Kabar Utama
Adaro Perkuat Ekosistem Kendaraan Listrik
Indonesia punya peran kunci dalam pengembangan kendaraan listrik.
OLEH IRFAN JUNAIDI, dari LOS ANGELES
Produsen mobil listrik, seperti Tesla dan Lucid, terus berinovasi. Mereka berusaha memperluas pasar kendaraan listrik dengan teknologi ramah lingkungan yang memudahkan konsumen.
Indonesia dengan kekayaan sumber daya alamnya memiliki peran yang sangat strategis dalam industri kendaraan listrik. Aluminium sebagai bahan baku utama badan mobil listrik banyak diproduksi di Indonesia. Peluang itu pun mendorong PT Adaro Energy Indonesia untuk membangun kawasan industri hijau di Kalimantan Utara.
Melalui Adaro Minerals, Adaro Energy membangun industri pengolahan aluminium dan bahan lain yang diperlukan kendaraan listrik. "Hilirisasi kami jalankan sesuai dengan visi Bapak Presiden Joko Widodo," kata Presiden Direktur Adaro Energy Indonesia Garibaldi Thohir di Los Angeles, Amerika Serikat, Senin (28/3).
Dengan program hilirisasi, bahan mentah mineral tidak bisa langsung diekspor. Bahan mentah harus diolah terlebih dahulu untuk bisa diekspor. "Sekarang jadi dapat banyak nilai tambah," kata pengusaha yang akrab disapa Boy Thohir itu.
Di sela kunjungan ke Los Angeles, Boy beserta rombongan sempat mendatangi tiga dealer kendaraan listrik. Ketiganya adalah milik Tesla, Lucid, dan Toyota Mirai. Ketiga merek tersebut mengembangkan kendaraan listrik dengan kreativitas dan inovasi masing-masing.
Tesla dan Lucid mengembangkan mobil listrik yang mengandalkan baterai bervolume besar. Dengan pengisian baterai sekitar 20 menit, Lucid dan Tesla bisa digunakan untuk berkendara sejauh 800-an km.
Teknologi sedikit berbeda ditawarkan Toyota Mirai. Pabrikan asal Jepang tersebut mengembangkan teknologi bahan bakar hidrogen yang digunakan untuk menghasilkan listrik. Listrik kemudian disimpan di baterai yang volumenya jauh lebih kecil dari buatan Tesla dan Lucid. Daya listrik dari baterai itu menggerakkan mesin mobil.
Masing-masing teknologi menawarkan keunggulan dan kelemahannya. "Kita memang tidak memproduksi mobilnya. Tapi, kita punya mineral bahan bakunya, seperti nikel, bauksit, alumina," kata Boy. Oleh karena itu, dia yakin mobil-mobil listrik akan bisa diproduksi di Indonesia.
Selain bahan baku mineral, area green industry yang dikembangkan Adaro di Kalimantan Utara juga akan menjadi daya tarik bagi pabrikan mobil listrik. "Ke depan nanti konsumen akan makin kritis," ujar Boy.
Dengan keyakinan bahwa mobil listrik ramah lingkungan, tutur dia, konsumen akan bertanya mengenai detail kendaraan itu. "Mereka akan bertanya listriknya dari mana, baterainya dari mana, bahkan bannya dari mana," kata Boy. Adaro menyiapkan kawasan industri hijau agar dapat menjawab berbagai kemungkinan pertanyaan dari konsumen.
Kawasan tersebut akan menghasilkan listrik dari tenaga air. Kemudian, proses produksi pun dijalankan secara ramah lingkungan. Pembangunan kawasan industri hijau yang dikembangkan Adaro tersebut ditargetkan bisa selesai dua tahun lagi. Boy yakin ekosistem industri hijau tersebut bisa menarik minat pabrikan untuk memproduksi mobil listriknya di Indonesia.
