Sejumlah kendaraan berjalan perlahan saat terjebak macet di Jalan Wolter Mongonsidi, Jakarta, Senin (4/4/2022). | ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.

Jakarta

Jalanan Jakarta Kembali Alami Kemacetan

Pemprov DKI diminta memanfaatkan transportasi publik untuk menekan kemacetan.

JAKARTA — Jalanan di ibu kota DKI Jakarta kembali mengalami kemacetan lalu lintas. Hal itu karena interaksi dan mobilitas masyarakat meninggi seiring kebijakan pemerintah pusat yang melonggarkan pembatasan aktivitas masyarakat karena Covid-19 di berbagai sektor ekonomi.

“Tentu (mobilitas masyarakat meninggi) ini dapat menyebabkan kemacetan,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria kepada awak media di Balai Kota DKI, Rabu (6/4).

Riza mengatakan, Jakarta juga telah melakukan banyak pelonggaran pembatasan Covid-19 setelah berstatus PPKM Level 2. Dia mencontohkan, pembelajaran tatap muka (PTM) yang kini sudah 100 persen. Selain itu, transportasi publik telah dimaksimalkan kapasitasnya dan kegiatan-kegiatan lain kembali normal.

Menurut ketua DPD Gerindra DKI Jakarta itu, sejumlah titik di Ibu Kota yang kembali macet menandakan situasi di Jakarta yang sudah mulai normal setelah dua tahun terdampak pandemi Covid-19. "Mulai macet itu karena memang sudah mulai normal kembali sejak dua tahun pandemi," katanya.

photo
Sejumlah kendaraan berjalan perlahan saat terjebak macet di Jalan Wolter Mongonsidi, Jakarta, Senin (4/4/2022). - (ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.)

Meski banyak kelonggaran hingga akhirnya berdampak pada kemacetan, Riza meminta warga bisa tetap menjaga protokol kesehatan dan tetap berhati-hati. Dia juga meminta para warga bisa disiplin lebih ketat dan bertanggung jawab.

Terkait kemacetan, Riza mengeklaim pihaknya sudah melakukan langkah penanganan. Menurut dia, penanganan kemacetan dilakukan dengan pengoptimalan transportasi publik dari MRT hingga Transjakarta. Layanan transportasi massal itu lebih ditingkatkan demi menggaet masyarakat.

“Kita juga mempersiapkan integrasi transportasi, kita lakukan. Kemudian integrasi ticketing, termasuk kita ingin memastikan keamanan transportasi publik sebaik mungkin,” ujarnya.

 

Pengamat kebijakan dan perencanaan tata kota Franz Ari Prasetyo mengatakan, kemacetan yang kini terjadi di Jakarta harus dilihat dari berbagai aspek sejak pandemi Covid-19 mulai merebak di Indonesia.

“Sekarang Jakarta belum seperti sebelum pandemi sebenarnya. Mulai macet lagi karena mobilitas lebih tinggi dari dua tahun terakhir saja,” kata Franz.

Meski demikian, Franz secara khusus mengapresiasi persiapan DKI Jakarta selama dua tahun terakhir dalam membenahi moda transportasi. Menurut dia, dengan adanya LRT, MRT, hingga koridor-koridor Transjakarta sehingga kapasitas transportasi publik meningkat. Hal itu, dia melanjutkan, merupakan hal baik untuk dimanfaatkan Pemprov DKI. Selain pembenahan yang lebih baik, kata dia, juga harus diiringi pengawasan protokol dari Pemprov DKI.

“Jadi, saya pikir dengan konteks ini, penggunaan transportasi publik memang berisiko saat masih ada Covid-19. Namun, saat kembali mulai normal, saya pikir itu arah baik,” ujarnya.

 
Penggunaan transportasi publik memang berisiko saat masih ada Covid-19. Namun, saat kembali mulai normal, saya pikir itu arah baik.
 
 

Sementara, kemacetan di Ibu Kota terkonfirmasi juga dari data Polda Metro Jaya. Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya Kombes Sambodo Purnomo Yogo menyebut, ada peningkatan volume kendaraan di Jakarta sebesar 18 persen selama sepekan terakhir. Sehingga, peningkatan volume kendaraan itu membuat jalanan di Jakarta mengalami kemacetan di sejumlah titik.

