Kabar Utama
Persiapan Layanan Jamaah Haji Dikebut
Pemerintah berupaya untuk fokus menekan angka kematian jamaah haji tahun ini.
JAKARTA – Nama-nama calon jamaah haji (calhaj) yang berangkat pada tahun ini telah diumumkan setelah adanya kepastian kuota dari Kerajaan Arab Saudi. Meski rentang waktunya relatif singkat dengan pemberangkatan calhaj kelompok terbang (kloter) pertama, pemerintah tetap harus memastikan layanan terhadap calhaj bisa maksimal.
Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (Dirjen PHU) Kementerian Agama (Kemenag) Hilman Latief mengatakan, waktu yang tersedia untuk finalisasi penyiapan layanan tidak banyak. Sebab, Pemerintah Arab Saudi baru mengumumkan kepastian kuota pada pertengahan April 2022 atau sepekan sebelum libur dan cuti Lebaran. Padahal, jamaah kloter pertama akan diberangkatkan pada 4 Juni 2022.
Hilman menjelaskan, layanan jamaah terbagi dalam dua kategori besar, yakni layanan dalam negeri dan layanan di luar negeri selama di Arab Saudi. Ia juga mengimbau, bagi jamaah yang telah ditetapkan berhak berangkat untuk segera melakukan konfirmasi keberangkatan ke bank tempat jamaah mendaftar untuk melunasi biaya perjalanan ibadah haji (bipih) maksimal 20 Mei 2022.
“Daftar nama 92.825 jamaah haji reguler yang berhak berangkat tahun ini sudah ada. Saya sudah terbitkan surat keputusan dan sudah diumumkan dan didistribusikan ke Kanwil Kemenag Provinsi se-Indonesia,” kata Hilman melalui pesan tertulis kepada Republika, Selasa (10/5).
Direktur Layanan Haji Dalam Negeri Kemenag Saiful Mujab, mengatakan, proses kontrak kerja sama dengan dua maskapai yang memberangkatkan dan memulangkan jamaah haji Indonesia, yakni Garuda Indonesia dan Saudia Airlines, tengah difinalisasi. Proses koordinasi dengan Kementerian Perhubungan, Kementerian Kesehatan, Gugus Tugas Pencegahan Covid-19, dan pemerintah daerah juga terus dilakukan dalam proses persiapan penyelenggaraan haji 1443 Hijriyah atau 2022 Masehi.
Mengenai penyiapan layanan asrama haji, kata Saiful, Kemenag sudah melakukan proses sterilisasi asrama yang akan digunakan untuk lokus pemberangkatan jamaah. Nantinya ada sejumlah layanan yang disiapkan untuk jamaah, antara lain fasilitas penginapan selama 1x24 jam, pemeriksaan akhir kesehatan, pemberian gelang identitas, pemberian paspor, pemberian living cost (uang saku), serta pemantapan manasik haji.
“Di asrama haji, jamaah sebelum berangkat akan mendapatkan layanan konsumsi tiga kali makan dan dua kali snack. Saat kembali ke Tanah Air, jamaah akan mendapatkan satu kali makanan ringan atau snack,” ujar dia.
Saiful menambahkan, Saudi memberi kuota haji untuk Indonesia tahun ini sejumlah 100.051 orang. Jumlah itu terdiri atas 92.825 kuota haji reguler dan 7.226 kuota haji khusus. Jamaah haji reguler rencananya terbagi dalam 241 kloter dan diperkirakan akan diberangkatkan dalam 236 penerbangan, dengan maskapai Garuda Indonesia dan Saudia Airlines.
Untuk layanan di luar negeri atau di Saudi, Kemenag menyebut ada tiga jenis layanan jamaah, yaitu akomodasi, konsumsi, dan transportasi. Direktur Layanan Haji Luar Negeri Kemenag, Subhan Cholid, mengatakan, layanan akomodasi disiapkan dengan mengacu pada standar kualitas hotel, jarak ke Masjidil Haram di Makkah dan Masjid Nabawi di Madinah, wilayah, harga, serta kemudahan akses transportasi bus shalawat (khusus di Makkah), dan distribusi katering.
“Di Makkah, hotel jamaah rencananya dibagi dalam lima wilayah, Mahbas Jin, Syisyah, Raudhah, Jarwal, dan Misfalah. Penempatan jamaah haji di Makkah dilakukan dengan sistem zonasi berdasarkan asal embarkasi,” ujar Subhan.
