WASHINGTON – Lima negara Eropa anggota Dewan Keamanan PBB menyerukan bentrokan di Yerusalem dihentikan. Namun, mereka tidak menyebut eksplisit tentang eskalasi baru-baru ini di kompleks Masjid al-Aqsha akibat aksi penggerudukan pasukan Israel.

“Kekerasan harus segera dihentikan. Korban sipil lebih lanjut harus dicegah. Status quo tempat-tempat suci harus dihormati sepenuhnya,” kata Irlandia, Prancis, Estonia, Norwegia, dan Albania dalam pernyataan bersama, Selasa (19/4), dikutip laman Al Arabiya.

Pernyataan itu dirilis setelah Dewan Keamanan PBB menggelar sesi darurat untuk membahas eskalasi terbaru di Yerusalem. Sesi darurat di Dewan Keamanan PBB digelar atas permintaan Uni Emirat Arab (UEA), Norwegia, Prancis, Irlandia, dan Cina.

“Situasi keamanan yang memburuk menyoroti pentingnya pemulihan cakrawala politik untuk proses perdamaian yang kredibel,” kata kelima negara tersebut.

Sementara itu, Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS) Antony Blinken juga telah berbicara dengan para pemimpin Israel, Palestina, dan Yordania. Meski Israel menduduki Yerusalem Timur sejak 1967, Yordania tetap menjadi penjaga situs-situs suci keagamaan di wilayah tersebut.

“Menteri Blinken menekankan pentingnya menegakkan status quo bersejarah di Haram al-Sharif/Temple Mount, dan penghargaan atas peran khusus Kerajaan Hashemite Yordania sebagai penjaga tempat-tempat suci umat Islam di Yerusalem,” kata Departemen Luar Negeri AS saat merilis keterangan tentang percakapan via telepon antara Blinken dan Menlu Yordania Ayman Safadi, Selasa.

 “Menteri (Blinken) menegaskan kembali komitmen AS terhadap stabilitas di kawasan dan dukungan untuk solusi dua negara terkait konflik Israel-Palestina,” kata Departemen Luar Negeri AS.

Dalam percakapannya dengan Menlu Israel Yair Lapid, Blinken menegaskan komitmen AS terhadap keamanan Israel. Blinken mengutuk serangan roket dari Jalur Gaza ke Israel baru-baru ini. Kepada Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Blinken menegaskan komitmen AS untuk meningkatkan kualitas hidup warga Palestina.

Warga Palestina memertahankan Kompleks Masjid al-Aqsa di Yerusalem dari serangan pasukan Israel, Jumat (15/4/2022). - (AP Photo/Mahmoud Illean)

SHARE    

Sementara itu Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyampaikan kekecewaan terhadap Presiden Israel Isaac Herzog pada Selasa. Perasaan itu muncul akibat kekerasan yang  menimbulkan korban luka hingga terbunuh di Tepi Barat dan Al-Aqsha pada saat Ramadhan.

"Serangan oleh kelompok-kelompok fanatik di Al-Aqsha dalam beberapa hari terakhir dan kekerasan yang menyebar ke Gaza juga mengecewakan," kata Erdogan kepada Herzog.

Kembali geruduk Al-Aqsha

Sekelompok pemukim Israel kembali menggeruduk kompleks Masjid al-Aqsha pada Selasa. Mereka mengusir jamaah serta Mourabitoun, yakni sekumpulan pria dan wanita Palestina yang ditunjuk untuk melindungi Al-Aqsha.

Menurut saksi mata yang diwawancara Al Araby, para pemukim Israel mulai menggeruduk area situs Al Aqsha sekitar pukul 08.00 waktu setempat. Mereka datang dalam dua kelompok dengan jumlah total 75 orang.

Setelah memasuki kompleks Al-Aqsha dengan pengawalan pasukan Israel, para pemukim tersebut mengusir jamaah dan Mourabitoun. Itu merupakan ketiga kalinya para pemukim Israel menggeruduk Al-Aqsa dalam tiga hari terakhir.

Tokoh sayap kanan Israel yang juga anggota parlemen (Knesset), Ben Gvir, memuji aksi terbaru para pemukim. Dia mengatakan, Al-Aqsha memang harus berada di bawah pengaturan atau pengelolaan Israel. “Waktunya telah tiba untuk mengusir sumbangan Yordania dari Bukti Bait Suci,” ujarnya.

Situasi di sekitar kompleks Al-Aqsa telah memanas sejak 15 April. Pasukan Israel menggeruduk situs tersuci ketiga milik umat Islam itu saat ribuan warga hendak menunaikan salat Subuh. Israel berdalih, tindakan itu dilakukan untuk mengangkut tumpukan batu yang dikumpulkan di area kompleks Al-Aqsha. Sekurangnya 152 orang cedera.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat