Sejumlah kendaraan calon penumpang dan truk terparkir sebelum masuk ke dalam kapal feri di Pelabuhan Jangkar, Situbondo, Jawa Timur, Selasa (19/4/2022). Sejumlah warga Pulau Sapudi dan Raas, Sumenep memilih mudik lebih awal untuk menghindari kepadatan pen | ANTARA FOTO/Seno/wsj.

Nasional

Mudik Masih Bersifat Konsumtif

Selama puluhan tahun tradisi mudik berjalan, wilayah perdesaan belum memperlihatkan kemajuan yang signifikan.

JAKARTA — Direktur Institute For Demographic and Poverty Studies (IDEAS) Yusuf Wibisono mengungkapkan, tingginya antusiasme masyarakat untuk mudik pada tahun ini belum dibarengi dengan pemberdayaan kampung halaman lewat dana zakat, infak, sedekah, dan wakaf (ziswaf). Menurut dia, tradisi mudik hingga kini masih bersifat konsumtif. 

"Kalau para pemudik memiliki tradisi menyalurkan dana ziswaf ke kampung halaman, terlepas mudik atau tidak sepanjang tahun sehingga setiap bulan kirim dana ke kampung halamannya, tentu itu tradisi yang bagus dan perlu ditumbuhkan," kata dia, Rabu (4/5).

Menurut Yusuf, sifat konsumerisme para pemudik patut disayangkan. Padahal, selama puluhan tahun tradisi mudik berjalan, wilayah perdesaan belum memperlihatkan kemajuan yang signifikan. Transformasi strukturalnya pun belum terlihat. Dengan skala mudik yang luar biasa besar, seharusnya tradisi tersebut bisa dialihkan menjadi tradisi mudik yang produktif.

"Ini menjadi catatan besar bagi lembaga amil zakat (LAZ) dan terutama para pegiat pembangunan perdesaan, tentunya aparat desa, bagaimana mengubah pola pikir pemudik. Mudik itu tradisi yang bagus, tetapi jangan konsumtif. Harus dimulai tradisi mudik yang produktif," kata dia.

Yusuf pun meminta agar para LAZ untuk menonjolkan program-program produktif di desa kepada para pemudik. LAZ perlu melakukan edukasi yang masif, terutama pada momentum mudik, untuk menunjukkan program-program pemberdayaan yang membuat masyarakat desa menjadi jauh lebih produktif dan sejahtera.

Dia mencontohkan,  program pemberdayaan petani dan peternak, program sawah organik, atau program lain yang terkait desa. Ini harus ditunjukkan ke publik melalui program pemberdayaan desa di wilayah-wilayah tujuan utama pemudik, seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, dan Jawa Timur.

Di sisi lain, menurut Yusuf, para amil juga harus menumbuhkan semangat berziswaf di kampung halaman kepada para pemudik. Dia menilai, pemudik bisa memulainya dari hal terkecil, yaitu dengan menyalurkan ziswaf ke LAZ resmi. Edukasi publik diperlukan untuk membangun kesadaran para pemudik tentang pentingnya berziswaf untuk kampung halamannya. 

"Jadi, harapannya yang dibawa pulang bukan barang-barang konsumtif, melainkan yang sifatnya produktif, seperti mesin pertanian atau patungan membangun jalan desa, saluran irigasi, dan hal strategis lainnya. Dengan demikian, mudik ini membawa kemajuan desa, tidak lagi sekadar foya-foya ritual tahunan," ujar dia.

Sekretaris Jenderal Forum Zakat (Foz) Irvan Nugraha mengajak masyarakat untuk melanjutkan kebiasaan ibadah Ramadhan, terutama dalam menunaikan zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Para pemudik juga diimbau mendukung desa binaan dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) binaan LAZ. 

Irvan mengatakan, organisasi pengelola zakat di bawah Foz memiliki desa-desa binaan di berbagai daerah. Para pemudik yang sedang melakukan silaturahim ke daerah asalnya pun bisa berbelanja di UMKM desa binaan anggota FOZ.

"Para pemudik juga bisa ke tempat wisata atau desa wisata binaan dari organisasi pengelola zakat anggota Forum Zakat," kata Irvan, kemarin.

photo
Sejumlah kendaraan melintas di kawasan Lingkar Gentong, Kadipaten, Kabupaten Tasikmalaya, Jumat (6/5/2022). Pada H+3 Lebaran 2022, kawasan Lingkar Gentong mulai dipadati pemudik yang akan menuju Bandung dan Jakarta. Sementara itu, puncak arus balik diperkirakan akan terjadi pada 6 Mei hingga 8 Mei. Foto: Republika/Abdan Syakura - (REPUBLIKA/ABDAN SYAKURA)

Ia menjelaskan, kebiasaan melaksanakan ziswaf selama Ramadhan akan membantu menghidupkan kembali UMKM binaan organisasi pengelola zakat anggota Foz. Para pemudik juga bisa menggunakan fasilitas layanan yang diberikan organisasi pengelola zakat selama arus mudik maupun arus balik. Irvan menyampaikan, ada beberapa organisasi pengelola zakat anggota FOZ yang membuka layanan atau fasilitas untuk para pemudik.

Ia juga mengatakan, para pemudik secara umum bisa bersilaturahim dan dapat melakukan kegiatan yang bisa menginspirasi masyarakat desa untuk produktif secara jangka panjang. Masyarakat desa pun tak sekadar mendapatkan bantuan sedekah sosial, tetapi bisa menginspirasi mereka untuk melakukan usaha produktif secara berkelanjutan. “Para pemudik dapat juga menjadikan kegiatan mudik dapat menambah nilai untuk masyarakat desa," ujar dia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Tiga Pasien Meninggal tak Punya Riwayat Hepatitis

Didorong upaya masif pelacakan hepatitis akut bergejala berat di setiap daerah.

SELENGKAPNYA

Tiga Provinsi Alami Bencana

Seorang anak terseret banjir bandang di Sumedang

SELENGKAPNYA

WHO: Ada Dua Subvarian Baru Omikron

Menteri Luar Negeri AS dinyatakan positif Covid-19 dengan gejala ringan.

SELENGKAPNYA