Di Madinah, lanjut Subhan, hotel jamaah ada di wilayah Markaziah atau kawasan terdekat dari Masjid Nabawi. Hotel jamaah dibagi dalam tiga wilayah, yakni Syimaliyah, Janubiyah, dan Gharbiyah.
Sejumlah fasilitas hotel juga sudah disiapkan, seperti air mineral 1 liter dalam kemasan botol per hari per jamaah, handuk, selimut, peralatan mandi, mesin cuci, dan fasilitas pergantian seprai dan sarung bantal. Pihak hotel akan menyiapkan air zamzam dalam kemasan galon (dispenser).
“Pihak hotel juga harus siapkan petugas angkut koper sampai kamar jamaah, petugas kebersihan, dan petugas keamanan,” ujar Subhan.
Mengenai konsumsi, jamaah haji tahun ini akan mendapatkan layanan makan sebanyak maksimal 119 kali. Jumlah itu terdiri atas 75 kali layanan konsumsi di Makkah, 27 kali di Madinah, 16 kali di Arafah-Mina-Muzdalifah atau Armuzna (termasuk satu paket snack Muzdalifah), dan satu kali makan di Bandara Jeddah (saat kedatangan/kepulangan).
“Artinya, bisa dikatakan jamaah full mendapatkan makan selama tiga kali per hari selama di Arab Saudi. Jamaah juga akan mendapatkan paket kelengkapan konsumsi selama di Makkah, Madinah, dan Armuzna, berupa kopi, teh, gula, saus sambal, kecap, sendok, dan gelas kaca,” kata dia.
Layanan bus
Untuk mobilitas jamaah di Arab Saudi, Kemenag juga menyiapkan tiga jenis layanan transportasi darat. Pertama, layanan angkutan antarkota. Untuk jamaah yang berangkat pada gelombang pertama, rute layanan ini adalah dari Bandara Madinah, Madinah, Makkah, lalu Bandara Jeddah.
Untuk jamaah gelombang kedua, rutenya Bandara Jeddah, Makkah, Madinah, lalu Bandara Madinah. “Untuk kenyamanan jamaah, kami siapkan bus dengan spesifikasi buatan tahun 2017-2021,” ujar Subhan.
Kedua, layanan angkutan shalawat. Bus ini akan memberikan layanan 24 jam selama jamaah ada di Kota Makkah. Bus akan mengantar jamaah dari hotel ke Masjidil Haram dan kembali ke hotel. Ada lima rute yang telah disiapkan, yaitu Mahbas Jin-Bab Ali, Syisyah-Syieb Amir, Raudhah-Syieb Amir, Jarwal-Syieb Amir, dan Misfalah-Jiad.
Untuk memudahkan jamaah, Kemenag juga menyiapkan halte bus di tempat strategis di depan hotel sehingga mudah dijangkau. Ketiga, layanan angkutan masyair. Bus akan melayani jamaah pada fase puncak haji di Makkah. Menjelang wukuf, jamaah akan diberangkatkan dari hotel masing-masing menuju Arafah, Muzdalifah, dan Mina.
“Khusus Armuzna, penyediaan bus terpusat, menjadi tanggung jawab pemerintah Arab Saudi,” kata Subhan.
Pada Selasa (10/5), sebanyak 98 petugas haji yang terpilih dari proses seleksi rekrutmen Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi tahun 2022 mulai menjalani pelatihan kompetensi dan rencana operasional petugas haji di Lakespra dr Saryanto, Jakarta.
Pembekalan pelatihan dibagi menjadi tiga gelombang. Gelombang pertama dilaksanakan dari 10-12 Mei 2022, gelombang kedua pada 12-15 Mei 2022, dan gelombang ketiga atau terakhir pada 22-25 Mei 2022.
Kepala Lakespra dr Saryanto, Marsma TNI Swasono, mengatakan, pembekalan diharapkan dapat meningkatkan keterampilan, pengetahuan, juga menyiapkan fisik serta mental untuk melayani jamaah haji berisiko tinggi.
Hal itu penting karena keberhasilan dari pelayanan kesehatan jamaah haji tidak hanya sekadar keterampilan di satu bidang saja, tapi terletak pada kebersamaan dan kekompakan antarpetugas kesehatan.
“Pengabdian tanpa batas ini membutuhkan skill, knowledge, dan attitude yang tidak hanya terbatas pada ilmu kedokteran, perawatan, dan pendukung medis, tetapi sikap yang terkoordinasi, satu komando untuk mengantisipasi kelalaian dan keterlambatan dalam pemberian tindakan yang berakibat fatal terhadap jamaah,” ujar dia.
