Internasional
Rusia Janji Kurangi Operasi Militer di Ukraina
Ukraina siap menjadi negara nonblok dan nonnuklir asalkan ada jaminan keamanan dari Rusia.
MOSKOW – Rusia telah berjanji akan secara drastis mengurangi operasi militernya di sekitar Kiev dan kota Chernihiv, Ukraina. Sementara Ukraina siap menjadi negara nonblok dan nonnuklir asalkan memperoleh jaminan keamanan.
Hal itu tercetus dalam pembicaraan damai antara delegasi Rusia dan Ukraina yang digelar di Istanbul, Turki, Selasa (29/3). Wakil Menteri Pertahanan Rusia Alexander Fomin mengatakan, Rusia telah memutuskan untuk mengurangi pertempuran di dekat Kiev dan Chernihiv untuk menciptakan kondisi dialog.
Negosiator Ukraina mengatakan, mereka telah mengusulkan bahwa Ukraina tidak akan bergabung dengan aliansi atau pangkalan tuan rumah pasukan asing. Namun Ukraina menghendaki jaminan keamanan yang mirip dengan “Pasal 5” klausul pertahanan kolektif Organisasi Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).
Ukraina mengidentifikasi Israel serta anggota NATO, yakni Kanada, Polandia, dan Turki sebagai negara yang dapat membantu memberikan jaminan tersebut. Usulan juga akan mencakup periode konsultasi 15 tahun tentang status Krimea yang dicaplok Rusia pada 2014. Proposal hanya bisa berlaku jika terjadi gencatan senjata lengkap.
Proposal Ukraina adalah yang paling rinci dan konkret yang telah ditayangkan secara publik oleh Kiev. "Jika kami berhasil mengkonsolidasikan ketentuan-ketentuan utama ini, dan bagi kami ini adalah yang paling mendasar, maka Ukraina akan berada dalam posisi untuk benar-benar memperbaiki statusnya saat ini sebagai negara nonblok dan nonnuklir dalam bentuk netralitas permanen," kata negosiator Ukraina Oleksandr Chaly kepada awak media di Istanbul.
"Kami tidak akan menjadi tuan rumah pangkalan militer asing di wilayah kami serta mengerahkan kontingen militer di wilayah kami dan kami tidak akan masuk ke dalam aliansi militer-politik," ujar Chaly menambahkan.
Sementara itu Menteri Pertahanan Rusia Sergey Shoygu mengatakan, negaranya telah mencapai tujuan utama dalam “operasi militer khusus” tahap pertama di Ukraina. Saat ini potensi tempur militer Ukraina telah menurun drastis.
“Potensi tempur Angkatan Bersenjata Ukraina telah berkurang secara signifikan, yang memungkinkan kami untuk memusatkan perhatian dan upaya utama kami untuk mencapai tujuan utama; pembebasan Donbas,” kata Shoygu dalam pertemuan dengan komandan senior militer Rusia, di Moskow, Selasa (29/3), dikutip Anadolu Agency.
Shoygu mengatakan, 123 dari 152 jet tempur Ukraina telah dihancurkan. Rusia juga berhasil menghancurkan 77 dari 149 helikopter Ukraina dan 152 dari 180 sistem pertahanan udara jarak jauh serta menengah Ukraina. Sementara pasukan angkatan laut Ukraina telah dieliminasi total.
Sebaliknya, Duta Besar Ukraina untuk PBB Sergiy Kyslytsya mengatakan di rapat Dewan Keamanan PBB bahwa sejak invasi berlangsung, Rusia sudah kehilangan lebih dari 17 ribu personel. Pada Selasa (29/3) Kyslytsya juga mengeklaim Rusia kehilangan lebih dari 1.700 kendaraan lapis baja dan 600 tank.
Ia juga mengatakan Rusia kehilangan 300 sistem artileri, 127 pesawat, 129 helikopter, dan hampir 100 sistem peluncur roket, 54 pertahanan udara dan tujuh kapal. "Pukulan yang tidak pernah terjadi sebelumnya pada Moskow, di mana bila dibandingkan kehilangan yang Uni Soviet di Afghanistan tidak seberapa," kata Kyslytsya.
Empat juta jiwa
Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi (UNHCR) mengatakan pada Rabu (30/3), lebih dari empat juta pengungsi telah meninggalkan Ukraina. Lebih dari 2,3 juta telah tiba di Polandia, tetapi banyak yang telah melakukan perjalanan ke negara lain atau kembali ke Ukraina.
Sejak awal perang, UNHCR telah memproyeksikan sekitar empat juta orang melarikan diri dari Ukraina. Meskipun telah berulang kali badan itu mengatakan bahwa telah meninjau kembali perkiraannya.
Pekerja bantuan mengatakan jumlah arus pengungsi telah berkurang dalam beberapa hari terakhir karena banyak orang menunggu perkembangan perang. Diperkirakan 6,5 juta orang juga telah mengungsi di dalam negeri.
Berdasarkan perhitungan pemerintah Ukraina, lebih dari 608 ribu orang telah memasuki Rumania, lebih dari 387 ribu telah pergi ke Moldova, dan sekitar 364 ribu jiwa telah memasuki Hongaria sejak perang dimulai pada 24 Februari 2022. "Pengungsi dari Ukraina sekarang empat juta, lima pekan setelah dimulainya serangan Rusia," ujar Komisaris Tinggi UNHCR Filippo Grandi melalui Twitter ketika melintasi perbatasan ke Ukraina.
Grandi mengatakan akan berada di kota barat Lviv dan membahas cara-cara untuk meningkatkan dukungan kepada orang-orang yang terkena dampak dan telantar akibat perang yang tidak masuk akal. Tim UNHCR dan mitra mereka telah bekerja untuk memberikan perlindungan, tempat penampungan darurat, bantuan tunai, barang-barang bantuan inti, dan layanan penting lainnya bagi orang-orang yang telah melarikan diri.
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Memberantas Islamofobia: MU PBB
Proklamasi MU PBB untuk pemberantasan Islamofobia dapat mendorong terciptanya momentum baru perlakuan.
SELENGKAPNYATimteng dan Perang Ukraina
Barat butuh migas Iran untuk ikut mengganti migas Rusia yang hilang di Eropa.
SELENGKAPNYABank Dunia Tunda Empat Proyek di Afghanistan
Bank Dunia menunda empat proyek terkait keputusan Taliban melarang anak perempuan bersekolah.
SELENGKAPNYA