Jakarta
Mobil Formula E Tiba
Butuh waktu tiga hari mendatangkan seluruh komponen mobil listrik Formula E dari Berlin.
JAKARTA — Kargo berisi mobil dan perlengkapan untuk balapan mobil listrik Formula E telah tiba di Bandara Soekarno-Hatta, Kota Tangerang, Provinsi Banten, pada Ahad (22/5). Berdasarkan informasi, ada tiga pesawat kargo internasional yang memuat perlengkapan tersebut dan diurus oleh perusahaan jasa groundhandling, yaitu PT Jasa Angkasa Semesta (JAS Airport Service).
"Iya, dengan dua pesawat Boeing 747-800, dan satu 747-400, total tiga chartered flight," kata Managing Director PT Jakarta Propertindo Gunung Kartiko ketika dikonfirmasi awak media di Jakarta, Ahad.
Tiga pesawat yang berangkat dari Berlin, Jerman, itu memuat seluruh komponen mobil listrik yang bakal digunakan pembalap yang ikut kompetisi. Semua peralatan itu sempat melalui pemeriksaan Bea Cukai Soekarno-Hatta. Kemudian, sebanyak 45 truk yang mengangkut komponen mobil Formula E melaju ke Jakarta International Stadium (JIS), yang berlokasi tidak jauh dari Sirkuit Ancol, Jakarta Utara.
Gunung menjelaskan, sesuai rencana, komponen itu harus menginap terlebih dulu di kawasan JIS. Hal itu karena secara keseluruhan ada tiga tahapan yang dikirim oleh Formula E Operations (FEO), selaku penanggung jawab balapan Formula E.
Dia menjelaskan, dijadwalkan seluruh komponen bisa tiba di Indonesia pada Selasa (24/5). Ketika seluruh barang tersebut sudah mendarat di Indonesia, baru diangkut oleh truk untuk dibawa ke Sirkuit Ancol.
View this post on Instagram
Kemudian, tim mekanik masing-masing tim merakit untuk digunakan pembalap masing-masing mengitari Sirkuit Ancol pada fase latihan dan balapan yang diagendakan pada Sabtu (4/6). "Nantinya total ada 11 tim pembalap Formula E. Masing-masing tim ada dua mobil," kata Gunung.
Memang untuk merakit mobil Formula E membutuhkan waktu. Misalnya saja, truk pengangkut yang tiba lebih dulu di JIS hanya membawa pretelan mobil balap. Sehingga semua komponen membutuhkan waktu tiga hari untuk bisa mendarat di Bandara Soekarno-Hatta untuk kemudian dibawa ke lokasi balapan.
Adapun untuk tiket balap Formula E, kata Gunung, dijual dalam beberapa kelas. Pertama, tiket All Ancol Theme Park yang dibanderol Rp 250 ribu. Meski terbilang paling murah, penonton bisa menyaksikan balapan melalui layar raksasa di Ancol dan memanfaatkan semua fasilitas yang ada di Ancol.
Kedua, tiket tipe Bravery Stage di Ancol Beach City Festival seharga Rp 450 ribu. Panitia juga menyiapkan tiket tipe Ombak Laut Suite seharga Rp 2 juta, disusul tipe Jimbaran Suite dan Segara Suite senilai Rp 3 juta.
Adapun tiket khusus Technology Stage at Deluxe Suite dijual dengan harga Rp 7,5 juta, dan termahal berupa tiket Zero Emission Stage dengan keunggulan penonton bisa melihat balapan dari royal suite dengan harga Rp 10 juta. Menurut Gunung, hingga akhir pekan ini, khusus penjualan tiket VIP di lokasi Ombak Laut, Segara, dan Jimbaran sejumlah 1.050 sudah ludes. "Untuk tiket VVIP berjumlah 1.500 juga sudah terjual 50 persen," katanya.
Menurut dia, khusus tiket grandstand yang berjumlah 10 ribu juga telah terjual sekitar 60-70 persen. Sementara tiket kelas festival, dia melanjutkan, terbagi menjadi penjualan di Ancol dan lokasi balapan, sudah laku 15 persen dari kuota 40 ribu plus 7.000 kapasitas penonton.
Gunung menjelaskan, para pemilik tiket VIP dan VVIP tidak akan mendapat nomor kursi, tetapi menerima name tag. Sementara pemilik tiket Grandstand, dia menyebut, hanya mendapat keterangan lokasi menonton.
Berdasarkan pemetaan panitia, kata Gunung, pembeli tiket Formula E mayoritas atau setengahnya merupakan warga negara asing (WNA). Gunung juga mencatat, tidak sedikit pembeli datang dari Singapura dan Malaysia yang sengaja datang ke Jakarta demi bisa menonton balapan mobil listrik pertama di Asia Tenggara tersebut. "Bahkan, ada juga dari Amerika dan Eropa (yang beli tiket)," katanya.
Jangan rugi
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak mengingatkan, panitia penyelenggara Formula E dan Pemprov DKI untuk serius mencari keuntungan dari perhelatan Formula E itu. Menurut dia, langkah itu perlu dilakukan setidaknya untuk mengembalikan uang yang berasal dari APBD DKI. "Kita harus fokus pada perhelatan agar bisa balik modal. Jangan sampai rugi," kata politikus PDIP itu pada Ahad.
Menurut dia, keuntungan itu menjadi semakin penting saat trek balap dibangun di fondasi bukan permanen dan memerlukan biaya perawatan mahal. Gilbert juga menegaskan, pihaknya tidak bisa memaklumi kerugian, meski balapan berlangsung pada tahun pertama dari kontrak tiga tahun. Pasalnya, dia menuding, kegiatan itu sengaja dipaksakan oleh Gubernur Anies Rasyid Baswedan.
“Seharusnya sejak awal tidak dilakukan perjanjian ilegal dengan FE di New York 2018 karena melanggar Perppu Nomor 2 Tahun 2014 Ayat 101," kata Gilbert menuding.
Ketua Komite Pelaksana Formula E, Ahmad Sahroni menjelaskan, saat ini pihaknya masih menunggu kontrak tambahan calon sponsor Formula E. Salah satu yang diharapkan adalah datang dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Bendahara DPP Partai Nasdem tersebut mengatakan, panitia secara umum sudah mengumpulkan beragam sponsor dari bank lokal, nasional, perusahaan kesehatan, hingga elektrik.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Takaranmu Adalah Apa Yang Kamu Cari
Setiap orang yang hendak belajar di Gontor akan ditanyakan, ke Gontor apa yang kau cari.
SELENGKAPNYARuh Pondok Bernama Keikhlasan
Keikhlasan menjadi energi yang mewarnai seluruh aktivitas Pondok Modern Darussalam Gontor
SELENGKAPNYAPolitik Santri di Tengah Gempuran Sekularisme
Santri dan pesantren kerap menjadi rujukan bagi elemen masyarakat dalam pencarian solusi permasalahan hidup berdasarkan Islam.
SELENGKAPNYA