Pemain Arsenal Rob Holding menyundul bola dalam pertandingan melawan Chelsea pada 20 April 2022. | AP/Frank Augstein

Olahraga

Pelatih Arsenal Arteta Tolak Menyerah

Peluang Arsenal lolos ke Liga Champions musim depan berubah mengecil.

NEWCASTLE -- Kesunyian terasa di kamar ganti Arsenal selepas laga kontra Newcastle United di St James Park, Selasa (17/5) dini hari WIB. Semua penggawa the Gunners tenggelam dalam kekecewaan. Betapa tidak, saat butuh kemenangan untuk bertahan di empat besar, Arsenal malah kalah 0-2 dari tuan rumah.

Hasil ini membuat peluang anak asuh Mikel Arteta lolos ke Liga Champions musim depan berubah mengecil. Dengan mengantongi 66 poin, Arsenal tertinggal dua angka dari Tottenham Hotspur di urutan keempat dengan satu pertandingan tersisa.

Granit Xhaka yang mengungkapkan suasan hening di ruang ganti timnya itu menilai Arsenal membuang kesempatan emas di depan mata. Asa menuju kompetisi terelite Benua Biru jauh panggang dari api. Ia berpendapat the Gunners gagal tampil seperti yang diharapkan. Xhaka mengaku tak bisa menjelaskan alasannya.

"Kami tidak melakukan apa yang menjadi rencana permainan, tidak mendengarkan pelatih. Ini sangat buruk, sulit menerimanya saat ini," kata pemain timnas Swiss itu kepada Sky Sports, dikutip Reuters.

Arteta sependapat dengan Xhaka. Namun, ia tidak mau membebani anak asuhnya dengan kritikan tajam. Ia mengakui mereka kalah dalam setiap duel melawan Newcastle. Namun, semua sudah terjadi. Ia meminta maaf kepada penggemar Arsenal. Akan tetapi, juru taktik asal Spanyol ini menolak menyerah.

Secara matematis, peluang the Gunners untuk finis di zona Liga Champions tetap terbuka. Pada pekan pamungkas, pasukannya berhadapan dengan Everton. Tentu saja, mereka harus keluar sebagai pemenang. Kemudian, dalam pertandingan lain, ia berharap Burnley menumbangkan Tottenham.

Everton dan Burnley sama-sama berjuang menghindari jeratan degradasi. Bisa dipastikan, Arsenal dan Tottenham sama-sama akan melakoni laga sulit sehingga Arteta tetap menjaga harapan.

"Dalam sepak bola selalu mungkin. Jika sesuatu terjadi, Anda harus berada di sana untuk melakukan itu," ujar Arteta, dikutip dari laman resmi klubnya.

Arsenal sempat jadi bahan cemoohan saat menderita tiga kekalahan beruntun dari Brentford, Chelsea, dan Manchester City. Namun, the Gunners perlahan bangkit dengan dan menapak ke papan tengah. Arsenal sempat kembali limbung ketika menelan tiga kekalahan beruntun pada awal April dari Crystal Palace, Brighton, dan Southampton. Akan tetapi, hasil tersebut dijawab dengan empat kemenangan beruntun.

Sayangnya, kesempatan mengamankan posisi empat besar lebih cepat gagal diraih setelah Arsenal dibekap Tottenham pekan lalu. Hingga kemudian Arsenal terlempar dari zona Liga Champions gara-gara kekalahan kontra Newcastle.

Di sisi lain, Tottenham yang turun naik dan berganti pelatih bangkit pada saat yang tepat. Di tangan Antonio Conte, Tottenham melewati lima pertandingan dengan tiga kemenangan dan dua hasil imbang. Tottenham berpeluang besar kembali ke Liga Champions setelah terakhir tampil pada musim 2019/2020. Sementara, Arsenal mungkin kembali hanya menjadi penonton sejak terakhir berlaga pada musim 2016/2017.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Arsenal Official (arsenal)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Adopsi Teknologi, Kunci Sukses Bisnis FnB

Dengan teknologi yang membantu efisiensi, pelaku usaha dapat berfokus kepada strategi pengembangan.

SELENGKAPNYA

Jalan Terjal Transformasi Energi Jerman

Ketergantungan pasokan gas dari Rusia menjadi kendala rencana transformasi produksi energi listrik di Jerman.

SELENGKAPNYA

Wajib Masker Dilonggarkan

Pelonggaran wajib masker menjadi bagian program transisi dari pandemi menuju endemi Covid-19.

SELENGKAPNYA