Internasional
Mariupol Gencatan Senjata, Warga Ukraina Dievakuasi
Evakuasi dari Mariupol dijadwalkan Jumat ini.
JENEWA -- Iringan 45 bus memasuki Kota Mariupol, Kamis (31/3), untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan. Bus-bus tersebut kemudian akan mengevakuasi warga sipil ke luar Mariupol mulai Jumat (1/4).
"Ada 45 bus sedang dalam perjalanan menuju Mariupol," kata Deputi Perdana Menteri Ukraina Iryna Vereshchuk, Kamis.
Operasi kemanusiaan ini dilakukan setelah Rusia menyetujui gencatan senjata lokal atau membuka koridor kemanusiaan di kota tersebut.
Sebelumnya, upaya membawa bantuan kemanusiaan ke Mariupol gagal. Rusia dan Ukraina saling tuding. Sementara, warga hanya bisa keluar dari kota tersebut jika mereka memiliki kendaraan.
"Amatlah penting operasi ini bisa dijalankan. Nyawa puluhan ribu warga Mariupol dipertaruhkan," kata Juru Bicara Komite Palang Merang Internasional (ICRC) Ewan Watson, Kamis.
"Dengan alasan logistik dan keamanan, kami akan siap memimpin operasi koridor aman pada Jumat, jika semua pihak sepakat dengan sejumlah poin, termasuk rute, waktu mulainya, dan berapa lama itu berlangsung," kata Watson.
Direktur Jenderal ICRC Robert Mardini mengatakan kepada Reuters, pekan ini, Ukraina dan Rusia diminta menyepakati koridor aman untuk mengevakuasi warga sipil dari Mariupol dan kawasan garis depan lainnya. Sejak invasi Rusia pada 24 Februari silam, ICRC sudah dua kali memimpin evakuasi warga sipil dari Kota Sumy.
Mariupol adalah kota pelabuhan yang biasanya memiliki populasi lebih dari 400 ribu jiwa. kota tersebut menjadi sasaran utama serangan Rusia. Kini, ada sekitar 170 ribu warga kota itu yang terperangkap tanpa listrik dan kebutuhan harian.
Gedung-gedung di Mariupol yang pernah dihuni 400 ribu orang hancur atau rusak oleh serangan bom dan pengepungan Rusia selama empat pekan. Deputi Perdana Menteri Iryna Vereshchuk mengatakan konvoi bus-bus Ukraina berangkat ke Mariupol untuk menjemput warga yang terjebak pengepungan.
PBB yakin ribuan orang tewas di Mariupol, banyak yang dikuburkan di pemakaman massal. Melalui serangan balasan beberapa pekan terakhir Ukraina berhasil merebut kembali pinggir kota Kiev dan kota-kota strategis yang hancur.
Sementara itu, sebuah gudang Palang Merah di Mariupol ternyata sempat menjadi sasaran serangan Rusia. Citra satelit dari Planet Labs PBC menunjukkan, lubang-lubang terlihat di atap gudang yang bertanda palang merah dengan dasar putih. Organisasi Palang Merah mengatakan, sejak 15 Maret, tidak ada staf yang bertugas di sana.
Di ranah perundingan, Rusia dan Ukraina dijadwalkan melanjutkan pembicaraan melalui video pada Jumat. Hal ini diungkap kepala delegasi Ukraina, David Arakhamia.
Dalam pembicaraan yang digelar di Turki, pekan ini, Rusia berjanji akan melakukan operasi deeskalasi di dekat Kiev dan Chernihiv. Tujuannya, untuk meningkatkan rasa saling percaya dan menciptakan keadaan yang mendukung perundingan lebih lanjut.
Ukraina dan negara Barat menanggapi skeptis terhadap janji tersebut. Kemudian, Ukraina melaporkan ada sejumlah serangan berikut pada sejumlah lokasi sipil.
Retno bahas Ukraina
Sementara itu, Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi melakukan pertemuan bilteral dengan Menlu Rusia Sergei Lavrov dan Menlu Cina Wang Yi, Rabu (30/3). Pertemuan digelar di sela Afghanistan Neighboring Countires Meeting di Tunxi, Anhui, Cina.
"Dengan Menlu Lavrov, ini adalah komunikasi kami yang kedua belakangan ini setelah sebelumnya kami melakukan pembicaraan telepon dan saya kembali menegaskan posisi Indonesia untuk krisis di Ukraina," ujar Retno dalam pengarahan media virtual, Kamis.
Retno kembali menekankan posisi prinsip Indonesia, yaitu penghormatan terhadap hukum internasional dan prinsip-prinsip Piagam PBB, seperti kedaulatan dan integritas wilayah. Ia mengingatkan, dampak perang tidak hanya dirasakan di Ukraina, namun juga terhadap pemulihan ekonomi global.
"Indonesia menyampaikan pentingnya segera dihentikan peperangan karena dampaknya terhadap kemanusiaan sangat luar biasa," kata Retno.
Retno menyebutkan, Indonesia dan Cina memiliki keinginan sama, yaitu perang berhenti. Ia menekankan pentingnya kerja sama semua pihak sehingga krisis kemanusiaan tidak makin memburuk.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Rusia Janji Kurangi Operasi Militer di Ukraina
Ukraina siap menjadi negara nonblok dan nonnuklir asalkan ada jaminan keamanan dari Rusia.
SELENGKAPNYAPerang Rusia-Ukraina, Anda Pro Siapa?
Pemihakan Anda dan saya tak berpengaruh pada jalannya perang Rusia-Ukraina..
SELENGKAPNYATurki Dorong Pembicaraan dengan Rusia
Luhansk berencana menggelar referendum untuk bergabung dengan Rusia.
SELENGKAPNYA