Khazanah
Hadiah Terbaik dari Allah
Hadiah terbaik yang Allah berikan kepada hamba-Nya setiap Ramadhan adalah malam al-Qadar.
DIASUH OLEH USTAZ DR AMIR FAISHOL FATH; Pakar Tafsir Alquran, Dai Nasional, CEO Fath Institute
Hadiah terbaik yang Allah berikan kepada hamba-hamba-Nya setiap Ramadhan adalah malam al-Qadar. Nabi menganjurkan agar memburunya di sepuluh malam terakhir Ramadhan, terutama di malam-malam ganjil, yaitu pada tanggal 21, 23, 25, 27, dan 29.
Banyak pengalaman para sahabat menegaskan, Lailatul Qadar sering terjadi pada malam 27 Ramadhan. Namun, Allah tetap merahasiakannya, supaya para hamba bersungguh-sungguh memburunya. Seperti dirahasikannya kematian, supaya setiap hamba melakukan kebaikan, sehingga pas saatnya datang kematian, ia sedang dalam ketaatan kepada-Nya.
Nabi menganjurkan agar umatnya berlomba memburu malam al-Qadar setiap malam pada sepuluh terakhir Ramadhan: “Taharraw lailatal qadri fil witr minal ‘asyril awaakhir min ramadhaan” (HR Bukhari-Muslim). Kata “taharraw” menunjukkan makna berjaga-jaga sepenuh hati, jangan sampai terlewatkan.
Penegasan “fil witri” bukan maksudnya hanya mencukupkan pada malam yang ganjil, melainkan agar lebih bersungguh-sungguh pada malam ganjil tersebut. Dari pernyataan “al-‘asyril awaakhir” bisa dipahami bahwa sebenarnya Nabi ingin umatnya memaksimalkan ibadah pada sepuluh hari terakhir Ramadhan setiap malam, sehingga kemungkinan untuk mendapatkan malam al-Qadar lebih besar.
Ada isyarat dari Ibn Masudra supaya seorang hamba bisa dipastikan mendapatkan malam al-Qadar. Caranya adalah bangun setiap malam: “man yaqumil haul yushib lailatal qadr (siapa yang bangun setiap malam pasti dapat malam al-Qadar)’’.
Maksudnya, tidak usah menggantungkan kepada malam dan tanggal tertentu, tetapi jalanilah semua waktu siang dan malam dalam ketaatan kepada Allah. Maka, dengan cara ini bisa dipastikan dapat malam al-Qadar.
Tidak usah menggantungkan kepada malam dan tanggal tertentu, tetapi jalanilah semua waktu siang dan malam dalam ketaatan kepada Allah.
Sebab, ketaatan seorang hamba yang sebenarnya adalah bukan ketaatan temporal yang hanya sewaktu-waktu, melainkan ketaatan yang total dan komprehensif. Inilah makna ayat: “udkhluu fisi silmi kaafah (masuklah kamu Islam secara utuh)" (QS al-Baqarah: 208).
Bila kita perhatikan pembukaan surah al-Qadar:1, kita menemukan hubungan yang sangat kuat antara malam al-Qadar dan Alquran: “innaa anzalnaahu fii lailatil qadar (sesungguhnya Kami turunkan Alquran pada malam al-Qadar)’’. Begitu juga hubungan Ramadhan dengan Alquran: “syahru ramadhanalladzii unzila fiihil Quran”.
Ini adalah bukti bahwa untuk mendapatkan kemuliaan Ramadhan dan keagungan malam al-Qadar adalah dengan membuktikan diri ahlul Quran. Maksudnya bahwa dalam keseharian, seorang hamba benar-benar selalu bersama Alquran, entah dengan membacanya, menghafalkannya, memahaminya, mengamalkannya, dan berdakwah kepadanya.
Lebih dari itu, bagi yang tidak mampu melakukan itu semua, minimal ia mendukung ahlul Quran, dan menjadikan Alquran sebagai GPS-nya ke surga. Apa yang kata Alquran “if’al (kerjakanlah)" maka langsung patuhilah seperti patuhnya prajurit kepada komandannya.
Dan, apa yang kata Alquran “laataf’al (jangan kerjakan)’’ maka jauhilah seperti Anda tidak suka dilempar ke dalam neraka: “wa ayyakraha ayyauuda fil kufri kamaa yakrahu ay yuqdzafa fin naari.” (HR Bukhari).
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Tiktok, Bagaimana Fikihnya?
Pemilik akun Tiktok memastikan penampilan dan kontennya sesuai tuntunan fikih dan adab.
SELENGKAPNYAJurus Muslimah Berburu Pahala Ramadhan
Saat sedang berhalangan, banyak ibadah yang dapat dilakukan Muslimah dengan keutamaan seperti orang berpuasa.
SELENGKAPNYAMenghayati Mekanisme Kerja Otak
Sampai sekarang para ilmuwan belum memahami penggunaan sisa memori sekitar 94 persen.
SELENGKAPNYA