Petugas kesehatan Puskesmas Kopelma mempersiapkan vaksin meningitis untuk para calon jemaah haji di Darussalam, Banda Aceh, Aceh, Selasa (10/5/2022). | ANTARA FOTO / Irwansyah Putra

Tajuk

Kesehatan Jamaah Haji

Pergi ke Tanah Suci dalam keadaan sehat, pulang ke Tanah Air juga dalam kondisi sehat.

Kelompok terbang (kloter) pertama jamaah haji Indonesia akan diberangkatkan pada 4 Juni 2022. Pemberangkatan jamaah haji ini menjadi yang perdana. Sudah dua kali musim haji, tidak ada jamaah asal Indonesia karena pandemi Covid-19 yang mengglobal.

Mengingat pandemi Covid-19 belum usai sepenuhnya, Kerajaan Arab Saudi membatasi jumlah jamaah haji dari berbagai negara. Tahun ini, kuota haji Indonesia, 100.051 orang. Kuota ini terdiri atas 92.825 haji reguler dan 7.226 haji khusus.

Adapun pelayanan jamaah haji dipastikan tidak berkurang dibanding pada masa sebelum pandemi. Jamaah bakal menerima layanan akomodasi, konsumsi, transportasi, bimbingan ibadah, dan kesehatan. 

Terkait akomodasi, jamaah selama di Madinah akan menempati hotel di wilayah Markaziyah, yang berjarak terjauh 650 meter dari Masjid Nabawi. Sedangkan di Makkah, hotel jamaah berjarak terjauh empat kilometer dari Masjidil Haram. Disiapkan pula, bus pergi-pulang yang akan mengantar jamaah dari hotel ke Masjidil Haram.

 
Adapun pelayanan jamaah haji dipastikan tidak berkurang dibanding pada masa sebelum pandemi. 
 
 

Makanan bergizi menjadi santapan jamaah selama berhaji. Jamaah akan mendapatkan makan 119 kali selama di Tanah Suci. Layanan katering yang paripurna diharapkan tersedia agar fisik jamaah selalu prima. Hampir semua ibadah selama berhaji merupakan aktivitas fisik.

Adapun untuk layanan ibadah disiapkan sejumlah pembimbing. Pengetahuan mereka sangat mumpuni dalam hal ilmu agama, khususnya ibadah haji. Bimbingan ibadah bagi jamaah menjadi sangat penting. Berbagai rukun haji mesti dilakukan secara tertib. Demikian pula dengan hal wajib, sunah, ataupun sesuatu yang dilarang. 

Pengetahuan jamaah mengenai hal ini turut menjadi penentu kemabruran seseorang dalam berhaji. Diperlukan, panduan dan bimbingan dari para petugas yang memahami keilmuan dan kondisi jamaah.

Pada masa pandemi, yang tak kalah penting adalah penyiapan agar fisik jamaah selalu dalam kondisi bugar. Terkait hal ini, pemerintah menyiapkan klinik kesehatan haji. Klinik bagi jamaah ini berada di Makkah, Jeddah, dan Madinah. Sejumlah pos layanan kesehatan juga disiagakan. Optimalisasi layanan kesehatan ini menjadi titik krusial bagi jamaah haji Tanah Air.

 
Pengetahuan jamaah mengenai hal ini turut menjadi penentu kemabruran seseorang dalam berhaji. Diperlukan, panduan dan bimbingan dari para petugas yang memahami keilmuan dan kondisi jamaah.
 
 

Penularan varian virus Covid-19 sangat mungkin, mengingat kerumunan massa yang luar biasa selama musim haji. Berdesak-desakan saat prosesi tawaf di Ka'bah sulit dihindari. Demikian pula, interaksi dengan jamaah dari berbagai negara saat prosesi wukuf dan setelahnya. Sekitar satu juta jamaah dari berbagai negara akan berkumpul untuk melaksanakan prosesi mabit dan lontar jumrah. Kerumunan massa tentu tak terhindarkan.

Dalam kondisi ini, kekebalan tubuh yang terinternalisasi pada masing-masing jamaah merupakan keniscayaan. Imunitas yang bagus menjauhkan kemungkinan tertular Covid-19 dengan beragam variannya, termasuk penyakit lain yang menular lewat udara ataupun persentuhan tubuh. Tidak ada cara lain agar jamaah haji Indonesia tetap bugar, yakni dengan memperkuat imunitas tubuh.

Terkait penguatan imunitas ini, vaksinasi Covid-19 menjadi salah satu di antaranya. Data Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan mencatat, belum semua jamaah dari 100.051 orang yang akan berhaji itu telah menjalani vaksinasi dosis lengkap. Data terakhir menunjukkan, baru 76 persen jamaah haji yang sudah divaksin dosis lengkap. 

Tantangan yang tidak ringan agar kekebalan tubuh jamaah terbentuk sebelum mereka berangkat haji pada Juni depan. Pemerintah semestinya tegas agar jamaah yang belum divaksin dosis lengkap tidak diberangkatkan. Mereka diganti dengan calon jamaah yang sudah divaksin lengkap.

 
Tantangan yang tidak ringan agar kekebalan tubuh jamaah terbentuk sebelum mereka berangkat haji pada Juni depan. 
 
 

Agar 100 persen jamaah yang berangkat telah divaksin dosis lengkap, pemahaman vaksin menjadi urgen. Semua pihak harus memberikan penyadaran akan pentingnya vaksin dosis lengkap.

Hal ini penting sebagai ikhtiar menekan jumlah kematian jamaah selama berhaji. Data Kemenkes memperlihatkan, jumlah kematian jamaah haji 10 tahun terakhir tidak turun signifikan. 

Angka kematian pada jamaah haji Indonesia selama 10 tahun terakhir ini relatif datar di angka 2 per mil berdasarkan data Haji 2019. Bandingkan dengan India yang 1 per mil dan Malaysia 0,3 per mil.

Selain memperkuat imunitas melalui vaksinasi, edukasi pentingnya menjaga kesehatan jamaah menjadi signifikan. Sebab, tiga penyebab terbesar kematian jamaah adalah gangguan jantung, pernapasan, dan faktor kelelahan. Tiga hal ini mesti dicegah sejak dini agar ibadah jamaah berjalan lancar.

Musim haji tahun ini menjadi pertaruhan kesuksesan pengelolaan kerumunan manusia dalam jumlah banyak pada saat bersamaan. Pergi ke Tanah Suci dalam keadaan sehat, pulang ke Tanah Air juga dalam kondisi sehat. Predikat haji mabrur pun tersemat. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Bijak Sikapi Pelonggaran Penggunaan Masker

Mobilitas masyarakat yang tinggi tidak diikuti dengan kenaikan kasus Covid-19.

SELENGKAPNYA

Kejakgung: LCW Perantara Izin Ekspor CPO

LCW merupakan pihak yang menginisiasi pertemuan.

SELENGKAPNYA

Vaksinasi Calhaj Diakselerasi Jelang Keberangkatan

Selama 10 tahun terakhir tingkat kematian jamaah cenderung datar pada angka 2 per 1.000 (mil).

SELENGKAPNYA