Sejumlah armada bus listrik Transjakarta yang terparkir saat peluncurannya di kawasan Monas, Jakarta, Selasa (8/3/2022). Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) meluncurkan 30 unit bus listrik sebagai upaya untuk men | Republika/Putra M. Akbar

Jakarta

Fokus Mengemudi, Momok Utama Pramudi Transjakarta

Kelelahan para pramudi Transjakarta bisa saja terjadi pada waktu-waktu tertentu.

OLEH ZAINUR MAHSIR RAMADHAN

Solihin (63) tahu betul, ada tanggung jawab besar yang dipikulnya bersama para pramudi Transjakarta lainnya. Namun, dia jenuh, setiap hari kini hanya mendengar berita kecelakaan dan kematian di wilayah kerjanya. 

Ia tak mau berdalih soal banyaknya kecelakaan yang melibatkan bus rapid transit (BRT) pertama di Asia Tenggara dan Asia Selatan itu akhir-akhir ini. Namun, dia mengatakan, tak semua pramudi memiliki daya fokus ataupun kondisi yang sama saat mengoperasikan salah satu moda transportasi andalan DKI Jakarta itu.

“Kecelakaan sekarang memang banyak karena kesalahan pramudi,” kata Solihin selepas mengendarai rute Balai Kota-PIK (1A), beberapa waktu lalu.

Kelelahan para pramudi bisa saja terjadi pada waktu-waktu tertentu. Dia mencontohkan, jika seorang pramudi mendapat shift pertama sekitar pukul 05.00 WIB, mereka harus datang ke pool lebih cepat beberapa jam untuk melakukan pengecekan bersama petugas montir yang disiapkan.

Solihin memang tak mengeluh bekerja menjadi pramudi bus yang jalurnya hanya lurus. Namun, dia mengakui, kantuk dan bosan dirasa oleh semua pramudi selama menyetir bus satu shift hingga beberapa jam lamanya.

“Jadi, istirahat, minum kopi, atau peregangan ya pas headway (jeda waktu berjalan antarbus) saja,” kata pramudi yang sudah bekerja sejak lima tahun lalu itu.

photo
Sejumlah penumpang menunggu kedatangan bus Transjakarta di Halte Tosari, Jakarta, Rabu (16/3/2022). PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) kembali membuka kapasitas angkut 100 persen dari sebelumnya dibatasi 70 persen seiring diturunkannya level pemberlakuan PPKM di Ibu Kota dari level 3 menjadi level 2. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

Dia mengatakan, selama masa transisi dari Jokowi ke Ahok, lalu ke Anies sebagai gubernur DKI Jakarta, kecelakaan memang selalu menjadi momok dalam mengemudikan Transjakarta. Dia tak menampik, kecelakaan pada masa manapun memiliki intensitas tersendiri dan sama-sama sering terjadi.

“Namun, tidak ada yang salah dari sistem atau pemerintah. Mungkin itu karena kecerobohan pramudi saja,” kata Solihin yang tinggal di mess pool Cijantung, Pasar Rebo, Jakarta Timur.

Solihin berpendapat, kecerobohan bisa saja terjadi jika pramudi sedang lelah atau stres. Kelelahan pramudi paling terlihat saat peralihan shift. Pekerjaan shift terakhir bisa berlanjut hingga dini hari sekira pukul 02.00 WIB atau 03.00 WIB untuk mengisi bahan bakar bus di pom yang telah ditunjuk.

“Jadi, yang harusnya kelar pas malam, lanjut antar bus dulu ke pool dan isi bahan bakar. Terus bisa lebih capek kalau kebagian shift pagi langsung saat itu,” ujarnya.

Lain Solihin lain Kamal (43). Dia mengatakan, faktor lelah hingga ceroboh memang bisa menjadi penyebab kecelakaan pramudi dalam menjalankan tugas. Namun, dia menilai, hal itu tak bisa diantisipasi saat kondisi pramudi sedang di ujung tanduk. Menurut dia, baik shift satu saat Subuh hingga peralihan shift, ada banyak hal yang bisa terjadi pada para pramudi. "Kecelakaan bisa terjadi di manapun. Tugas kita hati-hati saja biar penumpang selamat," ujar Kamal.

photo
Bus Transjakarta saat akan memasuki Halte Tosari di Jakarta, Rabu (16/3/2022). PT Transportasi Jakarta (Transjakarta) kembali membuka kapasitas angkut 100 persen dari sebelumnya dibatasi 70 persen seiring diturunkannya level pemberlakuan PPKM di Ibu Kota dari level 3 menjadi level 2. Republika/Putra M. Akbar - (Republika/Putra M. Akbar)

Berdasarkan laman data.jakarta.go.id angka kecelakaan bus Transjakarta pada 2014 berjumlah sekitar 770 kecelakaan. Meski sempat turun pada 2015 menjadi 418 kecelakaan, pada 2016 jumlah tersebut naik kembali menjadi 783 kecelakaan.

