk melayani pasien, penerima manfaat dan pengunjung Masjidil Haram untuk meningkatkan layanan kesehatan.
Kloter Pertama Siap Masuk Asrama
Para calon jamaah haji (calhaj) kloter pertama akan memasuki asrama haji sebelum pemberangkatan yang dijadwalkan pada Sabtu (4/6). Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Kementerian Agama, Saiful Mujab mengatakan, mulai Jumat (3/6), jamaah dari kloter pertama akan memasuki asrama-asrama haji.
Kloter pertama ini terdiri atas lima kelompok yang akan memasuki lima asrama hajinya masing-masing, yakni asrama haji Solo, Jakarta-Pondok Gede, Jakarta-Bekasi, Surabaya, dan Padang. “Ada lima kelompok dari kloter pertama yang akan masuk ke asrama hajinya masing-masing, sebagaimana yang sudah ditentukan,” kata Saiful saat dihubungi Republika, Kamis (2/6).
Adapun jumlah jamaah haji yang akan memasuki asrama telah dihitung berdasarkan penentuan yang dilakukan oleh pihak-pihak terkait. Setidaknya jika diperkirakan, menurut dia, satu pesawat yang menampung jamaah haji dari tiap-tiap asrama berkisar 393-450 orang.
Dia menambahkan, jamaah haji akan melakukan sejumlah aktivitas di asrama. Aktivitas pertama yang dilakukan adalah pemeriksaan kesehatan disusul dengan pembagian gelang identitas, pembagian living cost hingga pemantapan bimbingan manasik. “Semua aktivitas itu dilakukan selama 24 jam sebelum hari keberangkatan pada esok harinya,” kata dia.
Terkait dengan PCR sebagaimana berdasarkan kebijakan secara umum, menurut Saiful, dilakukan di luar asrama haji. Hal ini secara langsung merupakan tupoksi kerja sama dengan Dinas Kesehatan di wilayah masing-masing jamaah.
Dengan begitu, sebelum memasuki asrama haji, jamaah dipastikan telah mengantongi hasil tes PCR. Yang terpenting pada prinsipnya, dia menekankan, hasil PCR tidak melewati durasi (masa) berlaku PCR yang sesuai dengan standar kesehatan Covid-19.
Sebanyak 360 calhaj kloter 1 dijadwalkan mulai masuk ke Embarkasi Solo pada Jumat (3/6) pukul 08.00 WIB. Mereka dijadwalkan terbang pada Sabtu (4/6) Juni pukul 00.30 WIB dan tiba di Bandara Internasional Amir Mahmud, Madinah, Arab Saudi, pada 09.25 WAS.
Mereka akan diberangkatkan ke pemondokan jamaah haji Indonesia di daerah Markaziah, Madinah. Setelah itu, jamaah akan melakukan ibadah arbain (shalat 40 waktu) di Masjid Nabawi.
Gubernur Sumatra Barat, Mahyeldi, pada Kamis (2/6) meninjau Asrama Haji Embarkasi Padang. Mahyeldi memastikan kesiapan Embarkasi Padang untuk memberangkatkan calhaj dari Sumatra Barat dan Bengkulu. Pelepasan kloter pertama di Embarkasi Padang akan menjadi salah satu penerbangan pertama di Indonesia.
“Alhamdulillah dari informasi tadi belum ada yang sakit dan dalam keadaan sehat semuanya, juga bisa berangkat sesuai jadwal yang telah ditentukan. Kepada jamaah saya mengimbau untuk memastikan bahwa barang yang dibawa sudah sesuai ketentuan jenisnya dan beratnya,” ucap Mahyeldi.
Embarkasi haji Padang akan memberangkatkan 2.840 jamaah ke Makkah. Sebanyak 2.093 orang merupakan calhaj dari Sumbar dan 747 calhaj dari Provinsi Bengkulu.
Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menggunakan aplikasi bernama TeleJemaah Puskes Haji untuk mempermudah petugas kesehatan, dalam memantau kondisi kesehatan jamaah haji berisiko tinggi (risti). Aplikasi TeleJemaah hanya diberlakukan pada jamaah haji berisiko tinggi.
Kepala Pusat Kesehatan Haji, Budi Sylvana mengatakan, fitur dalam aplikasi itu terdiri atas input data kesehatan sampai dengan galeri dan artikel. “Tujuannya sebagai media edukasi secara elektronik yang berbentuk aplikasi berbasis android saat ini dan aplikasi ini sudah tersedia di Play Store dan bisa di-download gratis,” kata dia.
Pada menu aplikasi terdapat input data kesehatan yang terdiri atas tekanan darah, gula darah, saturasi oksigen, suhu tubuh, sampai keluhan. Menu pada aplikasi tersebut bisa dimanfaatkan oleh jamaah haji dan bisa meminta bantuan petugas kesehatan jika diperlukan.
Dalam aplikasi ini juga tercantum obat yang sering dibawa oleh jamaah haji. Melalui aplikasi ini juga jamaah haji bisa menghubungi langsung petugas kesehatan, yang menyertai jamaah di dalam suatu kloter. Jamaah bisa menghubunginya langsung via Whatsapp.
"Nanti kita masukkan nomor kontak petugas ke dalam aplikasi TelePetugas. Aplikasi TelePetugas ini connect dengan TeleJemaah. Aplikasi TelePetugas berfungsi untuk memantau jamaah haji berisiko tinggi,” kata Budi.
Pada TeleJemaah, ada pula fitur perkiraan cuaca, fitur ini sebagai early warning system untuk menghadapi cuaca ekstrem di Arab Saudi. Jamaah haji akan mendapatkan imbauan terkait apa yang harus dilakukan, di antaranya minum sebelum haus.
View this post on Instagram
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Mengintip Masa Depan Industri Imersif
Pemanfaatan teknologi extended reality berdampak pada revolusi di lansekap industri hiburan.
SELENGKAPNYADongeng Startup yang tak Selalu Indah
Investor kini mulai mengetatkan kucuran pendanaan untuk usaha rintisan digital.
SELENGKAPNYATambahan Anggaran Biaya Haji Disetujui
Perlu diperhitungkan dengan cermat dan akuntabel setiap penggunaan dana haji yang saat ini dikelola.
SELENGKAPNYA