Fokus Tekan Kematian Jamaah
Sekretaris Jenderal Kementerian Kesehatan Kunta Wibawa Dasa Nurgraha mengatakan, selama 15 tahun terakhir kematian jamaah haji Indonesia relatif tinggi. Pemerintah berupaya untuk fokus menekan angka kematian jamaah haji tahun ini.
“Kita sadari angka kematian jamaah haji Indonesia masih tinggi, masih di sekitar dua per mil per tahun,” kata Kunta saat memberi pengarahan kepada Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Arab Saudi, di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa (Lakespra), Jakarta, Selasa (10/5).
Kunta mengatakan, jika kuota haji Indonesia per tahunnya rata-rata 200 ribu, berarti ada sekitar 300 sampai 400 jamaah haji Indonesia yang meninggal di Tanah Suci. Menurut dia, jika melihat catatan medis, ada dua faktor utama yang memengaruhi kematian jamaah haji, yakni usia dan perilaku jamaah yang menyebabkan kelelahan.
Untuk itu, Kunta mengingatkan kepada para petugas kesehatan haji yang berangkat tahun ini untuk bisa memberikan edukasi. Dengan begitu, jamaah haji tidak melakukan aktivitas yang berlebihan saat tiba di Saudi. “Inilah hal yang mungkin perlu kita tekankan dan kita perlu edukasi pada saat nanti kita di Arab Saudi,” ujar dia.
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes, Budi Sylvana, meminta PPIH mengantisipasi jamaah haji yang melakukan aktivitas berlebihan dengan memberikan edukasi sejak di Tanah Air. Ia mendapatkan informasi bahwa ada jamaah haji yang melakukan umrah sampai berkali-kali.
Aktivitas berlebihan ini tidak direkomendasikan karena bisa membuat jamaah kelelahan sehingga mudah sakit, bahkan bisa meninggal. “Bahwa ada informasi jamaah kita, ada yang sebelum Armusna, mereka melakukan umrah satu hari 11 kali,” ujar dia.
Budi menceritakan pengalaman umrahnya selama lima hari saat awal Ramadhan kemarin. Hari pertama sampai ketiga kondisi baik-baik saja dan bisa melaksanakan shalat lima waktu di masjid. Setelah hari ketiga, kondisi tubuhnya menurun dan tidak bisa mengikuti aktivitas selanjutnya karena kelelahan.
“Begitu kita umrah pulang kondisi teman-teman sudah drop, termasuk saya. Besoknya subuh ke masjid lewat, Zhuhur ke masjid lewat, Ashar, Maghrib di masjid lewat Maghrib,” ujar Budi.
Untuk itu, Budi meminta petugas kesehatan haji selalu memberikan edukasi agar jamaah haji dapat mengatur aktivitasnya. Jangan sampai tiba pada saatnya, jamaah haji tidak bisa melaksanakan rukun dan wajib haji karena sakit.
“Kita membawa jamaah sehat ke Saudi, bukan membawa jamaah sakit. Kita ke Saudi membawa jamaah dalam kondisi sehat, intinya pulangnya dalam kondisi sehat,” ujar dia.
Kepala Lakespra dr Saryanto, Marsekal Pertama TNI Swasono, mengapresiasi ide untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian pada jamaah haji. Menurut dia, jika penurunan angka kesakitan dan kematian ini tercapai, bisa meningkatkan citra positif Indonesia di mata dunia.
Untuk itu, lanjut dia, pendidikan jiwa korsa ini penting dilakukan kepada petugas kesehatan. Dia berharap, semua peserta latih mengikuti semua materi yang diajarkan dengan baik. Jadi, apa yang disampaikan pemateri di Lakespra dapat bermanfaat saat melayani jamaah haji.
“Sangat diharapkan motivasi perorangan dari peserta, dalam mengikuti seluruh rangkaian kegiatan pembelajaran mulai dari teori, praktik, ataupun pengasuhan,” kata dia.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Salam Abu Zar yang Terus Diikuti
Di saat orang lain beristirahat, Abu Zar kesulitan memejamkan mata. Dia terus memikirkan siapakah nabi pembawa wahyu? Seperti apa rupanya? Benarkah wahyu yang dibawanya?
SELENGKAPNYA'Soal Azan, Kami Harus Menjaga Ketenangan'
Pemimpin Muslim India menilai ada upaya merusak hak umat Islam atas kebebasan beribadah.
SELENGKAPNYA