Presiden Joko Widodo sudah berulang kali menyatakan tekadnya untuk membawa Indonesia menjadi pemain utama dalam industri kendaraan listrik. Pada pertengahan Maret, tekad tersebut kembali ditegaskan Presiden. Jokowi mengatakan, Indonesia harus menjadi pemain penting dalam rantai pasokan global di industri mobil listrik. Sebab, Indonesia memiliki sumber daya mineral yang sangat besar untuk mendukung pengembangan mobil listrik.
“Kita punya nikel, kita punya kobalt sebagai material penting untuk baterai litium. Bauksit yang bisa diolah menjadi aluminium dan kemudian dapat dimanfaatkan untuk kerangka mobil listrik serta tembaga yang dibutuhkan untuk baterai dan sistem kabel-kabel di mobil listrik,” kata Jokowi.
Jokowi menegaskan, hilirisasi bahan-bahan mentah mineral harus dilakukan agar memberikan nilai tambah yang lebih optimal. Selain itu, menurut Jokowi, Indonesia perlu membangun ekosistem yang kuat untuk menjadi pemain kunci di industri kendaraan listrik. Tanpa adanya ekosistem yang kuat di dalam negeri, Indonesia akan sulit bersaing dengan negara lain.
Jokowi mengatakan, tahun ini menjadi momen penting pengembangan baterai litium untuk kendaraan listrik. Sejumlah investor juga akan memulai pembangunan konstruksi dan siap mengolah nikel serta kobalt menjadi bahan material baterai litium. Jokowi pun yakin bahwa pada 2024, mobil-mobil listrik yang diproduksi di Indonesia telah menggunakan baterai listrik dan komponen-komponen penting lainnya yang diproduksi di Tanah Air.
Jokowi menegaskan, pemerintah akan terus mendorong peningkatan kandungan lokal kendaraan listrik melalui pemberian insentif dan pemangkasan berbagai hambatan regulasi. “Sehingga industri hulu dari kendaraan listrik juga akan tumbuh, yang sekaligus menciptakan lapangan kerja dan bisa menyubstitusi impor,” lanjut dia.
Untuk mendukung ekosistem kendaraan listrik, Adaro Energy melalui PT Adaro Aluminium Indonesia pada akhir Desember 2021 sudah menandatangani surat pernyataan maksud investasi sebesar 728 juta dolar AS untuk membangun smelter aluminium di Kawasan Industri Hijau Indonesia yang sedang dibangun PT Kalimantan Industrial Park Indonesia.
Wakil Presiden Direktur Adaro Energy Ario Rachmat saat itu menjelaskan, langkah tersebut Adaro lakukan sebagai bagian dari transformasi bisnis melalui green initiative. Langkah itu juga Adaro lakukan untuk mendukung pemerintah dalam program energi hijau dan meningkatkan hilirisasi.
Ario berharap keberadaan industri aluminium di Kalimantan Utara dapat mendatangkan investasi lanjutan dan menciptakan lapangan kerja bagi masyarakat.
"Kami optimistis permintaan dunia atas produk aluminium akan terus meningkat, terutama untuk kabel, baterai, dan sasis. Kami juga berharap pada masa mendatang, industri lainnya seperti industri panel surya dan mobil listrik yang membutuhkan aluminium juga bisa diproduksi di sini," kata Ario.
Dalam tahapan proses produksi dan pengembangan selanjutnya, smelter aluminium Adaro akan memanfaatkan energi baru dan terbarukan (EBT) dari pembangkit listrik tenaga air (PLTA) dengan standar konstruksi modern yang ramah lingkungan dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.
Patuh Prokes Selama Ramadhan
Jamaah diminta menghindari kegiatan berkumpul di masjid terlalu lama.
SELENGKAPNYAKPPU Usut 'Pertemuan' Pengusaha Minyak Goreng
KPPU akan mendalami apakah pertemuan pengusaha itu berkaitan dengan perubahan kebijakan pemerintah.
SELENGKAPNYARepublika Raih Empat Penghargaan SPS Award 2022
Tiga penghargaan dari kategori IPMA dan satu penghargaan lain kategori IYRA.
SELENGKAPNYA