Internasional
RI dan Kanada Jalin Kerja Sama Energi
Kanada terus mendukung kepemimpinan Indonesia di G-20 tahun ini di tengah krisis Rusia dan Ukraina.
JAKARTA - Indonesia dan Kanada sepakat untuk meningkatkan kerja sama di berbagai bidang termasuk dalam transisi energi. Hal ini diungkap dalam pertemuan Menteri Luar Negeri (Menlu) RI Retno Marsudi dengan Menlu Kanada Melanie Joly, Senin (11/4).
"Pada transisi energi, kami berkomitmen untuk mempercepat transisi energi menuju emisi nol bersih," ujar Retno, Senin.
Dalam hal ini, kedua negara sepakat untuk mempromosikan kerja sama dalam transisi ke sumber energi yang lebih bersih. Ini termasuk teknologi sel bahan bakar hidrogen dan pengembangan strategi hidrogen hijau, serta potensi kemitraan antara Carbon Engineering Limited dan PT. Pertamina pada carbon capture, utilization, and storage (CCUS).
Indonesia juga mengharapkan kerja sama Kanada dengan Indonesia Investment Authority (INA) di bidang energi terbarukan dan infrastruktur hijau. "Pada ekstraksi unsur tanah jarang, kami mendukung diskusi prospektif antara PT. Timah dan Canada Rare Earth Corporation untuk membuat usaha patungan," ujar Retno.
Indonesia dan Kanada membentuk putaran pertama negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA) bulan lalu untuk lebih memperkuat perdagangan bilateral. "Kami sepakat untuk mengintensifkan negosiasi untuk diselesaikan dalam kerangka waktu yang jelas," kata Retno.
Di sisi lain pada bidang perdagangan, Indonesia dan Kanada mengalami peningkatan perdagangan bilateral bahkan di tengah pandemi. Retno mencatat, perdagangan Indonesia-Kanada meningkat hampir 30 persen pada 2021 dan mencapai 3,12 miliar dolar AS.
Sementara pada investasi, angka pada 2021 sedikit meningkat hampir 4 persen. Kanada berinvestasi dalam sejumlah proyek infrastruktur, antara lain pengembangan Jalan Tol Cikopo Palimanan (Cipali) dan proyek infrastruktur Pelabuhan Gresik yang diharapkan bisa beroperasi tahun depan.
Sementara Menlu Joly mengatakan, Indonesia adalah titik fokus peningkatan perdagangan dan keterlibatan ekonomi dengan kawasan bagi Kanada. "Perjanjian kemitraan ekonomi adalah sangat penting bagi kerja sama ekonomi kedua negara," ujarnya.
Kanada juga menghargai peran Indonesia yang mendukung hubungan Kanada dengan ASEAN. Saat ini Kanada ingin meningkatkan statusnya menjadi mitra strategis bagi ASEAN. Sasaran lainnya adalah prospek negosiasi kawasan pasar bebas Kanada dan ASEAN.
Menurut Joly, ia juga membahas isu Ukraina, Laut Cina Selatan, dan Myanmar. "Saya juga mengapresiasi kepemimpinan Menteri Retno dalam hal pendidikan serta pemberdayaan perempuan dan anak-anak perempuan di Afghanistan," kata Joly.
Joly juga menyampaikan dukungan Kanada pada keketuaan Indonesia di G-20. "Kami mengharapkan Indonesia sukses dalam perannya di tengah situasi geopolitik yang amat kompleks ini," kata Joly.
Kanada mengatakan akan terus mendukung kepemimpinan Indonesia di G20 tahun ini di tengah krisis Rusia dan Ukraina. Seperti diketahui, Indonesia yang menjadi presiden G20 tahun ini terjebak karena banyak pihak ingin Moskow keluar dari keanggotaan G20.
"Pada G20, saya menggarisbawahi betapa pentingnya G20 bagi masyarakat dunia. Masyarakat kita sedang menunggu hasil nyata dari G20, karenanya diperlukan kebijaksanaan terutama di masa yang penuh tantangan ini," kata Retno Marsudi. "Kita tidak boleh kehilangan tanggung jawab jangka panjang G20 sebagai kelompok ekonomi utama dan katalis pemulihan ekonomi," ujarnya menambahkan.
Menlu Retno menuturkan bahwa Indonesia dan Kanada memiliki keprihatinan yang sama mengenai situasi di Ukraina. Sehingga menurutnya, ketegangan harus dikurangi dan perundingan pihak-pihak bertikai harus lebih diintensifkan. "Masing-masing dari kita harus menggunakan pengaruh kita untuk menghentikan perang karena perang hanya membawa penderitaan bagi umat manusia," kata Retno.
Menlu Joly mengatakan hal serupa bahwa kedua negara memiliki keprihatinan yang sama. "Kami memiliki pandangan yang sama tentang pentingnya menjunjung tinggi prinsip menghormati integritas dan kedaulatan wilayah,\" ujar Menlu Joly.
Ia juga mengapresiasi Indonesia mengenai upaya Indonesia menghadapi krisis Ukraina. Ia menyadari serangan Rusia ke Ukraina memiliki dampak negatif di berbagai forum multilateral. "Komunitas internasional harus meminta pertanggungjawaban Rusia, mendesaknya meninggalkan jalan kekerasan dan menghormati prinsip-prinsip dasar integritas teritorial dan kemerdekaan negara," tutur Joly dalam kunjungan pertamanya ke Jakarta.
"Kami pasti akan mendukung Indonesia sebagai pemimpin G20 dan memastikannya tetap berjalan," imbuhnya.
AS dan sekutu membidik G20 sebagai cara untuk menjatuhkan Rusia akibat invasinya ke Ukraina. Mereka menginginkan Indonesia, sebagai ketua G20 2022, tidak mengundang Moskow hadir dalam forum ini. Jika tidak, mereka tak akan datang ke G20.
Indonesia mengatakan dengan ini menjalani tugas sebagaimana mestinya ketua dan menolak usulan tersebut. RI telah mengundang semua pemimpin negara anggota untuk hadir di KTT G20 yang akan dilaksanakan di Bali pada November mendatang.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
DPR Terima Aspirasi Demonstrasi Mahasiswa
DPR memastikan tidak akan ada penundaan pemilu.
SELENGKAPNYAPertanyaan di Balik Karantina Shanghai
Semua warga yang positif Covid-19 baik memiliki gejala maupun tidak, harus dikarantina di lokasi isolasi khusus.
SELENGKAPNYAEmpati Komunal
Berempati sesama adalah bukti konkret dari penjelmaan keimanan seorang mukmin.
SELENGKAPNYA