Opini
Zakat Gerakkan Dakwah Pedalaman
Para dai harus membaur, berbagi rasa dan cerita sehingga masyarakat merasa dai ini benar-benar figur yang butuhkan.
IMAM NAWAWI, Kepala Humas BMH Pusat
Ibadah zakat memang luar biasa kebaikan yang dihasilkannya. Selain dimensi ganda, vertikal (hablum minallah) dan horizontal (hablum minannas), zakat mampu menggerakkan pengembangan bahkan kemajuan beragam sisi kehidupan, terutama dakwah.
Tak mengherankan, Didin Hafidhuddin pada buku ‘’Zakat dalam Perekonomian Modern’’ menerangkan, zakat sebagai ibadah maaliyyah ijtimaiyyah penting, strategis dan menentukan baik dalam tinjauan ajaran Islam maupun pembangunan kesejahteraan umat.
Kesejahteraan tentu tidak hanya dimensi ekonomi, juga pikiran dan batin. Karena itu, ciri masyarakat sejahtera di antaranya memiliki kemampuan intelektual yang baik.
Bagi masyarakat perkotaan, peningkatan kemampuan intelektual bisa dicapai melalui banyak saluran. Namun, bagi masyarakat pedalaman, yang listrik dan sinyal belum masuk, dakwah para dai adalah sarana paling memungkinkan diakses dengan mudah.
Kesejahteraan tentu tidak hanya dimensi ekonomi, juga pikiran dan batin. Karena itu, ciri masyarakat sejahtera di antaranya memiliki kemampuan intelektual yang baik.
Bersama para dai itulah masyarakat menambah wawasan dan informasi.
Dalam bahasa Syamsuddin AB pada bukunya ‘’Pengantar Sosiologi Dakwah’’, seorang dai harus mampu berperan sebagai manajer, informator, konduktor, yang setiap kata dan perilakunya diperhatikan oleh masyarakat.
Bahkan dalam skala tertentu, ketika konflik antarwarga dalam masyarakat terjadi, seorang dai juga harus mampu berperan sebagai hakim yang adil. Seperti itulah yang dilakukan para dai Hidayatullah di pedalaman Papua Barat.
Tepatnya, di Kampung Kalitami I, Distrik Kamundan, Kabupaten Teluk Bintuni. Setiap dai datang ke kampung itu, masyarakat antusias menyambut. Bahkan pengurus masjid merelakan genset satu-satunya di masjid itu menyala sepanjang malam.
Berbeda dengan dai yang bertugas dakwah di perkotaan, dai di pedalaman justru harus aktif berupaya mengumpulkan dana kepedulian masyarakat. Jadi, dai datang berdakwah di saat yang sama harus membawa bantuan untuk masyarakat.
Berbeda dengan dai yang bertugas dakwah di perkotaan, dai di pedalaman justru harus aktif berupaya mengumpulkan dana kepedulian masyarakat.
Padahal untuk sampai ke titik pedalaman, katakanlah Kampung Kalitami I di Distrik Kamundan, Teluk Bintuni itu, perjalanan panjang harus ditempuh melalui darat, sungai, laut, dan sungai. Lama perjalanan dari Manokwari ke Kamundan nyaris 24 jam.
Selain jarak yang tidak dekat, perjalanan juga menguji adrenalin, ditambah biaya yang tidak sedikit. Lantas, dari mana dai-dai yang berdakwah di pedalaman itu mendapatkan itu semua? Tidak lain adalah kepedulian umat Islam.
Satu di antaranya melalui kesadaran mereka membayar zakat. Laznas BMH menjadi pihak yang sangat konsen mengedukasi umat perihal pentingnya zakat bagi gerakan dakwah masyarakat pedalaman.
Cerdaskan generasi
Ketika masyarakat pedalaman belum dijangkau listrik dan sinyal internet bahkan infrastruktur memadai, satu-satunya tempat masyarakat menempa diri secara keilmuan dan akhlak ada di masjid atau mushala.
Mushala atau masjid itu menjadi hidup dan menghidupkan ketika ada dai yang bertugas membina masyarakat setempat. Dalam kata lain, dakwah para dai juga secara langsung menjalankan amanah penting, yakni mencerdaskan kehidupan bangsa.
Masyarakat yang belum mengerti arti hidup bersih bisa disentuh pelajaran bersuci dalam fikih dasar.
Masyarakat yang belum mengerti arti hidup bersih bisa disentuh pelajaran bersuci dalam fikih dasar. Mereka yang belum mengerti pentingnya membaca dalam kehidupan, bisa dibangun kesadarannya lewat pembelajaran Alquran dan terjemahannya.
Demikian pula perihal akhlak dan gotong royong. Masyarakat pedalaman sangat antusias dalam program kerja bakti jika ada dai yang mendampingi.
Karena itu, tugas dai di pedalaman tidak mudah. Mereka tidak cukup datang ke masjid atau majelis taklim berceramah kemudian pergi. Para dai harus membaur, berbagi rasa dan cerita sehingga masyarakat merasa dai ini benar-benar figur yang butuhkan.
Jadi, dai pedalaman adalah sosok yang sabar, ulet dan memang bisa dipercaya masyarakat. Jika tidak, jangan harap dapat diterima memberikan pembinaan. Maka, zakat penting dikuatkan karena dimensinya bukan sebatas karitatif dan kesalehan pribadi muzaki.
Zakat pun menggerakkan dakwah masyarakat yang masih terisolir secara pengetahuan seperti di pedalaman Baduy di Lebak, Banten, masyarakat pedalaman Wana di Morowali Utara dan Togutil di Halmahera, di saat yang sama dakwah itu proses mencerdaskan bangsa.
Dengan kata lain, zakat dapat menguatkan sendi kehidupan berbangsa dan bernegara secara konkret dan berkelanjutan.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Barat Siapkan Skenario Walkout di Pertemuan Menkeu G-20
Beberapa negara Barat mengatakan Rusia seharusnya dilarang mengikuti pertemuan global.
SELENGKAPNYANegara Eropa: Setop Bentrokan di Yerusalem
Lima negara Eropa anggota Dewan Keamanan PBB menyerukan bentrokan di Yerusalem dihentikan.
SELENGKAPNYA