Internasional
WHO: Cina Perlu Ubah Strategi 'Nol Covid-19'
Strategi nol Covid-19 yang Cina terapkan untuk mengalahkan pandemi bukanlah langkah berkelanjutan.
JENEWA -- Strategi nol Covid-19 yang Cina terapkan untuk mengalahkan pandemi bukanlah langkah berkelanjutan. Hal itu diungkap Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“Saat kami membahas berbicara tentang strategi nol Covid-19, kami menilai itu bukan langkah berkelanjutan karena perilaku virus sekarang dan apa yang kita antisipasi pada masa depan,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengacu pada kebijakan Cina, dilansir Aljazirah, Rabu (11/5).
"Kami telah mendiskusikan masalah ini dengan para ahli Cina. Dan kami mengindikasikan bahwa pendekatan tersebut tidak akan berkelanjutan. Menurut saya, perubahan akan sangat penting," ujarnya membuat komentar yang jarang dilakukan oleh badan PBB tentang penanganan pandemi pemerintah tertentu.
Direktur Kedaruratan WHO Michael Ryan mengatakan, sudah waktunya bagi Cina untuk mempertimbangkan kembali pendekatannya. Menurut Ryan, tindakan apa pun untuk memerangi pandemi Covid-19 harus menunjukkan "penghormatan terhadap individu dan hak asasi manusia".
“Kita perlu menyeimbangkan langkah-langkah pengendalian terhadap dampak pada masyarakat, dampaknya terhadap ekonomi, dan itu tidak selalu merupakan kalibrasi yang mudah,” kata Ryan.
Ryan mengatakan, Cina telah mencatat 15 ribu kematian sejak virus korona pertama kali terdeteksi di pusat Kota Wuhan pada akhir 2019. Jumlah tersebut relatif rendah dibandingkan dengan Amerika Serikat yang mencatat hampir 1 juta kematian dan India yang mencatat lebih dari setengah juta kematian.
Kebijakan nol Covid-19 menuai kritik dari ilmuwan hingga warganya sendiri. Dengan kebijakan itu, pihak berwenang mengunci area populasi besar untuk membasmi penyebaran virus sebagai tanggapan terhadap wabah virus korona, bahkan jika hanya sejumlah kecil orang yang dinyatakan positif. Salah satunya Shanghai yang memberlakukan aturan sangat ketat.
Pekan lalu, Presiden Xi Jinping menegaskan kembali komitmen Cina terhadap strategi nol Covid-19. Xi memperingatkan, siapa pun yang mengkritik strategi tersebut akan dihukum.
Pemimpin teknis WHO untuk Covid-19, Maria Van Kerkhove, mengatakan, dunia tidak mungkin menghentikan semua penularan virus. “Tujuan kita, di tingkat global, bukan untuk menemukan semua kasus dan menghentikan semua penularan ... tetapi yang perlu kita lakukan adalah menurunkan transmisi karena virus beredar pada tingkat yang begitu intens," kata Van Kerkhove.
Sementara itu, Kementerian Luar Negeri Cina meminta Tedros tidak menyampaikan pernyataan yang tidak bertanggung jawab. Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Cina Zhao Lijian dalam konferensi pers reguler pada Rabu mengatakan, Cina berharap WHO dapat melihat kebijakan Cina secara objektif.
Wakil Direktur Pusat Pengendalian Penyakit Shanghai Wu Huanyu mengatakan, kota itu akan terus menerapkan kebijakan nol Covid-19. "Jika kewaspadaan kita dilonggarkan, epidemi mungkin akan kembali terjadi, sehingga perlu untuk terus-menerus menerapkan pekerjaan pencegahan dan pengendalian tanpa bersantai," kata Wu.
Sebagian besar negara lain awalnya memiliki pendekatan yang sama dengan Cina. Namun, sekarang setidaknya negara-negara tersebut memulai transisi ke strategi untuk hidup dengan virus. Wabah yang terus berlanjut juga menggarisbawahi betapa sulitnya menghentikan penyebaran varian omikron yang sangat menular.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Mantan PM Sri Lanka Dievakuasi Militer
Sejauh ini Gotabaya masih menolak mengundurkan diri.
SELENGKAPNYAAncaman Pembongkaran di Shaheen Bagh
Langkah itu dinilai upaya terbaru untuk melecehkan dan meminggirkan Muslim di India.
SELENGKAPNYAHikmah Puasa Syawal
Puasa Syawal memiliki hikmah yang membuat wisuda madrasah Ramadhan tidak akan melewatkan.
SELENGKAPNYA