"Ada peningkatan (volume kendaraan) 10-18 persen," ujar Sambodo saat dihubungi, Selasa (5/4).

Kemudian untuk mengantisipasi kemacetan tersebut, kata Sambodo, pihaknya akan melakukan sejumlah upaya, seperti menambah personel lalu lintas di titik kemacetan. Dia berharap hal itu bisa mengurai kemacetan pada jam-jam sibuk. Namun, hingga saat ini belum ada rencana pengurangan atau penambahan ruas jalan untuk penerapan ganjil genap.

"Kita perkuat penempatan anggota di titik-titik macet," ujar Sambodo.

Menurut Sambodo, pihaknya sudah memberlakukan ganjil genap kendaraan di 13 titik di DKI Jakarta, yakni Jalan MH Thamrin, Jalan HR Rasuna Said, Jalan Jenderal Sudirman, Jalan MT Haryono, Jalan Panglima Polim, Jalan Sisingamangaraja, Jalan Gunung Sahari, Jalan Gatot Subroto, Jalan Fatmawati, Jalan Tomang Raya, Jalan Ahmad Yani, Jalan DI Panjaitan, dan Jalan S Parman.

Kemudian untuk ganjil genap diberlakukan dari Senin hingga Jumat, pukul 06.00-10.00 WIB dan pukul 16.00-21.00 WIB. Sedangkan, aturan ganjil genap tidak diberlakukan pada Sabtu, Ahad, dan hari libur nasional.

photo
Sejumlah kendaraan berjalan perlahan saat terjebak macet di Jalan Ciledug Raya, Kebayoran, Jakarta, Senin (4/4/2022). Pelonggaran aturan pembatasan kegiatan masyarakat terkait pandemi COVID-19 membuat sejumlah perusahaan kembali memberlakukan aturan bekerja di kantor sehingga menyebabkan kemacetan di sejumlah ruas jalan ibu kota saat jam berangkat dan pulang kerja. - ( ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A/tom.)

Kemacetan sore

Sambodo mengakui jalanan di DKI Jakarta, khususnya jalan protokol, mengalami kemacetan cukup parah pada sore hari. Menurut dia, kemacetan itu terjadi karena warga serempak pulang dari kantor menuju ke rumah untuk berbuka puasa di rumah masing-masing.

"Sebelum bulan puasa ada orang yang pulang jam 4, ada yang pulang jam 5, 6, 7, semua terbagi. Sekarang pada saat bulan Ramadhan terutama pada pekan pertama awal puasa semua orang ingin buka puasa di rumah. Jadi, pergerakannya serentak," ujar Sambodo.

Kendati demikian, kata Sambodo, setelah waktu berbuka puasa, arus lalu lintas kembali normal. Karena itu, pihaknya akan melakukan sejumlah upaya dalam mengantisipasi dan mengurai kemacetan pada jam-jam sibuk, seperti pagi dan sore hari. Hal itu seperti menambah personel lalu lintas di titik kemacetan.

"Kita perkuat penempatan anggota di titik-titik macet," ujar Sambodo.

Menurut Sambodo, penyebab kemacetan lainnya adalah karena ada beberapa sekolah yang saat ini sedang melaksanakan ujian secara luring atau offline.

"Ujiannya secara offline dan kegiatan sebagainya. Jadi, memang ini menambah jumlah volume lalin, baik volume dalam Jakarta sendiri maupun volume tarikan dari kota aglomerasi, dari Tangerang, Bogor, Depok, Bekasi," kata Sambodo. 

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by Curiocity Indonesia (curiocity.id)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Pesan Antirasialis Kisah Bilal bin Rabah

Kemuliaan Bilal pun sampai kepada surga. Nabi SAW bahkan mendengar suara langkah sandal Bilal di sana.

SELENGKAPNYA

Pertamina: Konsumsi Pertalite Naik

Pertamina mengeklaim stok Solar dan Pertalite berstatus aman di SPBU.

SELENGKAPNYA

Persipura: Selidiki Laga PSS Vs Persija dan Persib Vs Barito

Ketua Umum Persipura telah menyerahkan surat permohonan investigasi ini.

SELENGKAPNYA