JAKARTA--Mantan tenaga ahli (TA) menteri Kesehatan era Terawan Agus Putranto, Andi, menuturkan hingga kini Terawan masih bekerja seperti biasa. Kepada dirinya, Terawan mengaku masih menaruh kebanggaan dan merasa terhormat berhimpun di Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Menurut Terawan, IDI seperti rumah kedua: menjadi tempatnya bernaung bersama saudara-saudara sejawat dokter lain. Mantan menkes itu juga menyinggung soal sumpah dokter yang dijadikan landasan dalam setiap langkah.

"Saya sudah disumpah akan selalu membaktikan hidup saya guna perikemanusiaan, mengutamakan kesehatan pasien dan kepentingan masyarakat," ujar Andi menirukan Terawan, Selasa (29/3).

Andi menjelaskan, Terawan juga mengimbau seluruh teman sejawat dokter bisa menahan diri agar tidak menimbulkan kekisruhan publik akibat persoalan pemecatannya. “Kita masih menghadapi pandemi Covid -19. Kasihan masyarakat dan saudara-saudara sejawat yang di daerah, puskesmas, rumah sakit, ikut terganggu” ujarnya.

Terawan juga menyampaikan bahwa dia sangat menyayangi saudara-saudara sejawatnya dan hormat kepada para guru. "Semua dokter itu sesuai sumpah kita, teman sejawat itu seperti saudara kandung. Jadi saya menyayangi semua saudara saya di sana (IDI)," ujar Terawan ditirukan Andi.

Soal putusan MKEK, Terawan menyerahkan semuanya kepada saudara sejawatnya. "Biarkanlah saudara-saudara saya yang memutuskan. Apakah saya masih boleh nginep di rumah atau diusir ke jalan," tegasnya.

Direktur Utama RSPAD Gatot Subroto Letjen TNI A Albertus Budi Sulistya juga mengonfirmasi, hingga kini dokter Terawan Agus Putranto masih menjalankan praktik di RSPAD Gatot Subroto. Namun, ia belum mau berkomentar banyak terkait pemecatan Terawan dari keanggotaan IDI.

"Beliau masih berpraktik di RSPAD Gatot Soebroto. Pada saatnya saya selaku Kepala RSPAD Gatot Soebroto akan memberikan penjelasan," ujar Albertus saat dikonfirmasi, Selasa (29/3).

Terawan diberhentikan secara permanen dari keanggotaan IDI berdasarkan hasil rapat sidang khusus Majelis Kehormatan Etik Kedokteran (MKEK). “Memutuskan, menetapkan, meneruskan hasil keputusan rapat sidang khusus MKEK yang memutuskan pemberhentian permanen sejawat Dr dr Terawan Agus Putranto sebagai anggota IDI," kata Pimpinan Presidium Sidang Abdul Azis. Pemberhentian dilakukan oleh PB IDI selambat-lambatnya 28 hari kerja.

Anggota DPR Riyanta mengatakan, mantan menteri Kesehatan dokter Terawan sebagai sosok putra bangsa berprestasi. Ia mengingatkan, jangan sampai dokter Terawan diambil negara lain. "Jangan sampai putra bangsa berpotensi ini justru diambil korporasi atau negara asing," kata politikus PDIP itu, Selasa.

DPR diharapkan mendapatkan klarifikasi yang berimbang tentang kabar pemecatan Terawan. Ia juga mengusulkan agar organisasi profesi jangan diberi kewenangan yang sebenarnya menjadi kewenangan pemerintah.

Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad menilai pemecatan Terawan justru membuat kegaduhan. Ia meminta kepolisian menyelidiki pihak-pihak yang membuat kegaduhan.

"Karena ini sudah gaduh, saya akan minta pihak kepolisian untuk menyelidiki oknum yang membuat kegaduhan ini dan proses secara hukum. Karena kejadian-kejadian seperti ini tidak boleh terulang," ujar Dasco.

Dasco menegaskan, pemecatan Terawan tidak sah karena itu baru merupakan rekomendasi dari MKEK Pusat IDI. Padahal, kepengurusan PB IDI saat ini berstatus demisioner.

"Pengurus lama sudah demisioner, yang baru belum dilantik. Lalu kemudian itu (keputusan pemecatan Terawan) kemudian dibacakan di forum muktamar oleh perangkat yang tidak jelas, sehingga menimbulkan kegaduhan," tegas Dasco. 

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat