Personel Basarnas Kendari membantu pemudik turun dari kapal cepat di Pelabuhan Nusantara Kendari, Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (29/4/2022). | ANTARA FOTO/Jojon

Tajuk

Spirit Idul Fitri

Saatnya, seluruh elemen bangsa bergandeng tangan dan berkolaborasi untuk membangun bangsa ini.

Tak terasa, bulan suci Ramadhan segera berakhir. Insya Allah, pada Senin (2/5) umat Islam di Tanah Air akan merayakan Idul Fitri. Inilah Hari Kemenangan yang dinanti setiap Muslim yang telah digembleng selama satu bulan penuh di madrasah bernama Ramadhan.

Puasa--menahan lapar, haus, dan syahwat--selama satu bulan penuh tentu diharapkan dapat melahirkan insan-insan yang bertakwa. Insan yang tak hanya saleh secara individu, tapi juga secara sosial. Dalam konteks kebangsaan, puasa Ramadhan hendaknya melahirkan insan yang tak hanya beriman dan bertakwa kepada Allah SWT, namun juga cinta terhadap Tanah Air.

Tantangan yang dihadapi bangsa ini terasa makin berat. Kegaduhan demi kegaduhan seakan tak pernah berakhir. Hal yang kontraproduktif seperti itu sebaiknya segera diakhiri. Idul Fitri 1433 H harus menjadi momentum bagi seluruh elemen bangsa untuk saling memaafkan. Inilah saatnya residu politik yang telah membelah masyarakat dihilangkan.

Saatnya, seluruh elemen bangsa bergandeng tangan dan berkolaborasi untuk membangun bangsa ini. Momen mudik Lebaran 2022 hendaklah dimanfaatkan untuk menyambungkan kembali tali silaturahim yang sempat renggang dan terputus. Berjabat tangan dan berpelukan pada momen Idul Fitri 1443 H ini tak boleh sekadar seremoni. Namun, harus benar-benar mewujud dalam keakraban hidup sehari-hari.

 
Saatnya, seluruh elemen bangsa bergandeng tangan dan berkolaborasi untuk membangun bangsa ini. 
 
 

Shaum Ramadhan yang telah dilalui sudah seharusnya mampu mengubah kehidupan berbangsa dan bernegara menjadi lebih baik. Para elite, baik di lembaga eksekutif, legislatif, maupun yudikatif harus berbenah diri. Para tokoh yang memegang kendali kekuasaan harus menjadi teladan bagi anak-anak negeri.

Digembleng menahan haus, lapar, dan syahwat seksual selama satu bulan pada siang hari hendaknya mampu mengikis dan menghapus laku korupsi para pejabat dan aparatur di lembaga eksekutif. Puasa mengajarkan setiap insan untuk empati terhadap kondisi mereka yang dibekap berbagai kekurangan dalam hidup sehari-hari. Empati inilah yang harus tumbuh pada setiap elite dan aparat di negeri ini untuk menjauhi korupsi.

Bagi para wakil rakyat di parlemen, puasa Ramadhan harus menjadi pelajaran agar selalu amanah dalam menunaikan kepercayaan. Berpihaklah selalu pada kebenaran. Suarakan dan perjuangkan jerit dan rintih rakyat kecil yang terpinggirkan. Lindungi rakyat dan bangsa ini dengan berbagai undang-undang yang kokoh. Jangan pernah sekali-kali mengkhianati suara yang dititipkan rakyat.

Ramadhan mengajarkan setiap insan yang beriman untuk bersikap adil. Karenanya, para pejabat dan aparat di lembaga yudikatif harus benar-benar menegakkan keadilan di negeri ini. Konstitusi telah menjamin semua warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum. Tak hanya itu, Konstitusi juga menegaskan, setiap orang berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan, dan kepastian hukum yang adil serta perlakuan yang sama dihadapan hukum.

 
Tak boleh lagi berlaku praktik hukum yang tebang pilih. Hukum harus tajam ke atas dan ke bawah. 
 
 

Berbagai kegaduhan yang membekap negeri ini terkadang muncul dari rasa kurang tegaknya keadilan. Tak boleh lagi berlaku praktik hukum yang tebang pilih. Hukum harus tajam ke atas dan ke bawah. Siapa pun yang melanggar hukum harus diproses secara adil tanpa pandang bulu. Dan, puasa Ramadhan sebulan penuh yang telah dilalui sesungguhnya mengajarkan para pejabat dan aparat penegak hukum untuk menunaikan amanahnya dengan jujur dan adil.

Bagi rakyat, puasa mengajarkan kedisiplinan dan kepatuhan pada peraturan yang telah ditetapkan. Jangan pernah berharap bangsa ini akan maju manakala rakyatnya tak disiplin dan patuh pada regulasi yang disepakati. Saatnya, semua pihak bahu-membahu menghadapi berbagai tantangan negeri ini.

Selamat merayakan Idul Fitri 1443 H. Saatnya, kita semua saling memaafkan. Semoga spirit Idul Fitri 1443 H akan membuat kehidupan bangsa Indonesia makin lebih baik lagi.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Lelaki Buta yang Mencintai Rasulullah SAW

Meski tidak dianugerahi penglihatan, Ibnu Ummi Maktum mendapat keistimewaan berupa kecintaan terhadap agama meski nyawa taruhannya.

SELENGKAPNYA

Paradoks Dunia Antroposen

Manusia di dunia antroposen adalah titik sentral dari relasi alam dan lingkungannya.

SELENGKAPNYA

Pelabuhan Merak Makin Padat

Sebanyak 1,15 juta kendaraan telah meninggalkan wilayah Jabotabek.

SELENGKAPNYA