Meski demikian, selama pemerintahan Anies, kecelakaan Jakarta bisa dikatakan turun. Meskipun, tak ada data resmi yang dikeluarkan setelah 2016.

Dalam rapat terbatas dengan Komisi B DPRD DKI Jakarta pada akhir tahun lalu, Senin (6/12), Direktur Utama Transjakarta Yana Aditya mengatakan, ada 502 kecelakaan selama periode Januari-Oktober 2021 lalu. Jumlah itu berbeda dari klaim kepala Dinas Perhubungan DKI yang menyebut ada 248 kecelakaan yang melibatkan Transjakarta selama kurun waktu yang sama.

Meskipun, ada kecelakaan bus Transjakarta tiga kali dalam sehari. Seperti yang terjadi pada Senin (6/12/2021) lalu, kecelakaan Transjakarta pertama terjadi subuh sekitar pukul 04.30 WIB, lalu pukul 09.10 WIB bus lainnya menabrak beton tembok di Halte Puri Beta 2, dan malam harinya kecelakaan melibatkan pedestrian di Jatipadang, Pasar Minggu. 

Menanggapi banyaknya kecelakaan, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria meminta supaya para operator Transjakarta bisa memberi perhatian lebih pada rekrutmen pramudi atau pengemudi Transjakarta. "Saat rekrutmen pengemudi perlu dipastikan kesehatan serta kemampuannya,” kata Riza.

Direktur Utama PT TransJakarta Mochamad Yana Aditya menyebut, polisilah yang lebih berwenang memberikan kesimpulan karena mereka yang memeriksa kronologi kecelakaan. Menurut dia, manajemennya sejauh ini telah menjalankan beberapa rekomendasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) atas kecelakaan beberapa waktu lalu. 

Ganti Komisaris Utama 

Alih-alih merombak sistem kemudi dan organisasi Transjakarta, perombakan dilakukan Anies dengan menunjuk mantan menteri ESDM Sudirman Said sebagai komisaris utama BUMD DKI Jakarta, Transjakarta menggantikan Jaswandi. "Kami percaya Pak Sudirman Said akan membawa perubahan yang lebih besar serta akan membawa Transjakarta melaju lebih baik lagi," kata Pelaksana Tugas Kepala Divisi Sekretaris Korporasi dan Humas Transjakarta Angelina Betris di Jakarta, pertengahan Maret lalu.

Betris menjelaskan, penunjukan menteri ESDM 2014-2016 itu berdasarkan keputusan para pemegang saham (KPPS) pada RUPSLB di Balai Kota DKI Jakarta. Melihat respons dari Pemprov DKI terkait hal itu, anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta Gilbert Simanjuntak merasa tak aneh dengan banyaknya kecelakaan bus Transjakarta akhir-akhir ini. 

Menurut Gilbert, beberapa faktor terjadinya kecelakaan selain karena operator yang tak berbenah, juga karena Anies sengaja mengangkat petinggi Transjakarta, termasuk komisaris utama, hanya karena kedekatan tanpa pengetahuan transportasi.

“Operator harusnya dicabut. Gubernur juga memilih petinggi Transjakarta, termasuk TGUPP (Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan) dan komisaris karena kedekatan,” kata Gilbert kepada Republika, Kamis (24/3).

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by PT Transportasi Jakarta (pt_transjakarta)

Gerakan “Literasi Umat” merupakan ikhtiar untuk memudahkan masyarakat mengakses informasi. Gerakan bersama untuk menebarkan informasi yang sehat ke masyarakat luas. Oleh karena informasi yang sehat akan membentuk masyarakat yang sehat.

Donasi Literasi Umat

1.800 KK di Tangsel tak Punya Septic Tank

Pemkot Tangsel segera anggarkan pembangunan septic tank untuk warga.

SELENGKAPNYA

Jalur Mudik Disediakan Posko Vaksinasi

Diprediksi kurang lebih 56 juta orang akan mudik pada Lebaran tahun ini.

SELENGKAPNYA