JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, literasi masyarakat Indonesia terhadap pasar modal syariah relatif masih rendah. Hal itu tecermin dari hasil Survei Nasional Pasar Modal Syariah yang dilakukan Direktorat Pasar Modal Syariah OJK bersama konsultan independen pada 2021.

Survei mencatat, dari 5.106 responden, hanya satu dari 10 orang responden yang mengaku pernah menggunakan instrumen pasar modal syariah. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal OJK Hoesen mengatakan, capaian itu jauh di bawah hasil survei terhadap industri perbankan maupun asuransi.

“Sebanyak empat dari lima responden pernah menggunakan layanan bank dan satu dari lima orang sudah pernah menggunakan layanan asuransi," ujarnya dalam diskusi bertajuk “25 Tahun Perjalanan Pasar Modal Syariah Indonesia” pada Selasa  (12/4).

Hoesen mengatakan, tingkat literasi masyarakat Indonesia terhadap pasar modal syariah masih berada di level 15 persen. Sementara itu, tingkat inklusi masyarakat Indonesia terhadap pasar modal syariah berada di level 4 persen. Berbagai data tersebut menunjukkan masih cukup banyak ruang atau potensi dalam upaya meningkatkan literasi dan inklusi pasar modal syariah Indonesia.

“Salah satu tantangan yang sering dihadapi dalam upaya peningkatan literasi pasar modal syariah yakni terbatasnya literatur atau referensi terkait perkembangan pasar modal syariah,” ucapnya.

Wakil Presiden KH Ma'ruf Amin mendorong sosialisasi dan edukasi yang intensif mengenai kehalalan pasar modal syariah. Wapres mencermati, di tengah majunya pasar modal syariah dan besarnya potensi ekonomi dan keuangan syariah, informasi yang diterima masyarakat masih terbatas.

"Masih terbatasnya informasi yang diterima oleh masyarakat sehingga potensi yang tersedia belum banyak dimanfaatkan," kata Ma'ruf.

Selain itu, Wapres mengatakan, banyak juga di antara masyarakat yang masih ragu tentang kehalalan berinvestasi di pasar modal syariah. Dia menekankan, sudah ada fatwa-fatwa Majelis Ulama Indonesia yang memberi landasan kehalalan pasar modal syariah.

"Dengan demikian, sebetulnya masyarakat tidak perlu ragu lagi berinvestasi di pasar modal syariah karena seluruh transaksi dalam pasar modal syariah sudah sesuai dengan prinsip-prinsip syariah berdasarkan fatwa DSN-MUI," katanya.

Menteri BUMN sekaligus Ketua Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) Erick Thohir berkomitmen mendorong pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia melalui Bank Syariah Indonesia (BSI). Dia mengatakan, bank hasil dari penggabungan tiga bank tersebut mengantarkan Indonesia memiliki sebuah bank nomor tujuh terbesar di Indonesia dan menjadi bank syariah terbesar ke-13 di dunia.

Erick terus mendorong peningkatan performa BSI agar bisa menempati 10 besar bank syariah dunia. Tak hanya BSI, lanjut Erick, upaya keberpihakan terhadap ekonomi syariah juga ditunjukan dengan peluncuran indeks IDX MES BUMN 17 serta komitmen untuk penguatan literasi keuangan syariah.

Erick berharap hal ini dapat mendukung peningkatan investasi bagi umat Islam di Indonesia. Menurut dia, transformasi teknologi dan digitalisasi turut berdampak terhadap cara masyarakat berinvestasi.

"Kita harus gotong royong dalam menjaga ekosistem investasi di Indonesia agar jangan pernah ada lagi masyarakat yang menjadi korban, terjerumus, atau terjerat investasi yang merugikan. Penting juga diingat, investasi merupakan tindak ikhtiar kita untuk terus memperbaiki diri dan menjaga setiap langkah pembangunan masa depan bangsa dan negara," kata Erick. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat