Ekonomi
Bulog Tunggu Penugasan Distribusi Minyak Goreng
Kementerian BUMN gelar operasi pasar di Lampung.
JAKARTA -- Perum Bulog menyatakan masih menunggu kejelasan penugasan sebagai distributor minyak goreng (migor) curah selama masa larangan sementara ekspor minyak sawit yang diterapkan pemerintah. Selain penugasan resmi, Bulog juga membutuhkan adanya dasar regulasi karena perusahaan belum pernah menangani pendistribusian minyak goreng.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, pemerintah hingga saat ini masih dalam tahap pembahasan mengenai teknis pendistribusian minyak goreng curah. Ia menegaskan, Bulog sudah siap menjadi penyerap minyak goreng curah dari para produsen yang terdampak kebijakan larangan ekspor.
"Kita juga bekerja sama dengan PT Pos Indonesia dan PT BGR dalam proses pendistribusiannya (ke masyarakat)," kata Budi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (10/5).
Lantaran masih menunggu penugasan dan dasar regulasi, Budi pun belum dapat memastikan distribusi minyak goreng curah seharga Rp 14 ribu per liter akan dimulai. Tantangan lain yang menjadi konsentrasi Bulog adalah memastikan tidak adanya rembesan minyak goreng curah jika proses pendistribusian telah dilakukan. Kesesuaian volume dari pabrik hingga ke pasar perlu dikawal agar target harga Rp 14 ribu per liter di level konsumen bisa tercapai.
"Jadi, nanti harus ada bukti. Kalau 100 ribu liter yang disuplai, ya, sampai pasar harus 100 ribu liter," kata Budi.
Direktur Bisnis Bulog Febby Novita mengatakan, Bulog hingga saat ini belum menyiapkan permodalan yang dibutuhkan untuk pembelian minyak goreng curah dari produsen. "Regulasinya saja belum jelas, penugasan belum jelas. Harus ada regulasinya, sasarannya kepada siapa, skema subsidinya bagaimana," kata Febby.
Minyak goreng curah disubsidi oleh pemerintah agar harga yang diterima masyarakat bisa mencapai level Rp 14 ribu per liter. Dana subsidi bersumber dari Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan diberikan langsung kepada produsen maupun distributor minyak goreng curah yang sudah terdata resmi di Kementerian Perindustrian.
Febby menuturkan, dari hasil pembahasan, terdapat wacana distribusi minyak goreng curah oleh Bulog langsung menyasar masyarakat kurang mampu. Artinya, pendistribusian komoditas tersebut tidak terbuka untuk pasar bebas.
"Infonya, ada penugasan khusus, jadi untuk keluarga penerima manfaat (KPM) menggunakan data dari Kementerian Sosial mungkin ada 23 juta keluarga," kata Febby.
View this post on Instagram
Ketersediaan pangan
Mengenai ketersediaan pasokan pangan, Budi Waseso optimistis pada tahun ini Indonesia tidak perlu mengimpor beras. Budi yakin produksi beras mengalami peningkatan dan dapat mencukupi kebutuhan masyarakat.
"Mudah-mudahan, prediksi saya dengan para direksi, kita tidak akan impor sampai akhir tahun ini. Produksi lokal kita sedang meningkat dan ini sedang kita galakkan bersama menteri pertanian," kata Budi.
Dalam empat tahun terakhir, Bulog tidak melaksanakan impor beras. Budi menyampaikan, jumlah cadangan beras yang tersimpan di Bulog mencapai lebih dari 1 juta ton sehingga sesuai dengan batas aman penugasan pemerintah, yakni 1 juta hingga 1,5 juta ton.
Budi menilai pasokan beras masih akan terus meningkat karena Bulog masih terus menyerap hasil panen petani. Ia mengatakan, Bulog sudah menyerap 256 ribu ton beras sejak awal 2022.
Pihaknya berharap, dengan swasembada beras saat ini, Bulog justru mampu menembus pasar ekspor. Ia menuturkan, Bulog kini tengah menjajaki ekspor beras ke Timor Leste. Potensi ekspor tersebut akan didukung oleh sentra pertanian padi di Merauke, Papua.
Sementara itu, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menggelar pasar murah di Lampung. Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, operasi pasar murah sudah digelar sejak awal Ramadhan. Erick menekankan, BUMN tak hanya berfungsi sebagai korporasi, tapi juga menjadi penyeimbang dalam perekonomian Indonesia. Hal itu dilakukan guna mendorong pemerataan dan keseimbangan pasar.
"Alhamdulillah, saya dengan Pak Gubernur (Gubernur Lampung Arinal Djunaidi—Red) dan PTPN ini mungkin sudah kedua kali. Kita ingin membantu kebutuhan masyarakat untuk mendapat akses bahan pangan seperti hari ini minyak goreng dan gula yang harganya di bawah harga pasar," ujar Erick.
Dalam operasi pasar tersebut, BUMN menyediakan minyak goreng dan bahan pokok dengan harga terjangkau. Terdapat pendistribusian 3.000 liter minyak goreng Nusakita dengan harga Rp 19 ribu per liter, gula pasir Nusakita dengan harga Rp 11 ribu per kg, dan 250 kg beras yang dijual dengan harga Rp 15 ribu per 2,5 kg.
View this post on Instagram
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Persiapan Layanan Jamaah Haji Dikebut
Pemerintah berupaya untuk fokus menekan angka kematian jamaah haji tahun ini.
SELENGKAPNYAKembali Berkuasanya Dinasti Marcos
Organisasi hak asasi manusia Karapatan meminta rakyat Filipina menolak pemerintahan Marcos Jr.
SELENGKAPNYA