PARIS -- Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO) mengatakan, Jumat (8/4), harga pangan dunia melonjak 13 persen pada Maret. Kenaikan ini akibat perang di Ukraina yang menyebabkan kekacauan di pasar biji-bijian dan minyak konsumsi.

Indeks harga pangan FAO menunjukkan 159,3 poin pada Maret. Pada Februari indeks menunjukkan angka 141,4 poin. Artinya, ada kenaikan 12.6 persen dan ini tertinggi sejak indeks FAO dibuat pada 1990.

Rusia dan Ukraina adalah pengekspor besar untuk gandum, jagung, barley, dan minyak biji bunga matahari. Kedua negara ini masing-masing memiliki pangsa pasar 30 persen dan 20 persen produk gandum dan jagung dunia.

Biasanya ekspor dilakukan melalui Laut Hitam. Namun, invasi Rusia ke Ukraina menyebabkan lalu lintas ekspor Ukraina terhambat.

Disrupsi pengiriman pasokan melalui Laut Hitam telah meningkatkan harga komoditas pangan. Kenaikan itu menandai 10 tahun tertinggi dalam indeks FAO, dibandingkan sebelum perang.  

FAO menyebutkan, gula dan produk susu juga naik tajam pada Maret. Perang di Ukraina menjadi penyebab kenaikan 17,1 persen harga sereal, termasuk gandum dan biji-bijian lainnya.  

Ditangguhkan

Dalam perkembangan terpisah, Majelis Umum PBB pada Kamis (7/4) meloloskan resolusi untuk menangguhkan keanggotaan Rusia dari Dewan Hak Asasi Manusia (HAM) PBB. Hasil pemungutan suara menunjukkan, sebanyak 93 negara mendukung resolusi, 24 menentang, dan 58 lainnya memilih abstain, termasuk Indonesia.

Sejumlah negara yang tidak menyatakan "ya" mengatakan, resolusi tersebut terlalu dini. Hal ini merujuk pada proses investigasi yang masih terus berlangsung, untuk menentukan kejahatan perang. Alasan lainnya adalah mereka khawatir proses yang terlalu dini akan menggerogoti kredibilitas Dewan HAM PBB dan PBB sendiri.

Resolusi ini disponsori Amerika Serikat (AS). Duta Besar AS di PBB Linda Thomas-Greenfield menyebut hasil voting ini sebagai momen bersejarah.

Sementara Rusia menilai, keputusan Majelis Umum PBB itu ilegal dan bermotif politik. “(Penangguhan) itu langkah ilegal serta bermotivasi politik yang bertujuan menghukum negara anggota PBB yang berdaulat yang mengejar kebijakan dalam dan luar negeri yang independen,” kata Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Rusia dalam sebuah pernyataan pada Kamis (7/4). dikutip kantor berita Rusia, TASS.

Wakil Duta Besar Rusia di PBB Gennady Kuzmin mengatakan, Rusia bahkan telah melepaskan keanggotaannya di Dewan HAM PBB sebelum voting dilakukan. Menurut juru bicara Dewan HAM PBB, dengan menarik diri maka Rusia menghindari kehilangan status sebagai pengamat di dewan itu.

Pertempuran masih terus bergolak di Ukraina sejak dimulai 24 Februari silam. Sanksi beruntun terus dijatuhkan kepada Rusia. Salah satunya, Jepang akan memberlakukan larangan impor batu bara dari Rusia.

“Kami akan melarang impor batu bara Rusia. Kami akan mengamankan alternatif dan dengan mengurangi impor secara bertahap, kami akan mengurangi ketergantungan kami pada energi Rusia,” kata Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida pada Jumat.

Pengumuman Jepang muncul beberapa hari setelah Komisi Eropa mengusulkan sanksi baru terhadap Rusia, termasuk larangan impor batu bara dari negara tersebut. Ini akibat dugaan pembunuhan massal yang dilakukan pasukan Rusia terhadap warga sipil di Bucha, Ukraina, pekan lalu.

Rusia telah membantah pasukannya membunuh atau bahkan membantai warga sipil di Bucha. Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov mengatakan, rekaman video yang menunjukkan mayat warga sipil bergeletakan di Kota Bucha setelah pasukan Rusia mundur dari daerah itu merupakan “serangan berita palsu”. Menurut Lavrov “pementasan” tersebut bertujuan untuk meningkatkan sentimen anti-Rusia.

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat