JAKARTA -- Pakar Ekonomi Syariah, Irfan Syauqi Beik, mengatakan, ada empat konsep penting dalam pengelolaan harta secara pribadi, yakni charity (donasi), debt (utang), investment (investasi), dan consumption (konsumsi). Keempat konsep ini dikenal juga dengan CDIC.

Menurut dia, saat seseorang memperoleh harta, hal pertama yang sebaiknya dilakukan, yaitu jangan langsung berpikir untuk dibelanjakan. “Yang kita pikirin adalah berbagi, baik berbagi yang wajib maupun yang sunah. Setelah berbagi selesai, yang kedua adalah bayar utang dulu, jangan coba-coba sembunyi dari utang, karena surga sangat sensitif dengan orang yang belum lunas utangnya," kata Irfan melalui diskusi “Sharia Financial Planning” lewat Youtube Republika Official, Rabu (20/4).

Setelah itu, seseorang dapat melatih dirinya untuk melakukan investasi. Contohnya, dengan menabung 10 atau 20 persen, atau memilih saham syariah agar menjadi berkah. Yang terakhir, soal adalah konsumsi, bagian terpenting, yakni halal dan tidak berlebih-lebihan. 

Irfan mengatakan, seseorang tidak boleh memikirkan konsumsi terlebih dahulu, karena ini akan membuat peluang donasi menjadi semakin kecil. "Praktikkan CDIC, insya Allah akan berkah harta kita," kata Irfan.

Dalam Islam, berbagi bisa dilakukan melalui zakat, infak, sedekah, ataupun wakaf (ziswaf). Irfan menyebut, infak dikeluarkan dalam bentuk material berupa uang dan barang. Sementara itu, sedekah dikeluarkan dalam bentuk material ataupun nonmaterial. Sedekah material disebut juga dengan infak fi sabilillah. 

Sedangkan, zakat dikeluarkan dalam bentuk harta, yang wajib dikeluarkan setelah memenuhi syarat. Zakat kemudian disalurkan kepada delapan ashnaf yang disebut dengan mustahik.

Lain halnya dengan wakaf. Irfan mengatakan, wakaf dikeluarkan dalam bentuk harta dengan prinsip menahan pokok harta tersebut agar terus berkembang. Pemanfaatannya bebas bisa untuk komersial dan sosial selama untuk kemaslahatan.

Menentukan zakat tidaklah sesulit yang dibayangkan. Menurut Irfan, dasar pelaksanaan zakat terdapat dalam dua ayat dalam Alquran, yakni surah at-Taubah ayat 60 dan ayat 103. Perhitungan zakat mengacu pada SK Ketua Baznas Nomor 34 Tahun 2020. 

“Zakat penghasilan diperoleh dari penghasilan yang melebihi nisab dikurangi dengan Pendapatan Tidak Kena Zakat (PTKZ). PTKZ ditetapkan oleh Baznas, dan saat ini nilainya Rp 1 juta," kata Irfan.

Dia mengatakan, nisabnya bisa 85 gram emas per tahun, 595 gram perak per tahun, atau 524 kilogram beras per bulan. Sebagai contoh, tuan A berpenghasilan Rp 10 juta per bulan yang sudah melewati nisab, maka zakatnya adalah Rp 10 juta dikurangi satu juta kemudian dikalikan dengan 2,5 persen hasilnya Rp 225 ribu.

Saat ini ada begitu banyak platform yang menawarkan layanan keuangan bagi umat Islam yang sesuai ketentuan syariah. Salah satunya, Jago Syariah. 

Head of Sharia Business Bank Jago Roy Iskandar mengatakan, Rekening Jago syariah memiliki beberapa keunggulan, di antaranya memiliki fitur yang sama dengan Jago Konvensional, tapi menggunakan prinsip syariah. Untuk produk tabungannya, menggunakan akad wadiah yang dapat terhubung dengan ekosistem Jago sehingga dapat mengakses layanan Gojek, Gopay, dan Bibit. 

Dia mengatakan, untuk fitur aplikasi Jago Syariah memiliki sejumlah keutamaan. Yang pertama adalah “kantong”, yakni pengguna dapat mengelola tabungan di kantong terpisah. Kemudian, ada fitur “saving pocket yang memungkinkan seseorang dapat menyimpan uang dan menetapkan target impian dengan akad wadiah.

Jago Syariah diharapkan dapat menjawab kebutuhan dari para nasabah dari seluruh Indonesia, yang menawarkan aplikasi perbankan secara digital. “Dengan adanya Bank Jago Syariah, kerinduan masyarakat Muslim akan perbankan syariah berbasis digital, insya Allah akan terjawab," kata Roy.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat