Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket berpose untuk Republika di Kantor Uni Eropa, Jakarta, Kamis (31/3/2022). | Republika/Thoudy Badai

Wawasan

Uni Eropa Siap Menerima Ukraina Jadi Anggota

Wawancara dengan Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket

Duta Besar Uni Eropa (UE) untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket menyesalkan sejumlah disinformasi terkait pemberitaan konflik Rusia dan Ukraina.

Pekan lalu, ia berkesempatan berbincang mengenai situasi terakhir, termasuk tanggapan UE terhadap rencana kehadiran Presiden Rusia Vladimir Putin ke Konferensi Tingkat Tinggi G-20 di Indonesia. Berikut perbincangannya dengan wartawan Republika, Lintar Satria dan Yeyen Rostiyani.

Bagaimana UE memandang peristiwa di Ukraina?

Bagi UE, ini merupakan serangan tanpa provokasi, ilegal, dan tidak dapat diterima yang dilakukan Rusia kepada negara berdaulat Ukraina. Solusinya adalah meminta Rusia menghentikan tembakan, menarik pasukan tanpa syarat, dan membiarkan pengungsi yang hendak melarikan diri pergi.

Dan untuk sampai ke sana, pondasi yang sesuai konteks dalam negosiasi untuk proses penyelesaian jangka panjang harus diciptakan. Perang menciptakan kehancuran yang sangat besar di Ukraina. Tak terhitung banyaknya warga sipil yang diincar dan tewas.

photo
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket saat wawancara bersama Republika di Kantor Uni Eropa, Jakarta, Kamis (31/3/2022). - (Republika/Thoudy Badai)

Kota-kota diratakan, hancur berkeping-keping. Ratusan ribu orang menjadi sandera di kota yang dikepung militer Rusia. Lihat foto-foto di Mariupol. Laut di pelabuhan-pelabuhan Ukraina diblokir oleh kapal-kapal militer Rusia. Ini menghalangi komoditas keluar dan masuk serta puluhan ribu orang di dalam Ukraina di tempat ini tidak bisa keluar.

Maka masalah kemanusiaan yang sangat besar meningkat empat sampai lima kali lipat. Hanya Presiden (Rusia) Vladimir Putin yang tahu kelanjutannya. Ia bisa menghentikannya, ia bisa menghentikan perang pada hari ini dan itu yang UE minta kepada Presiden Putin lakukan.

Apa bantuan UE kepada Ukraina?

Berbeda-beda caranya, pertama-tama bantuan kemanusiaan, 500 juta euro dalam bentuk bantuan kemanusiaan untuk masyarakat di dalam Ukraina. Kedua, kami telah memberi pinjaman lunak pada Pemerintah Ukraina sebesar 1,2 miliar euro, pada dasarnya agar pemerintah tetap berjalan, membayar gaji, program jaminan kesehatan, dan lain-lain.

Ketiga, bantuan pertahanan. Ini sesuatu yang tidak pernah kami lakukan sebelumnya. Untuk pertama kalinya, ini terpaksa dilakukan, karena situasi khusus, memberikan bantuan pada militer Ukraina untuk menghadapi serangan, sebesar 1 miliar euro.

 

 
Ketiga, bantuan pertahanan. Ini sesuatu yang tidak pernah kami lakukan sebelumnya.
 
 

 

Dan yang terakhir, sekali lagi, (bantuan) kemanusiaan, kami menyambut baik pengungsi Ukraina. Perbatasan kami terbuka, tinggallah bersama kami, satu tahun pada awalnya, jangka panjang bila perlu, namun semoga tidak sampai demikian.

Terimakasih banyak untuk negara-negara penerima, terutama negara-negara yang berbatasan dengan Ukraina. Yakni Polandia, Hungaria, Slovakia, Romania, Bulgaria, dan luar biasa pemerintah dan rakyatnya bersedia mengakomodasi pengungsi di rumah mereka.

Kami juga mengaktifkan Bantuan UE, sistem yang mendistribusikan beban kerja ke 27 negara anggota yang menerima pengungsi Ukraina.

Bisa dijelaskan lebih terperinci tentang bantuan pertahanan? Apakah berupa tank, senjata, dan sebagainya?

Ada dua komponen, pertama-pertama peralatan personel, pertolongan pertama di rumah sakit, rumah sakit sementara, hal-hal seperti itu.

Kedua, menyangkut persenjataan, pertahanan dan persenjataan untuk membantu pasukan Ukraina untuk melawan serangan. Kami tidak bisa memerinci hal ini. Yang jelas yang kami berikan merupakan persenjataan untuk bertahan.

photo
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket saat wawancara bersama Republika di Kantor Uni Eropa, Jakarta, Kamis (31/3/2022). - (Republika/Thoudy Badai)

Bicara tentang pengungsi, ada sejumlah kritik bahwa UE menerima pengungsi Ukraina secara terbuka. Namun, sikap UE berbeda terhadap pengungsi dari negara dan konflik kawasan lain?

Saya tidak setuju dengan pengamatan itu. Saya pikir catatan UE dalam mengakomodasi dan menerima pengungsi atau pencari suaka tidak terkalahkan oleh siapa pun. Kami terbuka dengan siapa pun yang menjadi tempat mengungsi dari seluruh dunia dan Ukraina.

Di Eropa terkadang sulit bagi orang-orang tanpa dokumentasi di dalam Ukraina, ilegal di sana dan tentu prosedur yang diterapkan pada mereka berbeda dari warga Ukraina atau mahasiswa asing. Tapi bila melihat gambaran keseluruhannya itu hanya merupakan kasus-kasus minoritas yang sangat sedikit.

Apa yang UE harapkan dari Indonesia, terkait konflik Rusia dan Ukraina?

UE bekerja sama erat dengan negara-negara termasuk Indonesia dalam kerangka kerja di PBB, seperti Dewan HAM PBB dan Majelis Umum PBB. Hasilnya, diloloskan resolusi mengecam Rusia atau serangan Rusia terhadap Ukraina. Sebanyak 140 (anggota Majelis Umum PBB --Red) mendukung resolusi itu.

photo
Duta Besar Uni Eropa untuk Indonesia dan Brunei Darussalam Vincent Piket saat wawancara bersama Republika di Kantor Uni Eropa, Jakarta, Kamis (31/3/2022). - (Republika/Thoudy Badai)

Hanya empat negara yang mendukung Rusia. Bila Anda memiliki banyak teman di dunia, siapa teman-teman ini? Saya melihat luasnya isolasi pada Rusia pada hal ini.

Kami dan Indonesia sama-sama percaya pada sistem multilateral. Pada sistem PBB. Menjadikannya kerangka acuan, menetapkan peraturan, pada bagaimana hidup berdampingan di dunia sebagai bangsa-bangsa. Jadi itu agenda kami.

Presiden Putin menyatakan ingin hadir di KTT G-20. Bagaimana tanggapan UE?

Bagi kami ini tergantung pertimbangan Pemerintah Indonesia sebagai Presidensi. Ini kesempatan luar biasa bagi Indonesia, pertama kalinya menjadi presidensi G-20. UE memberikan dukungan yang terbaik untuk tujuannya. 

Yang kedua, kami sudah katakan kepada mitra-mitra kami di Indonesia, bahwa kondisi saat ini tidak bisa dianggap hal biasa. Rusia menempatkan dirinya sendiri di luar kerangka hukum, yaitu hukum yang mereka tanda tangani sendiri, Piagam PBB. Maka ini tidak bisa dianggap sebagai masalah biasa. Di tingkat politik.

Juga bila anda melihat temanya, diskusinya 'Recover Together, Recover Stronger'. Rusia tidak bersama kita sekarang ini. Selain inti (G20) situasi saat ini, kita harus meresponsnya. Tapi saat ini, Indonesia terus berkonsultasi dengan anggota G-20, memperimbangkan langkah yang paling memungkinan ke depan.

Apakah UE akan hadir dalam KTT G-20?

Kami sangat berharap Rusia akan menghentikan agresi ini. Dan mereka dapat melakukannya. Mereka yang memulainya mereka bisa menghentikannya. Dan Rusia terlibat serius dengan tulus dalam perundingan damai, solusi jangka panjang dengan Ukraina.

Dimediasi oleh siapa pun, termasuk Turki yang saat ini sedang menjadi tuan rumah. UE dapat maju bila diminta, melalui jalur diplomatik sukarela dan negosiasi.

 

 
Kami sangat berharap Rusia akan menghentikan agresi ini. Dan mereka dapat melakukannya. Mereka yang memulainya mereka bisa menghentikannya. 
 
 

Jadi kami sudah membentuk dana Uni Eropa dan internasional. Untuk memulai itu selain kontribusi negara anggota Uni Eropa dan mitra dari seluruh dunia. Itu poin pertama.

Poin kedua, UE ingin menawarkan Ukraina dan rakyatnya perspektif pada harapan, perdamaian, kemakmuran. Yaitu membuka keanggotaan UE. Ini aspirasi yang kuat dari rakyat Ukraina.

Ini bukan hal yang mudah karena UE bukan kelompok atau asosiasi sederhana. Membutuhkan seluruh sistem operator sipil, bagaimana mengelola masyarakat, ekonomi, sektor pertanian, transportasi, finansial,dan lain-lain. Maka tidak bisa terjadi dalam satu malam.

Terkait keanggotaan UE, apakah peluangnya sama antara Ukraina dan Turki untuk menjadi anggota UE?

Turki kandidat, memiliki perspektif, kami sedang bernegosiasi. Dengan Turki. Ya kami sedang dalam proses negosiasi dalam beberapa tahun terakhir. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

Kabinet Sri Lanka Mundur Serempak

Adik dan keponakan Presiden Sri Lanka ikut mundur.

SELENGKAPNYA

RUU TPKS Atur Kekerasan Seksual Elektronik

Pembahasan semua inventaris masalah di panja RUU TPKS telah selesai.

SELENGKAPNYA